Sabtu, 25 Juli 2009

KONSEP PENYAKIT TBC

KONSEP PENYAKIT
TUBERKULOSIS PARU ( TBC )

I. PENGERTIAN.
Tuberkulosis paru (TB Paru) adalah penyakit infeksi yang menyerang paru, yang
disebabkan oleh Mycobacterium Tuberkulosis paru sejenis kuman yang berbentuk
batang dengan sifat yang tahan asam.

II. ETIOLOGI.
Penyebabnya adalah kuman microorganisme yaitu mycobacterium tuberkulosis
dengan ukuran panjang 1 – 4 um dan tebal 1,3 – 0,6 um, termasuk golongan bakteri
aerob gram positif serta tahan asam atau basil tahan asam.

III. PATOFISIOLOGI.
Penularan terjadi karena kuman dibatukan atau dibersinkan keluar menjadi droflet
nuklei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1 – 2
jam, tergantung ada atau tidaknya sinar ultra violet. dan ventilasi yang baik dan
kelembaban. Dalam suasana yang gelap dan lembab kuman dapat bertahan sampai
berhari – hari bahkan berbulan, bila partikel infeksi ini terhisap oleh orang yang sehat
akan menempel pada alveoli kemudian partikel ini akan berkembang bisa sampai
puncak apeks paru ssebelah kanan atau kiri dan dapat pula keduanya dengan melewati
pembuluh linfe, basil berpindah kebagian paru – paru yang lain atau jaringan tubuh
yang lain.
Setelah itu infeksi akan menyebar melalui sirkulasi, yang pertama terangsang adalah
limfokinase, yaitu akan dibentuk lebih banyak untuk merangsang macrofage,
berkurang tidaknya jumlah kuman tergantung pada jumlah macrofage. Karena
fungsinya adalah membunuh kuman / basil apabila proses ini berhasil & macrofage
lebih banyak maka klien akan sembuh dan daya tahan tubuhnya akan meningkat.
Tetapi apabila kekebalan tubuhnya menurun maka kuman tadi akan bersarang
didalam jaringan paru-paru dengan membentuk tuberkel ( biji – biji kecil sebesar
kepala jarum ).
Tuberkel lama kelamaan akan bertambah besar dan bergabung menjadi satu dan
lama-lama timbul perkejuan ditempat tersebut.apabila jaringan yang nekrosis
dikeluarkan saat penderita batuk yang menyebabkan pembuluh darah pecah, maka
klien akan batuk darah ( hemaptoe ).

IV. TANDA DAN GEJALA.
Tanda dan gejala pada klien secara obyektif adalah :
1. Keadaan postur tubuh klien yang tampak etrangkat kedua bahunya.
2. BB klien biasanya menurun; agak kurus.
3. Demam, dengan suhu tubuh bisa mencapai 40 - 41° C.
4. Batu lama, > 1 bulan atau adanya batuk kronis.
5. Batuk yang kadang disertai hemaptoe.
6. Sesak nafas.
7. Nyeri dada.
8. Malaise, ( anorexia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot, berkeringat
pada malam hari ).

V. THERAPI / PENGOBATAN.
 Ada 2 sifat dari penatalksanaan pengobatan TB paru :
1. Aktivitas Baktrisid.
Sifat kuman membunuh aktivitas baktrisid biasanya diukur dari kecepatan obat
tersebut membunuh, sehingga pada pembiakan akan didapatkan hasil yang
negative atau 2 bulan dari pengobatan awal.
2. Aktivitas Sterilisasi.
Sifat membunuh kuman yang pertumbuhannya lambat ( metabolisme kurang
aktif ). Aktivitas sterilisasi diukur daria angka kekambuhan setelah pengobatan
yang ditentukan.
 Dalam pengobatan TB paru dibagi 2 bagian
1. Jangka pendek.
Dengan tata cara pengobatan ; setiap hari dengan jangka waktu 1 – 3 bulan.
 Streptomisin inj 750 mg.
 Pas 10 mg.
 Ethambutol 1000 mg.
 Isoniazid 400 mg.
Kemudian dilanjutkan dengan jangka panjang, tata cara pengobatannya adalah
setiap 2 x seminggu, selama 13 – 18 bulan, tetapi setelah perkembangan
pengobatan ditemukan terapi.
Therapi TB paru dapat dilakkukan dengan minum obat saja, obat yang diberikan
dengan jenis ;
 INH.
 Rifampicin.
 Ethambutol.
Dengan fase selama 2 x seminggu, dengan lama pengobatan kesembuhan menjadi
6-9 bulan.
2. Dengan menggunakan obat program TB paru kombipack bila ditemukan dala
pemeriksan sputum BTA ( + ) dengan kombinasi obat ;
 Rifampicin.
 Isoniazid ( INH ).
 Ethambutol.
 Pyridoxin ( B 6 ).


KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN TB PARU
PENGKAJIAN.
1. Aktivitas / istirahat.
Gejala : · Kelelahan umum dan kelemahan.
· Nafas pendek karena bekerja.
· Kesulitan tidur pada malam atau demam pada malam
hari, menggigil dan atau berkeringat.
· Mimpi buruk.
Tanda : · Takhikardi, tachipnoe, / dispnoe pada kerja.
· Kelelahan otot, nyeri dan sesak ( pada tahap lanjut ).

2. Integritas Ego.
Gejala : · Adanya faktor stres lama.
· Masalah keuanagan, rumah.
· Perasaan tak berdaya / tak ada harapan.
· Populasi budaya.
Tanda : · Menyangkal. (khususnya selama tahap dini)
· Ancietas, ketakutan, mudah tersinggung.

3. Makanan / cairan.
Gejala : · Anorexia.
· Tidak dapat mencerna.
· Penurunan BB.
Tanda : · Turgor kulit buruk.
· Kehilangan lemak subkutan pada otot.

4. Nyeri / kenyamanan.
Gejala : · Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Tanda : · Berhati-hati pada area yang sakit.
· Perilaku distraksi, gelisah.

5. Pernafasan.
Gejala : · Batuk produktif atau tidak produktif.
· Nafas pendek.
· Riwayat tuberkulosis / terpajan pada individu terinjeksi.
Tanda : · Peningkatan frekuensi nafas.
· Pengembangan pernafasan tak simetris.
· Perkusi dan penurunan fremitus vokal, bunyi nafas
menurun tak secara bilateral atau unilateral (effusi
pleura / pneomothorax) bunyi nafas tubuler dan / atau
bisikan pektoral diatas lesi luas, krekels tercatat diatas
apeks paru selam inspirasi cepat setelah batuk pendek
(krekels – posttusic).
· Karakteristik sputum ; hijau purulen,mukoid kuning
atau bercampur darah.
· Deviasi trakeal ( penyebaran bronkogenik ).
· Tak perhatian, mudah terangsang yang nyata, perubahan
mental ( tahap lanjut ).

6. Keamanan.
Gejala : · Adanya kondisi penekana imun, contoh ; AIDS,
kanker, tes HIV positif (+)
Tanda : · Demam rendah atau sakit panas akut.

7. Interaksi sosial.
Gejala : · Perasaan isolasi / penolakan karena penyakit menular.
· Perubahan pola biasa dalam tangguang jaawab /
perubahan kapasitas fisik untuk melaksankan peran.

8. Penyuluhan / pembelajaran.
Gejala : · Riwayat keluarga TB.
· Ketidakmampuan umum / status kesehatan buruk.
· Gagal untuk membaik / kambuhnya TB.
· Tidak berpartisipasi dalam therapy.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.
1. Kultur sputum : positif untuk mycobakterium pada tahap akhir penyakit.

2. Ziehl Neelsen : (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan
darah) positif untuk basil asam cepat.

3. Test kulit : (PPD, Mantoux, potongan vollmer) ; reaksi positif (area durasi 10
mm) terjadi 48 – 72 jam setelah injeksi intra dermal. Antigen menunjukan infeksi
masa lalu dan adanya anti body tetapi tidak secara berarti menunjukan penyakit
aktif. Reaksi bermakna pada pasien yang secara klinik sakit berarti bahwa TB
aktif tidak dapat diturunkan atau infeksi disebabkan oleh mycobacterium yang
berbeda.

4. Elisa / Western Blot : dapat menyatakan adanya HIV.

5. Foto thorax ; dapat menunjukan infiltrsi lesi awal pada area paru atas, simpanan
kalsium lesi sembuh primer atau efusi cairan, perubahan menunjukan lebih luas
TB dapat masuk rongga area fibrosa.

6. Histologi atau kultur jaringan ( termasuk pembersihan gaster ; urien dan cairan
serebrospinal, biopsi kulit ) positif untuk mycobakterium tubrerkulosis.

7. Biopsi jarum pada jarinagn paru ; positif untuk granula TB ; adanya sel raksasa
menunjukan nekrosis.

8. Elektrosit, dapat tidak normal tergantung lokasi dan bertanya infeksi ; ex
;Hyponaremia, karena retensi air tidak normal, didapat pada TB paru luas. GDA
dapat tidak normal tergantung lokasi, berat dan kerusakan sisa pada paru.

9. Pemeriksaan fungsi pada paru ; penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang
mati, peningkatan rasio udara resido dan kapasitas paru total dan penurunan
saturasi oksigen sekunder terhadap infiltrasi parenkhim / fibrosis, kehilangan
jaringan paru dan penyakit pleural ( TB paru kronis luas )

DIAGNOSA KEPERAWATAN.
1. Bersihan jalan nafas tak efektif, berhubungkan dengan ;
· Sekret kental / sekret darah.
· Kelemahan, upaya batuk buruk.
· Edema tracheal / faringeal.
Dapat ditandai dengan ;
· Frekuensi pernafasan, irama, kedalaman tak normal.
· Bunyi nafas tak normal, ( ronchi, mengi ) stridor.
· Dispnoe.
Rencana jangka pendek :
· membersihkan nafas pasien.
· mengeluarkan sekret tanpa bantuan.
Rencana jangka panjang : Menunjukan perilaku untuk memperbaiki /
mempertahankan bersihan jalan nafas.
 Rencana keperawatan.
1. Kaji fungsi pernafasan, contoh bunyi nafas, kecepatan, irama dan kedalaman
serta penggunaan otot aksesori.
2. Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa / batuk efektif, catat karakter,
jumlah sputum dan adanya hemoptisis.
3. Berikan pasien posisi semi atau fowler tinggi, bantu pasien untuk latihan nafas
dalam.
4. Bersihkan sekret dari mulut dan trakea ; pengisapan sesuai denagn keperluan.
 Rasionalisasi
1. Penurunan bunyi nafas dapat menunjukan atelektasis, ronchi, mengi,
menunjukan akumulasi sekret / ketidakmampuan untuk membersihkan jalan
nafas yang dapat menimbulkan pengguanaan otot aksesori pernafasan dan
peningkatan kerja pernafasan.
2. Pengeluaran sulit bila sekret sangat tebal ( misalnya ; efek infeksi dan atau
tidak adekuat hydrasi ) sputum berdarah kental atau darah cerah diakibatkan
oleh kerusakan ( kapitasi ) paru atau luka bronkial, dan dapat memerlukan
evaluasi / intervensi lanjut.
3. Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya
pernafasan, ventilasi meksimal membuka area atelektasis dan meningkatkan
gerakan sekret kedalam jalan nafas besar untuk dikeluarkan.
4. Mencegah obstruksi / aspirasi, penghisapan dapat diperlukan bila pasien tidak
mampu mengeluarkan sekret.

2. Pertukaran gas, kerusakan, resiko tinggi. Faktor resiko dapat meliputi :
· Penurunan permukaan efektif, atelektasis.
· Kerusakan membran alveolar kapiler.
· Sekret kental, tebal.
· Edema bronchial.
Rencana jangka pendek : Menunjukan perbaikan ventilasi dan oksigenisasi jaringan
adekuat dengan GDA dalam rentang normal.
Rencana jangka panjang : Bebas dari gejala distres pernafasan.
 Rencana tindakan.
1. Kaji diespnoe, tachipnoe, tak normal / menurunnya bunyi nafas, peningkatan
upaya pernapasan, terbatasnya ekspansi dinding dada & kelemahan.
2. Evaluasi perubahan pada tingkat kesadaran, catat sianosis dan / atau
perubahan pada warna kulit, termasuk membran mukosa dan kuku.
3. Tunjukan / dorong bernafas bibir selama ekhalasi, khususnya untuk pasien
dengan fibrosis atau kerusakan parenkhim.
4. Tingkatkan tirah baring / batasi aktivitas dan bantu aktivitas perawatan diri
sesuai dengan keperluan.
 Rasionalisasi.
1. TB paru menyebabkan efek luas pada paru dari bagian kecil broncho
pneomonia sampai inflamasi difus luas, necrosis, effusi pleural dan fibrosis
luas, efek pernafasan dapat dari ringan sampai diespnoe berat sampai diestres
pernafasan.
2. Akumulasi sekret / pengaruh jalan nafas dapat mengganggu oksigenisasi organ
vital dan jaringan.
3. Membuat tahanan melawan udara luar, untuk mencegah kolaps / penyempitan
jalan nafas, sehingga membantu menyebarkan udara melalui paru dan
menghilangkan / menurunkan nafas pendek.
4. Menurunkan konsumsi O2 / kebutuhan selama periode penurunan pernafasan
dapat menurunkan beratnya gejala.

3. Infeksi, resiko tinggi ( penyebaran / aktivitas ulang ). Faktor resiko meliputi :
· Pertahanan primer tak adekuat, penurunan kerja silia / statis sekret.
· Kerusakan jaringan / tambahan infeksi.
· Penurunan pertahanan / penekanan proses imflamasi.
· Malnutrisi.
· Terpajan lingkungan.
· Kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan patogen.
Tujuan jangka pendek : Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah / menurunkan
resiko penyebaran infeksi.
Tujuan jangka panjang : Menunjukan tehnik / melakukan perubahan pola hidup
untuk meningkatkan lingkungan yang aman.
 Rencana tindakan.
1. Kaji patologi / penyakit ( aktif / tak aktif diseminasi infeksi melai bronchus
untuk membatasi jaringan jaringan atau melalui aliran darah / sistem limfatik )
dan potensial penyebaran melalui droplet udara selama batuk, bersin, meludah,
bicara, dll.
2. Identifikasi orang lain yang beresiko, contoh anggota rumah, anggota, sahabat
karib / teman.
3. Anjurkan pasien untuk batuk / bersin dan mengeluarkan pada tissue &
menghindari meludah di tempat umum serta tehnik mencuci tangan yang
tepat.

4. Kaji tindakan kontrol infeksi sementara, contohnya masker.
 Rasionalisasi.
1. Membantu pasien menyadari / menerima perlunya mematuhi
programpengobatan untuk mencegah pengaktifan berulang / komplikasi.
Pemahaman begaiman penyakit disebarkan & kesadaran kemungkinan
tranmisi membantu pasien / orang terdekat mengambil langkah untuk
mencegah infeksi ke orang lain.
2. Orang – orang yang terpajan ini perlu program therapy obat untuk mencegah
penyebaran infeksi.
3. Perilaku yng diperlukan untuk mencegah penyebaran infeksi dapat membantu
menurunkan rasa terisolir pasien & membuang stigma sosial sehubungan
dengan penyakit menular.

DAFTAR PUSTAKA
Doenges. E. Marylin. 1992.Nursing Care Plan. EGC. Jakarta.
Pearce. C. Evelyn. 1990.Anatomi dan Fisiologi untuk paramedis. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Penyakit - Diseases

Diabetes
suatu penyakit yang terjadi karena tubuh kekurangan insulin, bisa karena pankreas tidak cukup atau hanya menghasilkan sedikit insulin, atau bisa juga karena sel tubuh melawan insulin yang dihasilkan – tidak bisa dicegah.

Diabetes
an illness that occurs when the body lacks insulin, either because the pancreas does not produce any or only a very small amount, or because the cells in the body are resistant towards the insulin it produces – is preventable.

Penyakit Malarian
adalah salah satu penyakit yang sering menyerang masyarakat Aceh melalui infeksi darah oleh parasit plasmodium.

Malarian Ailment
is one of the common diseases that is found in Aceh. It is a blood infection caused by a parasite called plasmodium.

Tuberkulosis
biasanya ditularkan melalui batuk seseorang. Seseorang biasanya terinfeksi jika mereka menderita sakit paruparu dan terdapat bakteria di dahak mereka.Dahak bercampur darah, batuk berdarah, sesak nafas dan nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, tidak enak badan, berkeringat tanpa ada kegiatan, demam lebih dari satu malam.

Tuberculosis
is usually transmitted from infectious people coughing. People are usually infectious when they have pulmonary disease and thus they have bacteria in their sputum.Sputum mixed with blood, bleeding cough, shortwinded and painful in breathing, weaken body, loss of appetite, loss of weight, nausea, sweating without any activities, fever overnights.

Sahrul Jam


clock-desktop.com

Jika Perasaannya Was2 Jangan Dimainkan Videonya By Sahrul Cau