Sabtu, 25 Juli 2009

Laporan Cedera Kepala

LAPORAN PENDAHULUAN

CEDERA KEPALA


  1. PENGERTIAN.


Cedera kepala pada dasarnya dikenal dua macam mekanisme trauma yang mengenai benturan dan guncangan ( Gernadi and Meany, 1996 ).

Berdasarkan GCS maka cedera kepala dapa


t dibagi menjadi 3 gredasi yaitu cedera kepala derajat ringan, bila GCS; 13 -15, cedera kepala derajat sedang, bila GCS; 9 -12, cedera kepala berat bila GCS kurang atau sama dengan 8. Pada penderita yang tidak dapat dilakukan pemeriksan misal oleh karena aphasia, maka reaksi verbal diberi tanda “ X “ atau oleh karena kedua mata edema berat sehingga tidak dapat dinilai reaksi membuka matanya maka reaksi membuka mata diberi nilai “ X “ sedangkan jika penderita dilakukan tracheotomy ataupun dilakukan intubasi maka reaksi verbal diberi nilai “ T “.


  1. Mekanisme Cedera Kepala.

Berdasarkan besarnya gaya dan lamanya gaya yang bakerja pada kepala manusia maka mekanisme menjadi cidera kepala tumpul dapat dibagi menjadi dua :

  1. Statick loading

Gaya langsung bekerja pada kepala, lamanya gaya yang bekerja lambat, lebih dari 200 milli detik. Mekanisme statik loading ini jarang tetapi kerusakan yang terjadi sangat berat mulai daari cidera pada kulit kepala sampai pada kerusakan tulang kepala, jaringan dan pembuluh sarah otak (bajamal A.H. 1999)

  1. Dynamic loading

Gaya yang bekerja pada kepala secara cepat (kurang dari 50 milli detik). Gaya yang bekerja pada kepala dapat secara langsung (impact injury) ataupun gaya tersebut bekerja tidak langsung (accelerated-decelerated injury). Mekanisme cedera dynamic loading ini paling sering terjadi (Bajamal, A.H. 1999)

Impac injury

Gaya langsung bekerja pada kepala. Gaya yang terjadi akan diteruskan ke segala arah. Jika mengenai jaringan akan diserap sebagian dan sebagian lain akan diteruskan. Sedangkan jika mengenai jaringan yang keras akan dipantulkan kembali. Tettapi gaya impact ini dapat juga menyebabkan lesi akselerasi-deselerasi akibat dari impact injuri akan menimbulkan lesi.

Pada cedera kullit kepala (SCALP) meliputi vulnus apertum, eksuriasis, hematome subcutan, subgalea, subperiosteum. Pada tulang atap kepala meliputi praktur stealette, fraktur depresi, praktur basis kranial, meliputi hematum

intrakranial, hematom epidural, hematom subdural, hematom intraseretral, hematom kranial. Kontusio serebri terdiri dari coun

tracoup kontusio, coup kontusio, lesi defuse intrakranial, laserasi serebri yang meliputi komosio serebri, oiffuse axonal injuri (Umar Kasan, 1998)

Lesi akselerasi-deselerasi

Gaya tidak langsung bekerja pada kepala tetapi mengenai bagina tubuh yang lain, tetapi kepala tetap ikut bergerak akibat adanya perbedaan densitas anar tulang kepala dengan densitas yang tinggi dan jaringan otot yang densitas yang lebih rendah, maka terjadi gaya tidak langsung maka tulang kepala akan bergerak lebih dulu sedangkan jaringan otak dan isinya tetap berhenti, pada dasar tengkorak terdapat tonjolan-tonjolan maka akan terjadi gesekan anatera jaringan otak dan tonjolan tulang kepala tersebut akibatnya terjadi lesi intrakranial berupa hematom subdural, hematom intra serebral, hematom intravertikal.kontra coup kontusio. Selain itu gaya akselerasi dan deselarasi akan menyebabkan g

aya tarik atau robekan yang menyebabkan lesi diffuse berupa komosio serebri, diffuse axonal injuri (Umar Kasan. 1998).


  1. ETIOLOGI CIDERA KEPALA

  1. Kecelakaan

  2. Jatuh

  3. Trauma akibat presalinan



  1. PATOFISIOLOGI




Karena adanya kompresi langsung pada otak, sehingga menimbulkan gejala pernapasan abnormal, yaitu :
  • Chyne stoke

  • Hyperventilasi

  • Apneu


Sistem kardiovaskuler

  • Trauma kepala→ perubahan fungsi jantung→kontraksi, edema paru, tekanan vaskuler

  • Perubahan pada syaraf otonom pada fungsi ventrikel :

  • Disritmia

  • Fibrilasi

  • Takikardi

  • Tidka ada stimulus endogen syaraf simpatis→tetapi terjadi penuruna kontraktilitas ventrikel→curah jantung menurun→meningaktkan tahana ventrikel kiri→edema paru


Sistem metabolisme

Trauma kepala →cenderung erjadi retensi Na, air dan hilangnya sejumlah nitrogen

Dalam keadaan stres fisiologis


  • Normal kembali dalam 1-2 hari

  • Pada kedaan lain :



  1. Diagnosa keperawatan


  1. Gangguan perfusi jaringan otak berhubungan dengan edema otak

Tujuan :

  • Mempertahanakan dan memperbaiki tingkat kesadaran fungsi motorik, dengan kriteri :

  • Tanda vital stabil

  • Tidak ada peningkatan tekanan intrakranial

Intervensi :

  • Monitor tanda vital setiap 30 menit

  • Pertahankan posisi kepala sejajar dan tidak menekan

  • Hindarai batuk berlebihan, muntah, mengejan, pertahankan pengukuran urine dan hindari konstipasi yang berkepanjangan

Rasional :

  1. Peningkatan sistolik dan penurunan diastolik serta penurunan tingkat kesadaran dan tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial. Adanya pernapasan yang irreguler indikasi terhadap adanya peningkatan metabolisme sebagai reaksi terhadap infeksi.

  2. Perubahan kepala pada satu sisi dapat menimbulkan penekanan pada vena jugularis dan menghambat aliran darah ke otak, untuk itu dapat meningkatkan tekanan intrakranial

  3. Dapat mencetuskan respon otomatik peningkatan tekanan intrakranial

  1. Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan penurunan kesadaran (sopor-koma) ditandai dengan


Subjektif :

Tujuan :

Kebutuhan dasar pasien dapat terpenuhi secara adekuat, kriteria hasil :

  1. Kebersihan terjaga

  2. Nutrisi terpenuhi sesuai dengan kebutuhan

  3. Oksigen adekuat

Intervensi :

  1. Beri bantuan untuk memenuhi kebersihan diri

  2. Berikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan

  3. Jelaskan pada keluarga tindakan yang dapat dilakukan untuk menjaga lingkungan yang aman dan bersih

  4. Berikan bantuan untuk memenuhi kebersihan dan keamanan lingkungan

Rasional :

  1. Kebersihan perorangan, eleminasi, berpakaian, mandi, membersihkan mata, mulut, kuku dan telinga merupakan kebutuhan dasar akan kenyamanan

  2. Makan dan minummerupakan kebutuhan sehari-hari yang harus dipenuhi untuk menjaga kelangsungan perolehan energi

  3. Keikutsertaan keluarga diperlukan untuk menjaga hubungan pasien-keluarga. Penjelasan perlu agar keluarga dapat memahami peraturan yang ada di ruangan

  4. Lingkungan yang bersih dapat mencegah infeksi dan kecelakaan





  1. Kecemasan keluarga berhubungan dengan keadaan pada pasien

Tujuan :

Kecemasan keluarga dapat berkurang

Kriteria evaluasi :

Ekspresi wajah tidak menunjukkan adanya kecemasan

Keluarga mengerti cara berhubungan dengan pasien

Pengetahunan keluarga mengenai keadaan, pengobatan dan tindakan meningkat

Intervensi :

  1. Berikan penjelasan tentang semua prosedur dan tindakan yang akan dilakukan kepadan pasien

  2. Beri dorongan spiritual untuk keluarga

  3. Bina hubungan saling percaya

Rasional :

  1. Penjelasan akan mengurangi kecemasan akibat ketidaktahuan

  2. Semangat keagamaan dapat mengurangi rasa cemas dalam meningkatkan keimanan dan ketabahan dalam menghadapi krisis

  3. Untuk membina hubungan terapetik keluarga dan perawat




Daftar Pustaka



B Jamal. AH. 1999. Penatalaksanaan Cedera Otak karena Trauma. Pendidikan kedokteran berkelanjutan ilmu bedah syaraf. Surabaya


Cardenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC : Jakarta


Doengoes, M.E. Moorhouse. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. EGC : Jakarta


Umar kasan. 2000. Penanganan cedera Kepala. Simposiom. KABI Tretes.


















ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. P

DENGAN CEDERA KEPALA

RUANG BEDAH RSU RATU ZALECHA MARTAPURA



  1. PENGKAJIAN



  1. IDENTITAS

Identitas pasien


Nama pasien : Tn. P

Alamat : Sekumpul Ujung Gang Banjar Martapura

Umur : 20 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : swasta/buruh bangunan

Tanggal masuk RS : 5 Januari 2008 jam 11.30 WITA

No RMK. : 098029 (ruang Kelas II A)

Tanggal pengkajian : 6 Januari 2008

Diagnosa medis : cedera kepala ringan (trauma kapitis)


Identitas penanggung jawab


Nama : Tn. S

Alamat : Sekumpul Ujung Gang Banjar Martapura

Umur : 55 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Pendidikan : SD

Pekerjaan : swasta/tukang

Hubungan dengan klien : orang tua



B. RIWAYAT KEPERAWATAN


  1. Keluhan Utama : nyeri kepala, pinggang dan dada

  2. Riwayat Penyakit Sekarang : pada tanggal 5 Januari 2008 pasien yang bekerja sebagai buruh bangunan mengalami kecelakaan kerja terjatuh ketika memanjat list plang dengan posisi terduduk. Pasien terjatuh dengan ketinggian 3 meter dari permukaan tanah, oleh teman-temannnya pasien kemudian dibawa ke rumah sakit Ratu Zalecha Martapura.

  3. Riwayat penyakit dahulu

Keluarga pasien mengatakan bahwa sebelumnya pasien tidak pernah dibawa ke RS, pasien hanya pernah mengalami batuk ringan, pilek ringan, sakit gigi dan demam ringan. Biasanya pasien hanya pergi ke Puskemas atau minum obat oral saja.

  1. Riwayat kesehatan keluarga

Menurut keterangan yang di dapat dari keluarga pasien, dalam keluarga mereka tidak mempunyai penyakit keturunan seperti Diabetes Militus, Asma, Hypertensi, dan lain sebagainya.

  1. Riwayat penyakit lainnya

Pasien hanya menggunakan infus pada ekstremitas atas sebelah kanan. Selain itu pasien tidak menggunakan alat bantu lainnya seperti kateter, NGT, dan lainnya.


C. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK LAINNYA (HEAD TO TOE)


1. Keadaan Umum

Pasien dalam keadaan kesadaran penuh (kompos mentis). Tetapi pasien terlihat lemah karena pusing dan kadang-kadang meuntah


2. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 120/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Suhu : 37 o C

Pernapasan : 24 x/menit

GCS : 15

3. Kepala dan leher

Pada kepala terdapat memar (haematom). Pada leher tidak terdapat lesi, pembengkakan maupun nyeri tekan, tidak terdapat pembesaran vena jugularis.

4. Mata (penglihatan)

Tidak ada kelainan Pada mata bagian kiri terdapat memar (haematom)

5. kulit

Warna kulit sawo matang merata si seluruh tubuh. Tidak terdapat masa, pembengkakan maupun lesi. Distribusi rambut merata si seluruh tubuh, turgor kulit baik, yaitu dapat kembali kurang dari 2 detik. Kuku tidak terdapat kelainan, pendek dan sedikit kotor.

6. hidung/penciuman

Keadaan di dalam dan di luar hidung terlihat bersih. Bentuk simetris, gerakan pada septum teratur dan sama besar antara kiri dan kanan. Rambut hidung terlihat teratur. Tidak terdapat lesi/edema, maupun nyeri tekan di dalam dan di luar hidungnya. Tidak terdapat lendir maupun sekresi di dalamnya. Pasien mengatakan bahwa tidak ada masalah dengan penciumnannya.

7. Telinga/pendengaran

Keadaan di dalam maupun di luar telinga terlihat bersih. Bentuk daun telinga simetris, tidak terdapat lesi, edema, pembengkakan maupun nyeri tekan, dan tidka terdapat kotoran/serumen

8. mulut dan kemampuan bicara

Pertumbuhan gigi terlihat lengkap dan teratur. Gigi, gusi dan lidah terlihat bersih. Bibir berwarna merah kecoklatan. Tidak terdapat lesi, edema, pembengkakan maupun nyeri tekan di sekitar dan di dalam mulut. Mukosa berwarna merah muda. Kemampuan bicara pasien lancar dan jelas.

9. dada dan pernapasan

Dada dan sekitarnya terlihat bersih, bentuk simetris, bunyi paru resonan ketika diperkusi dan bunyi napas vesikuler ketika diasukultasi. Tidak terdapat lesi, edema ataupun masa.

10. abdomen

Abdomen terlihat bersih, bentuk simetris, gerakan abdomen pada saat pernapasan baik, yaitu mengempis saat inspirasi dan mengembang pada saat ekspirasi. Perkusi abdomen adalah redup. Bising usus terdengar 12 x/menit

11. genetalia dan sistem reproduksi

Pasien mengatakan bahwa pada daerah genetalianya tidak terdapat lesi, radang maupun masa. Warna kecoklatan/sawo matang, bersih, tidak terdapat nyeri tekan

12. ekstremitas atas dan bawah

Ekstremitas atas dan bawah semetris antara kanan dan kiri, terlihat bersih dan tidak terdapat lesi, masa maupun peradangan. Kekuatan motorik ekstremitas atas bernilai 5 antara kanan dan kirinya, sedangkan pada ekstremitas bawah bernilai 5 antara kanan dan kirinya.



D. KEBUTUHAN FISIK, PSIKOLOGIS DAN SPIRITUAL

(sebelum dan sesudah sakit)


1. Aktifitas dan istirahat

Sebelum kecelakaan pasien mampu melakukan kebutuhan dasarnya (makan, minum, mandi dan sebagainya) serta tetap rutin bekerja. Istirahat/tidur hanya dapat terpenuhi pada malam hari yaitu ± 8 jam/hari.

Setelah kecelakaan pasien manjadi lemah, kebutuhan dasarnya dibantu oleh keluarga, istirahatpun terganggu.

2. nutrisi dan cairan

Sebelum kecelakaan pasien makan teratur 3 x sehari sengan porsi 1 piring nasi, lauk pauk, kebiasaan minum pasien antara 8-10 gelas/hari. Setelah kecelakaan pasien susah makan, minum hanya beberapa gelas saja.

3. personal hygiene

Sebelum kecelakaan pasien selalu menjaga kebersihan dirinya dengan mandi teratur 2 x sehari. Setelah kecelakaan pasien belum pernah mandi hanya menyeka badannya.

4. eleminasi

Sebelum kecelakaan pasien BAB teratur 1 x sehari setiap pagi, BAK antara 3-4 jam sekali, setelah kecelakaan pasien belum BAB, dan BAK 5-6 jam sekali.

5. psikoligis

Sebelumnya pasien tidak pernah menyangka kecelakaan ini terjadi. Setelah dirawat di RS pasien sangat gelisah dan khawatir dengan benturan akibat kecelakaan

6.spiritual

Pasien beragama Islam, sebelum kecelakaan pasien tetap melaksanakan ibadah rutin 5 x sehari walaupun sibuk bekerja. Setelah kecelakaan pasien tidak dapat melaksanakan kegiatan spiritualnya. Pasien hanya berdoa untuk kesembuhannya.


E. DIAGNOSTIK TES/PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. laboratorium

Pemeriksaan

Hasil

Nilai normal

Darah rutin

Hb


Leukosit

LED


Hitung jenis

Basofil

Eusinofil

Stab/batang

Segmen

Limfosit

Monosit


14 gr%


12.300/mm3

30 mm/jam



0 %

2 %

0 %

80 %

18 %

0 %


P : 13.5-18 gr%

W : 12.0-16 gr%

5.000-10.000/mm3

P : 0-10 mm/jam

W : 0-15 mm/jam


0-1 %

1-3 %

2-6 %

50-70 %

20-40 %

2-8 %


2. radiologi

Tanggal : 6 Januari 2009

Thorax : PA corect

  • Tarikan bronchovaskuler normal

  • Kedua apekx pulmo tenang

  • Kedua sinus cf lancip

Kesan :

  • Besar cor normal

  • Tak nampak fraktur


Pelvis :

  • Sruktur dan trabekulasi tulang baik

  • Caput femor terletak di fessa acetabulli

  • Joint space tidak menyempit

  • Tidak tampak diskontimitas

Kesan :

  • Tidak tampak kelainan pada pelvis


F. TERAPI

  • Infus RL : D5 % 20 tpm

  • Cefotaxim injeksi 2x1 amp iv

  • Antrain 1 gr iv

  • Metoklopramide k/p 3x1 amp iv


Terapi akhir

  • Levolin 500 mg 1x1Supramox 500 mg 3 x 1

  • Mefinol 2 x 1





G. ANALISA DATA



No

Data


Etiologi

Masalah

1.






DS : pasien mengatakan nyeri pada pinggang dan kepala


DO : pasien terlihat meringis kesakitan dan memegang-megang kepala dan pinggangnya

Skala nyeri 5 (rentang respon 1-5)


Trauma jaringan sekunder terhadap benturan kepala

Gangguan rasa nyaman/nyeri

2.

DS : pasien mengatakan tidak bisa bergerak/takut bergerak


DO :

  • Pasien terlihat tidak terlalu banyak bergerak

  • Pasien dibantu keluarga dalam beraktifitas

  • Pasien terlihat lemah


Nyeri pada kepala dan pinggang

Kerusakan mobilitas fisik


3.

DS : pasien mengatakan malas makan


DO :

  • Pasien kadang muntah

  • Makanan yang disediakan terlihat masih utuh

  • Pasien terlihat lemah

Perubahan masukan nutrisi / cairan sekunder terhadap trauma

Resiko kurang volume cairan

4.

DS : pasien mengatakan sulit tidur


DO : tidur terlihat gelisah, sambil meringis kesakitan

Nyeri pada kepala dan pinggang


Gangguan pola tidur

5.

DS: pasien mengatakan bahwa ia khawatir dengan prognosis penyakitnya


DO :

  • Pasien sering bertanya tentang prognosis dan pengobatan

  • Muka pasien mengekspresikan kecemasn

Dampak hospitalisasi

Cemas




II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

    1. Gangguan rasa nyaman/nyeri berhubungan dengan trauma jaringan sekunder terhadap benturan kepala

    2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri pada kepala dan pinggang

    3. Resiko kurang volume cairan behubungan dengan perubahan masukan cairan sekunder terhadap trauma

    4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri pada kepala dan pinggang

    5. Ansietas/cemas berhubungan dengan ketidaktahuan mengenai penyakit, prognosis dan pengobatan

    6. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat

III. INTERVENSI KEPERAWATAN


IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


V. EVALUASI (CATATAN PERKEMBANGAN)


No

Hari/tanggal

Diagnosa

Keperawatan

Catatan perkembangan

1.

Selasa

6-1-09

Jam 14.00 WITA
















I

S : pasien mengatakan masih nyeri pada pinggang dan kepala


O :

  • Pasien masih terlihat meringis kesakitan dan memegang-megang kepala dan pinggangnya

  • Skala nyeri 5


A : masalah belum teratasi


P : lanjutkan intervensi


I : intervensi 1.3.4


E : pasien masih merasa nyeri pada pinggang dan kepala

2.


II

S : pasien mengatakan masih takut bergerak


O :

  • Pasien terlihat tidak terlalu banyak bergerak

  • Pasien dibantu keluargadalam beraktifitas


A: masalah belum teratasi


P : pertahankan intervensi


I : intervensi 1.2.3


E : pasien masih takut bergerak









3.


III

S : pasien mengatakan malas makan dan minum


O :

  • pasien kadang muntah

  • Makanan dan minuman yang disediakan terlihat masih utuh


A : masalah belum teratasi


P : lanjutkan intervensi


I : intervensi 1.2.3.4.5


E : pasien sudah makan dan minum serta tidak muntah lagi



4.


IV

S : pasien mengatakan sulit tidur


O : tidur terlihat gelisah dan sambil meringis kesakitan


A : masalah belum teratasi


P : lanjutkan intervensi


I : intervensi 2.3.4


E : pasien masih susah untuk tidur


5.


V

S : pasien merasa khawatir dengan penyakit dan prognosisnya


O :

  • pasien sering bertanya tentang penyakitnya

  • Muka pasien mengekspresikan kecemasan


A : masalah belum teratasi


P : lanjutkan intervensi


I : intervensi 2.3


E : pasien sudah mulai tau tentang prosedur pengobatan dan prognosisnya



6.


VI

S: Pasien menyatakan nafsu makanya sedikit meningkat


O: Dari porsi makan yang disediakan pasien bisa menghabiskan setengah porsi


A: Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi


I : intervensi 1.3


E : pasien sudah mulai meningkat nafsu makannya




Tidak ada komentar:

Penyakit - Diseases

Diabetes
suatu penyakit yang terjadi karena tubuh kekurangan insulin, bisa karena pankreas tidak cukup atau hanya menghasilkan sedikit insulin, atau bisa juga karena sel tubuh melawan insulin yang dihasilkan – tidak bisa dicegah.

Diabetes
an illness that occurs when the body lacks insulin, either because the pancreas does not produce any or only a very small amount, or because the cells in the body are resistant towards the insulin it produces – is preventable.

Penyakit Malarian
adalah salah satu penyakit yang sering menyerang masyarakat Aceh melalui infeksi darah oleh parasit plasmodium.

Malarian Ailment
is one of the common diseases that is found in Aceh. It is a blood infection caused by a parasite called plasmodium.

Tuberkulosis
biasanya ditularkan melalui batuk seseorang. Seseorang biasanya terinfeksi jika mereka menderita sakit paruparu dan terdapat bakteria di dahak mereka.Dahak bercampur darah, batuk berdarah, sesak nafas dan nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, tidak enak badan, berkeringat tanpa ada kegiatan, demam lebih dari satu malam.

Tuberculosis
is usually transmitted from infectious people coughing. People are usually infectious when they have pulmonary disease and thus they have bacteria in their sputum.Sputum mixed with blood, bleeding cough, shortwinded and painful in breathing, weaken body, loss of appetite, loss of weight, nausea, sweating without any activities, fever overnights.

Sahrul Jam


clock-desktop.com

Jika Perasaannya Was2 Jangan Dimainkan Videonya By Sahrul Cau