Minggu, 02 Agustus 2009

Melanoma Koroid

Organ Lainnya

DEFINISI
Melanoma Koroid adalah tumor pada lapisan koroid mata.
Melanoma maligna pada koroid merupakan kanker mata yang paling sering ditemukan.

PENYEBAB
Melanoma merupakan jenis kanker yang sangat agresif dan bisa cepat menyebar.
Melanoma bisa disebabkan oleh pemaparan sinar matahari yang berlebihan.

Yang paling sering terkena adalah orang-orang yang berkulit terang dan bermata biru.
Mata bisa merupakan organ tumor yang utama atau mungkin juga kanker berasal dari organ tubuh lainnya.

GEJALA
Pada stadium awal, melanoma biasanya tidak menyebabkan gangguan penglihatan, tetapi pada akhirnya tumor bisa menyebabkan ablasio retina dan gangguan penglihatan.

Gejala lainnya yang mungkin terjadi adalah:
- mata merah dan nyeri
- luka kecil pada iris atau konjungtiva
- perubahan warna iris
- gangguan penglihatan pada salah satu mata
- mata menonjol.
Atau mungkin juga tidak ada gejala sama sekali.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala atau hasil pemeriksaan mata dengan menggunakan oftalmoskop.

Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
- USG mata
- CT scan tulang tengkorak
- MRI kepala.

PENGOBATAN
Jika berukuran kecil, tumor bisa diatasi dengan laser atau terapi penyinaran.

Jika tumor berukuran besar, mata harus diangkat. Jika mata tidak diangkat, tumor bisa menyebar ke rongga mata (orbita) dan ke organ lainnya (melalui pembuluh darah), menyebabkan kematian.

Jika tumor telah menyebar, dilakukan kemoterapi.

PENCEGAHAN
Untuk mengurangi pemaparan sinar matahari, hendaknya gunakan kaca mata hitam jika berada di luar rumah/ruangan.

Kanker Tiroid

Organ Lainnya

DEFINISI
Kanker tiroid adalah suatu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe ; papiler, folikuler, anaplastik atau meduler.

Kanker jarang menyebabkan pembesaran kelenjar, lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) di dalam kelenjar.
Sebagian besar nodul tiroid bersifat jinak dan biasanya kanker tiroid bisa disembuhkan.

Kanker tiroid seringkali membatasi kemampuan menyerap yodium dan membatasi kemampuan menghasilkan hormon tiroid; tetapi kadang kanker menghasilkan cukup banyak hormon tiroid sehingga terjadi hipertiroidisme.

Nodul tiroid cenderung bersifat ganas jika:
- hanya ditemukan satu
- skening tiroid menunjukkan bahwa nodul tidak berfungsi
- nodulnya padat dan isinya bukan cairan (kistik)
- nodulnya keras
- pertumbuhannya cepat.


KANKER PAPILER

60-70% dari kanker tiroid adalah kanker papiler.
2-3 kali lebih sering terjadi pada wanita.

Kanker papiler lebih sering ditemukan pada orang muda, tetapi pada usia lanjut kanker ini lebih cepat tumbuh dan menyebar.
Resiko tinggi terjadinya kanker papiler ditemukan pada orang yang pernah menjalani terapi penyinaran di leher.

Kanker ini diatasi dengan tindakan pembedahan, yang kadang melibatkan pengangkatan kelenjar getah bening di sekitarnya.
Nodul dengan diameter lebih kecil dari 1,9 cm diangkat bersamaan dengan kelenjar tiroid di sekitarnya, meskipun beberapa ahli menganjurkan untuk mengangkat seluruh kelenjar tiroid.
Pembedahan hampir selalu bisa menyembuhkan kanker ini.

Diberikan hormon tiroid dalam dosis yang cukup untuk menekan pelepasan TSH dan membantu mencegah kekambuhan.

Jika nodulnya lebih besar, maka biasanya dilakukan pengangkatan sebagian besar atau seluruh kelenjar tiroid dan seringkali diberikan yodium radioaktif, dengan harapan bahwa jaringan tiroid yang tersisa atau kanker yang telah menyebar akan menyerapnya dan hancur.
Dosis yodium radioaktif lainnya mungkin diperlukan untuk memastikan bahwa keseluruhan kanker telah dihancurkan.
Kanker papiler hampir selalu dapat disembuhkan.


KANKER FOLIKULER

15% dari kanker tiroid adalah kanker folikuler.
Kanker folikuler juga lebih sering ditemukan pada wanita.

Kanker folikuler cenderung menyebar melalui aliran darah, menyebarkan sel-sel kanker ke berbagai organ tubuh.

Pengobatan untuk kanker ini adalah pengangkatan sebanyak mungkin kelenjar tiroid dan pemberian yodium radioaktif untuk menghancurkan jaringan maupun sel kanker yang tersisa.


KANKER ANAPLASTIK

Kurang dari 10% kanker tiroid merupakan kanker anaplastik.
Kanker ini paling sering ditemukan pda wanita usia lanjut.

Kanker anaplastik tumbuh sangat cepat dan biasanya menyebabkan benjolan yang besar di leher.
Sekitar 80% penderita meninggal dalam waktu 1 tahun.

Pemberian yodium radioaktif tidak berguna karena kanker tidak menyerap yodium radioaktif.
Pemberian obat anti kanker dan terapi penyinaran sebelum dan setelah pembedahan memberikan hasil yang cukup memuaskan.


KANKER MEDULER

Pada kanker meduler, kelenjar tiroid menghasilkan sejumlah besar kalsitonin (hormon yang dihasilkan oleh sel-sel tiroid tertentu).
Karena juga bisa menghasilkan hormon lainnya, maka kanker ini menyebabkan gejala-gejala yang tidak biasa.

Kanker cenderung menyebar melalu sistem getah bening ke kelenjar getah bening dan melalui darah ke hati, paru-paru dan tulang.

Pada sindroma neoplasia endokrin multipel, kanker meduler bisa terjadi bersamaan dengan kanker endokrin lainnya.

Pengobatannya meliputi pengangkatan seluruh kelenjar tiroid.
Lebih dari 2/3 penderita kanker meduler yang merupakan bagian dari sindroma neoplasia endokrin multipel, bertahan hidup 10 tahun; jika kanker meduler berdiri sendiri, maka angka harapan hidup penderitanya tidak sebaik itu.

Kadang kanker ini diturunkan, karena itu seseorang yang memiliki hubungan darah dengan penderita kanker meduler, sebaiknya menjalai penyaringan untuk kelainan genetik. Jika hasilnya negatif, maka hampir dapat dipastikan orang tersebut tidak akan menderita kanker meduler. Jika hasilnya positif, maka dia akan menderita kanker meduler; sehingga harus dipertimbangkan untuk menjalani pengangkatan tiroid meskipun gejalanya belum timbul dan kadar kalsitonin darah belum meningkat.
Kadar kalsitonin yang tinggi atau peningkatan kadar kalsitonin yang berlebihan setelah dilakukan tes perangsangan, juga membantu dalam meramalkan apakah seseorang akan menderita kanker meduler.

PENYEBAB
Kanker tiroid lebih sering ditemukan pada orang-orang yang pernah menjalani terapi penyinaran di kepala, leher maupun dada.

Faktor resiko lainnya adalah adanya riwayat keluarga yang menderita kanker tiroid dan gondok menahun.

GEJALA
Terdapat pembesaran kelenjar tiroid atau pembengkakan leher.

Suara penderita berubah atau menjadi serak.

Bisa terjadi batuk atau batuk berdarah, serta diare atau sembelit.

DIAGNOSA
Pertanda awal dari kanker tiroid biasanya adalah benjolan yang tidak terasa nyeri di leher.

Skening tiroid bisa menentukan apakah nodulnya berfungsi atau tidak, karena nodul yang tidak berfungsi cenderung bersifat ganas.

Pemeriksaan USG bisa membantu menentukan apakah nodulnya padat atau berisi cairan.

Contoh nodul biasanya diambil dengan jarum untuk keperluan biopsi.
Biopsi merupakan cara terbaik untuk menentukan apakah nodulnya jinak atau ganas.

Kanker Tulang Primer

Organ Lainnya

DEFINISI
Terdapat 2 macam kanker tulang:
  1. Kanker tulang metastatik atau kanker tulang sekunder : kanker dari organ lain yang menyebar ke tulang, jadi kankernya bukan berasal dari tulang.
    Contohnya adalah kanker paru yang menyebar ke tulang, dimana sel-sel kankernya menyerupai sel paru dan bukan merupakan sel tulang.
  2. Kanker tulang primer : merupakan kanker yang berasal dari tulang.
    Yang termasuk ke dalam kanker tulang primer adalah:
    - Mieloma multipel
    - Osteosarkoma
    - Fibrosarkoma & Histiositoma Fibrosa Maligna
    - Kondrosarkoma
    - Tumor Ewing
    - Limfoma Tulang Maligna.
MIELOMA MULTIPEL

Mieloma Multipel merupakan kanker tulang primer yang paling sering ditemukan, yang berasal dari sel sumsum tulang yang menghasilkan sel darah.
Umumnya terjadi pada orang dewasa.

Tumor ini dapat mengenai satu atau lebih tulang sehingga nyeri dapat muncul pada satu tempat atau lebih.
Pengobatannya rumit, yaitu meliputi kemoterapi, terapi penyinaran dan pembedahan.


OSTEOSARKOMA

Osteosarkoma (Sarkoma Osteogenik) adalah tumor tulang ganas, yang biasanya berhubungan dengan periode kecepatan pertumbuhan pada masa remaja.

Osteosarkoma merupakan tumor ganas yang paling sering ditemukan pada anak-anak. Rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada umur 15 tahun.
Angka kejadian pada anak laki-laki dan anak perempuan adalah sama, tetapi pada akhir masa remaja penyakit ini lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki.

Penyebab yang pasti tidak diketahui. Bukti-bukti mendukung bahwa osteosarkoma merupakan penyakit yang diturunkan.

Osteosarkoma cenderung tumbuh di tulang paha (ujung bawah), tulang lengan atas (ujung atas) dan tulang kering (ujung atas).
Ujung tulang-tulang tersebut merupakan daerah dimana terjadi perubahan dan kecepatan pertumbuhan yang terbesar. Meskipun demikian, osteosarkoma juga bisa tumbuh di tulang lainnya.

Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri. Sejalan dengan pertumbuhan tumor, juga bisa terjadi pembengkakan dan pergerakan yang terbatas.
Tumor di tungkai menyebabkan penderita berjalan timpang, sedangkan tumor di lengan menimbulkan nyeri ketika lengan dipakai untuk mengangkat sesuatu benda.
Pembengkakan pada tumor mungkin teraba hangat dan agak memerah.

Tanda awal dari penyakit ini bisa merupakan patah tulang karena tumor bisa menyebabkan tulang menjadi lemah. Patah tulang di tempat tumbuhnya tumor disebut fraktur patologis dan seringkali terjadi setelah suatu gerakan rutin.

Pemeriksaan yang biasa dilakukan:

  • Rontgen tulang yang terkena
  • CT scan tulang yang terkena
  • Pemeriksaan darah (termasuk kimia serum)
  • CT scan dada untuk melihat adanya penyebaran ke paru-paru
  • Biopsi terbuka
  • Skening tulang untuk melihat penyebaran tumor.

    Sebelum dilakukan pembedahan, diberikan kemoterapi yang biasanya akan menyebabkan tumor mengecil.
    Kemoterapi juga penting karena akan membunuh setiap sel tumor yang sudah mulai menyebar.

    Kemoterapi yang biasa diberikan:
    - Metotreksat dosis tinggi dengan leukovorin
    - Doxorubicin (adriamisin)
    - Cisplatin
    - Cyclophosphamide (sitoksan)
    - Bleomycin.

    Jika belum terjadi penyebaran ke paru-paru, maka angka harapan hidup mencapai 60%.
    Sekitar 75% penderita bertahan hidup sampai 5 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis.

    Osteosarkoma


    FIBROSARKOMA & HISTIOSITOMA FIBROSA MALIGNA

    Kanker ini biasanya berasal dari jaringan lunak (jaringan ikat selain tulang, yaitu ligamen, tendo, lemak dan otot) dan jarang berawal dari tulang.
    Kanker ini biasanya ditemukan pada usia lanjut dan usia pertengahan.
    Tulang yang paling sering terkena adalah tulang pada tungkai, lengan dan rahang.

    Fibrosarkoma dan Histiositoma Fibrosa Maligna mirip dengan osteosarkoma dalam bentuk, lokasi dan gejala-gejalanya. Pengobatannya juga sama.


    KONDROSARKOMA

    Kondrosarkoma adalah tumor yang terdiri dari sel-sel kartilago (tulang rawan) yang ganas.
    Kebanyakan kondrosarkoma tumbuh lambat atau merupakan tumor derajat rendah, yang sering dapat disembuhkan dengan pembedahan. Tetapi, beberapa diantaranya adalah tumor derajat tinggi yang cenderung untuk menyebar.
    Untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan biopsi.

    Kondrosarkoma harus diangkat seluruhnya melalui pembedahan karena tidak bereaksi terhadap kemoterapi maupun terapi penyinaran. Amputasi tungkai atau lengan jarang diperlukan. Jika tumor diangkat seluruhnya, lebih dari 75% penderita bertahan hidup.


    TUMOR EWING

    Tumor Ewing (Sarkoma Ewing) muncul pada masa pubertas, dimana tulang tumbuh sangat cepat. Jarang ditemukan pada anak yang berumur kurang dari 10 tahun dan hampir tidak pernah ditemukan pada anak-anak Afro-Amerika.

    Tumor bisa tumbuh di bagian tubuh manapun, paling sering di tulang panjang anggota gerak, panggul atau dada.
    Tumor juga bisa tumbuh di tulang tengkorak atau tulang pipih lainnya.

    Gejala yang paling sering dikeluhkan adalah nyeri dan kadang pembengkakan di bagian tulang yang terkena. Penderita juga mungkin mengalami demam.

    Tumor mudah menyebar, seringkali menyebar ke paru-paru dan tulang lainnya.
    Pada saat terdiagnosis, penyebaran telah terjadi hampir pada 30% penderita.

    Jika diduga suatu tumor, maka biasanya dilakukan pemeriksaan untuk menentukan lokasi dan penyebaran tumor:
  • Rontgen tulang kerangka tubuh
  • Rontgen dada
  • CT scan dada
  • Skening tulang
  • Biopsi tumor.

    Pengobatan seringkali merupakan kombinasi dari:
  • Kemoterapi (siklofosfamid, vinkristin, daktinomisin, doksorubisin, ifosfamid, etoposid)
  • Terapi penyinaran tumor
  • Terapi pembedahan untuk mengangkat tumor.
    Prognosis tergantung kepada lokasi dan penyebaran tumor.


    LIMFOMA TULANG MALIGNA

    Limfoma Tulang Maligna (Sarkoma Sel Retikulum) biasanya timbul pada usia 40- 50 tahun.
    Bisa berasal dari tulang manapun atau berasal dari tempat lain di tubuh kemudian menyebar ke tulang.
    Biasanya tumor ini menimbulkan nyeri dan pembengkakan, dan tulang yang rusak lebih mudah patah.

    Pengobatan terdiri dari kombinasi kemoterapi dan terapi penyinaran, yang sama efektifnya dengan pengangkatan tumor. Amputasi jarang diperlukan.
  • Kanker Paru

    Organ Lainnya

    DEFINISI
    Sebagian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru; tetapi kanker paru-paru bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru.

    Kanker paru-paru merupakan kanker yang paling sering terjadi, baik pada pria maupun wanita.
    Kanker paru-paru juga merupakan penyebab utama dari kematian akibat kanker.

    Jenis Kanker Paru-paru

    Lebih dari 90% kanker paru-paru berawal dari bronki (saluran udara besar yang masuk ke paru-paru), kanker ini disebut karsinoma bronkogenik, yang terdiri dari:
  • Karsinoma sel skuamosa
  • Karsinoma sel kecil atau karsinoma sel gandum
  • Karsinoma sel besar
  • Adenokarsinoma.

    Karsinoma sel alveolar berasal dari kantong udara (alveoli) di paru-paru. Kanker ini bisa merupakan pertumbuhan tunggal, tetapi seringkali menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru.

    Tumor paru-paru yang lebih jarang terjadi adalah:
  • Adenoma (bisa ganas atau jinak)
  • Hamartoma kondromatous (jinak)
  • Sarkoma (ganas)

    Limfoma merupakan kanker dari sistem getah bening, yang bisa berasal dari paru-paru atau merupakan penyebaran dari organ lain.
    Banyak kanker yang berasal dari tempat lain menyebar ke paru-paru. Biasanya kanker ini berasal dari payudara, usus besar, prostat, ginjal, tiroid, lambung, leher rahim, rektum, buah zakar, tulang dan kulit.

    Adenokarsinoma paru Adenokarsinoma Sel Skuamosa

  • PENYEBAB
    Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru-paru pada pria dan sekitar 70% pada wanita.
    Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin besar resiko untuk menderita kanker paru-paru.

    Hanya sebagian kecil kanker paru-paru (sekitar 10%-15% pada pria dan 5% pada wanita) yang disebabkan oleh zat yang ditemui atau terhirup di tempat bekerja.
    Bekerja dengan asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga merokok.

    Peranan polusi uadara sebagai penyebab kanker paru-paru masih belum jelas.
    Beberapa kasus terjadi karena adanya pemaparan oleh gas radon di rumah tangga.

    Kadang kanker paru (terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel alveolar) terjadi pada orang yang paru-parunya telah memiliki jaringan parut karena penyakit paru-paru lainnya, seperti tuberkulosis dan fibrosis.

    Karsinoma Sel Besar Karsinoma Sel Kecil

    Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru-paru pada pria dan sekitar 70% kasus pada wanita. Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin besar resiko untuk menderita kanker paru-paru.

    Hanya sebagian kecil kanker paru-paru (sekitar 10%-15% pada pria dan 5% pada wanita) yang disebabkan oleh zat yang ditemui atau terhirup di tempat bekerja. Bekerja dengan asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga merokok.

    Peranan polusi udara sebagai penyebab kanker paru-paru masih belum jelas.
    Beberapa kasus terjadi karena adanya pemaparan oleh gas radon di rumah tangga.

    Kadang kanker paru (terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel alveolar) terjadi pada orang yang paru-parunya telah memiliki jaringan parut akibat penyakit paru-paru lainnya, seperti tuberkulosis dan fibrosis.

    Karsinoma Sel Besar Karsinoma Sel Kecil

    GEJALA
    Gejala kanker paru-paru tergantung kepada jenis, lokasi dan cara penyebarannya.

    Biasanya gejala utama adalah batuk yang menetap.
    Penderita bronkitis kronis yang menderita kanker paru-paru seringkali menyadari bahwa batuknya semakin memburuk.

    Dahak bisa mengandung darah.
    Jika kanker tumbuh ke dalam pembuluh darah dibawahnya, bisa menyebabkan perdarahan hebat.

    Kanker bisa menyebabkan bunyi mengi karena terjadi penyempitan saluran udara di dalam atau di sekitar tempat tumbuhnya kanker.
    Penyumbatan bronkus bisa menyebabkan kolaps pada bagian paru-paru yang merupakan percabangan dari bronkus tersebut, keadaan ini disebut atelektasis
    Akibat lainnya adalah pneumonia dengan gejala berupa batuk, demam, nyrei dada dan sesak nafas.

    Jika tumor tumbuh ke dalam dinding dada, bisa menyebabkan nyeri dada yang menetap.

    Gejala yang timbul kemudian adalah hilangnya nafsu makan, penurunan berat badan dan kelemahan.
    Kanker paru seringkali menyebabkan penimbunan cairan di sekitar paru-paru (efusi pleura), sehingga penderita mengalami sesak nafas.
    Jika kanker menyebar di dalam paru-paru, bisa terjadi sesak nafas yang hebat, kadar oksigen darah yang rendah dan gagal jantung.

    Kanker bisa tumbuh ke dalam saraf tertentu di leher, menyebabkan terjadinya sindroma Horner, yang terdiri dari:
    - penutupan kelopak mata
    - pupil yang kecil
    - mata cekung
    - berkurangnya keringat di salah satu sisi wajah.

    Kanker di puncak paru-paru bisa tumbuh ke dalam saraf yang menuju ke lengan sehingga lengan terasa nyeri, mati rasa dan lemah. Kerusakan juga bisa terjadi pada saraf pita suara sehingga suara penderita menjadi serak.

    Kanker bisa tumbuh secara langsung ke dalam kerongkongan, atau tumbuh di dekat kerongkongan dan menekannya, sehingga terjadi gangguan menelan. Kadang terbentuk saluran abnormal (fistula) diantara kerongkongan dan bronki, menyebabkan batuk hebat selama proses menelan berlangsung, karena makanan dan cairan masuk ke dalam paru-paru.

    Kanker paru-paru bisa tumbuh ke dalam jantung dan menyebabkan:
    - irama jantung yang abnormal
    - pembesaran jantung
    - penimbunan cairan di kantong perikardial.
    Kanker juga bisa tumbuh di sekitar vena kava superior. Penyumbatan vena ini menyebabkan darah mengalir kembali ke atas, yaitu ke dalam vena lainnya dari bagian tubuh sebelah atas:
    - vena di dinding dada akan membesar
    - wajah, leher dan dinding dada sebelah atas (termasuk payudara) akan membengkak dan tampak berwarna keunguan.
    Keadaan ini juga menyebabkan sesak nafas, sakit kepala, gangguan penglihatan, pusing dan perasaan mengantuk. Gejala tersebut biasanya akan memburuk jika penderita membungkuk ke depan atau berbaring.

    Kanker paru-paru juga bisa menyebar melalui aliran darah menuju ke hati, otak, kelenjar adrenal dan tulang. Hal ini bisa terjadi pada stadium awal, terutama pada karsinoma sel kecil.
    Gejalanya berupa gagal hati, kebingungan, kejang dan nyeri tulang; yang bisa timbul sebelum terjadinya berbagai kelainan paru-paru, sehingga diagnosis dini sulit ditegakkan.

    Beberapa kanker paru-paru menimbulkan efek di tempat yang jauh dari paru-paru, seperti kelainan metabolik, kelainan saraf dan kelainan otot (sindroma paraneoplastik).
    Sindroma ini tidak berhubungan dengan ukuran maupun lokasi dari kanker dan tidak selalu menunjukkan bahwa kanker telah menyebar keluar dada; sindroma ini disebabkan oleh bahan yang dikeluarkan oleh kanker.
    Gejalanya bisa merupakan petanda awal dari kanker atau merupakan petunjuk awal bahwa kanker telah kembali, setelah dilakukannya pengobatan.
    Salah satu contoh dari sindroma paraneoplastik adalah sindroma Eaton-Lambert, yang ditandai dengan kelemahan otot yang luar biasa. Contoh lainnya adalah kelemahan otot dan rasa sakit karena peradangan (polimiositis), yang bisa disertai dengan peradangan kulit (dermatomiositis).

    Beberapa kanker paru-paru melepaskan hormon atau bahan yang menyerupai hormon, sehingga terjadi kadar hormon yang tinggi.
    Karsinoma sel kecil menghasilkan kortikotropin (menyebabkan sindroma Cushing) atau hormon antidiuretik (menyebabkan penimbunan cairan dan kadar natrium yang rendah di dalam darah).
    Pembentukan hormon yang berlebihan juga bisa menyebabkan sindroma karsinoid, yaitu berupa kemerahan, bunyi nafas mengi, diare dan kelainan katup jantung.
    Karsinoma sel skuamosa melepaskan bahan menyerupai hormon yang menyebabkan kadar kalsium darah sangat tinggi.

    Sindroma hormonal lainnya yang berhubungan dengan kanker paru-paru adalah:
    - pembesaran payudara pada pria (ginekomastia)
    - kelebihan hormon tiroid (hipertiroidisme)
    - perubahan kulit (kulit di ketiak menjadi lebih gelap).
    Kanker paru-paru juga bisa menyebabkan perubahan bentuk jari tangan dan jari jkaki dan perubahan pada ujung tulang-tulang panjang, yang bisa terlihat pada rontgen.

    DIAGNOSA
    Jika seseorang (terutama perokok) mengalami batuk yang menetap atau semakin memburuk atau gejala paru-paru lainnya, maka terdapat kemungkinan terjadinya kanker paru-paru.
    Kadang petunjuk awalnya berupa ditemukannya bayangan pada rontgen dada dari seseorang yang tidak menunjukkan gejala. Rontgen dada bisa menemukan sebagian besar tumor paru-paru, meskipun tidak semua bayangan yang terlihat merupakan kanker.

    Biasanya dilakukan pemeriksaan mikroskopik dari contoh jaringan, yang kadang berasal dari dahak penderita (sitologi dahak). Untuk mendapatkan jaringan yang diperlukan, dilakukan bronkoskopi.

    CT scan bisa menunjukkan bayangan kecil yang tidak tampak pada foto rontgen dada dan bisa menunjukkan adanya pembesaran kelenjar getah bening.
    Untuk mengetahui adanya penyebaran ke hati, kelenjar adrenal atau otak, dilakukan CT scan perut dan otak.

    Penyebaran ke tulang bisa dilihat melalui skening tulang. Kadang dilakukan biopsi sumsum tulang, karena karsinoma sel kecil cenderung menyebar ke sumsum tulang

    Penggolongan (stadium) kanker dilakukan berdasarkan:
    - ukuran tumor
    - penyebaran ke kelenjar getah bening di dekatnya
    - penyebaran ke organ lain.
    Stadium ini digunakan untuk menentukan jenis pengobatan yang akan dilakukan dan ramalan penyakit pada penderita.

    PENGOBATAN
    Tumor bronkial jinak biasanya diangkat melalui pembedahan karena bisa menyumbat bronki dan lama-lama bisa menjadi ganas.
    Kadang dilakukan pembedahan pada kanker selain karsinoma sel kecil yang belum menyebar. Sekitar 10-35% kanker bisa diangkat melalui pembedahan, tetapi pembedahan tidak selalu membawa kesembuhan.

    Sekitar 25-40% penderita tumor yang terisolasi dan tumbuh secara perlahan, memiliki harapan hidup sampai 5 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis. Penderita ini harus melakukan pemeriksaan rutin karena kanker paru-paru kambuh kembali pada 6-12% penderita yang telah menjalani pembedahan.

    Sebelum pembedahan, dilakukan tes fungsi paru-paru untuk menentukan apakah paru-paru yang tersisa masih bisa menjalankan fungsinya dengan baik atau tidak. Jika hasilnya jelek, maka tidak mungkin dilakukan pembedahan.
    Pembedahan tidak perlu dilakukan jika:
    - kanker telah menyebar keluar paru-paru
    - kanker terlalu dekat dengan trakea
    - penderita memiliki keadaan yang serus (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru yang berat).

    Terapi penyinaran dilakukan pada penderita yang tidak dapat menjalani pembedahan karena mereka memiliki penyakit lain yang serius.
    Tujuan dari penyinaran adalah memperlambat pertumbuhan kanker, bukan untuk penyembuhan. Terapi penyinaran juga bisa mengurangi nyeri otot, sindroma vena kava superior dan penekanan saraf tulang belakang. Tetapi terapi penyinaran bisa menyebabkan peradang paru-paru (pneumonitis karena penyinaran), dengan gejala berupa batuk, sesak nafas dan demam. Gejala ini bisa dikurangi dengan corticosteroid (misalnya prednisone).

    Pada saat terdiagnosis, karsinoma sel kecil hampir selalu telah menyebar ke bagian tubuh lainnya, sehingga tidak mungkin dilakukan pembedahan. Kanker ini diobati dengan kemoterapi, kadang disetai terapi penyinaran.

    Penderita kanker paru-paru banyak yang mengalami penurunan fungsi paru-paru. Untuk mengurangi gangguan pernafasan bisa diberikan terapi oksigen dan obat yang melebarkan saluran udara (bronkodilator).


    Obat Terkait
    5-FU DBL

    Kanker Leher Metastatik

    Organ Lainnya

    DEFINISI
    Kanker Leher Metastatik adalah kanker leher yang terjadi sebagai akibat dari penyebaran kanker di bagian tubuh lainnya.

    PENYEBAB
    Kelenjar getah bening leher merupakan tempat penyebaran kanker dari bagian tubuh lainnya.
    Kanker bisa berasal dari faring (tenggorokan), laring (kotak suara), tonsil (amandel), dasar lidah atau paru-paru, prostat, payudara, lambung, usus besar maupun ginjal.

    GEJALA
    Teraba benjolan di leher.

    DIAGNOSA
    Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan berikut:
  • CT scan kepala, leher dan dada
  • Laringoskopi (pemeriksaan laring)
  • Bronkoskopi (pemeriksaan bronkus)
  • Esofagoskopi (pemeriksaan kerongkongan)
  • Biopsi (pengangkatan contoh jaringan untuk diperiksa secara mikroskopis).

  • PENGOBATAN
    Jika sel-sel kanker ditemukan di dalam kelenjar getah bening leher yang membesar dan sumber kankernya tidak dapat ditemukan, maka dilakukan terapi penyinaran terhadap faring, tonsil, dasar lidah dan kedua sisi leher.
    Selain itu, dilakukan pengangkatan kelenjar getah bening dan jaringan lainnya yang terkena.

    Kanker leher & kepala

    Organ Lainnya

    DEFINISI
    Kanker kepala & leher (diluar kanker otak, mata dan tulang belakang) rata-rata muncul pada usia 59 than.
    Biasanya kanker kelenjar ludah, kelenjar tiroid atau sinus menyerang usia di bawah 59 tahun dan kanker mulut, tenggorokan (faring) atau kotak suara (laring) menyerang usia diatas 59 tahun.

    Pada awalnya, kanker kepala dan leher menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya. Dalam waktu 6 bulan sampai 3 tahun, kanker biasanya tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya.
    Metastase (penyebaran kanker ke bagian tubuh lainnya) biasanya berasal dari tumor yang besar atau tumor yang menetap dan lebih sering terjadi pada penderita gangguan sistem kekebalan.


    Staging

    Staging merupakan suatu metoda untuk menentukan penyebaran kanker guna membantu jenis pengobatan dan menilai prognosis.

    Kanker kepala dan leher ditentukan stadiumnya berdasarkan ukuran dan lokasi tumor, jumlah dan ukuran metastase ke kelenjar getah bening leher serta adanya metastase ke bagian tubuh lainnya.

    PENYEBAB
    Sekitar 85% penderita merupakan perokok dan peminum alkohol.
    Kanker mulut juga bisa terjadi akibat:
    - kebersihan mulut yang buruk
    - gigi palsu yang tidak pas
    - menghirup atau mengunyah tembakau.

    Virus Epstein-Barr (penyebab mononukleosis infeksiosa) berperan dalam terjadinya kanker nasofaring (faring bagian atas).

    Seseorang yang pernah menjalani terapi penyinaran dosis rendah untuk jerawat, pertumbuhan rambut berlebih, pembesaran kelenjar thymus atau pembesaran tonsil serta adenoid, memiliki resiko tinggi untuk menderita kanker tiroid dan kelenjar ludah.
    Pada saat ini, terapi penyinaran tidak lagi digunakan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.

    GEJALA
  • Benjolan di leher.
    Kanker yang berasal dari kepala atau leher biasanya menyebar ke kelenjar getah bening di leher sebelum menyebar ke bagian tubuh lainnya.
    Suatu benjolan di leher yang menetap lebih dari 2 minggu harus segera diperiksakan ke dokter.
    Memang tidak semua benjolan merupakan kanker, tetapi 1 atau beberapa benjolan di leher bisa merupakan pertanda awal dari kanker mulut, tenggorokan laring, kelenjar tiroid atau sejenis limfoma maupun kanker darah.
    Benjolan biasanya tidak menimbulkan nyeri dan terus membesar.

  • Perubahan suara.
    Kebanyakan kanker laring menyebabkan perubahan suara.
    Suara serak atau perubahan suara lainnya yang berlangsung lebih dari 2 minggu harus segera diperiksakan ke dokter.
    Seorang otolaringologis adalah ahli kepala dan leher yang bisa menilai pita suara kita.

  • Suatu pertumbuhan di dalam mulut.
    Kebanyakan kanker mulut atau lidah menyebabkan suatu luka terbuka atau pembengkakan yang tidak sembuh-sembuh.
    Luka dan pembengkakan tersebut tidak menimbulkan nyeri, kecuali jika terinfeksi.
    Perdarahan biasanya terjadi pada stadium lanjut.
    Jika luka atau pembengkakan disertai dengan benjolan di leher, maka kita harus waspada.
    Untuk memastikan bahwa itu bukan merupakan suatu keganasan, sebaiknya dilakukan biopsi (pemeriksaan contoh jaringan secara mikroskopis).

  • Perdarahan.
    Perdarahan seringkali disebabkan oleh penyakit selain kanker. Tetapi tumor di dalam hidung, mulut, tenggorokan atau paru-paru bisa menyebabkan perdarahan.
    Jika selama beberapa hari atau lebih di dalam ludah atau dahak terdapat darah, sebaiknya segera perksakan diri ke dokter.

  • Kesulitan menelan.
    Kanker tenggorokan atau kerongkongan (saluran untuk menelan) menimbulkan kesulitan dalam menelan makanan padat. Kadang menelan cairanpun sulit.
    Makanan bisa tersangkut pada daerah tertentu dan masuk ke dalam lambung atau kembali ke kerongkongan.
    Jika kesulitan ini hampir selalu terjadi setiap hendak menelan sesuatu, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
    Untuk mengetahui penyebabnya, biasanya dilakukan rontgen barium swallow atau esofagoskopi.

  • Perubahan kulit.
    Kanker kepala dan leher yang paling sering ditemukan adalah kanker sel basal kulit.
    Jika segera diobati, jarang menimbulkan masalah yang gawat.
    Kanker sel basal tumbuh di daerah yang paling sering terkena sinar matahari, seperti dahi, wajah dan telinga; meskipun bisa juga ditemukan pada kulit di bagian tubuh lainnya.
    Kanker sel basal berawal sebagai suatu bercak kecil yang pucat, yang kemudian membesar secara perlahan, membentuk lekukan di tengahnya dan akhirnya membentuk suatu ulkus (borok, luka terbuka).
    Sebagian kecil dari ulkus mungkin membaik, tetapi sebagian besar tetap mengalami ulserasi.
    Beberapa kanker sel basal menunjukkan perubahan warna.
    Kanker lainnya adalah kanker sel skuamosa dan melanoma maligna, juga tumbuh pada kulit di kepala dan leher.
    Kebanyakan kanker sel skuamosa tumbuh di bibir bawah dan telinga. Kanker ini tampak seperti kanker sel basal dan jika diobati secara cepat dan tepat, biasanya tidak terlalu berbahaya.
    Jika terdapat sebuah luka terbuka di bibir, wajah bagian bawah atau telinga yang tidak sembuh-sembuh, segera periksakan ke dokter.
    Melanoma maligna menyebabkan pewarnaan biru-hitam atau hitam pada kulit. Setiap tahi lalat yang ukuran dan warnanya berubah atau menyebabkan perdarahan, harus segera diperiksakan. Bintik berwarna hitam atau biru-hitam di wajah atau leher, terutama jika bentuk atau ukurannya berubah, harus segera diperiksakan.

  • Sakit telinga yang menetap.
    Nyeri ketika menelan yang menetap di dalam atau di sekitar telinga, bisa merupakan pertanda dari infeksi atau tumor di dalam tenggorokan.
    Ini merupakan masalah yang serius, terutama jika disertai dengan kesulitan menelan, suara serak atau benjolan di leher.

  • DIAGNOSA
    Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala dan didukung oleh hasil pemeriksaan berikut:
  • Nasofaringoskopi
  • Laringoskopi
  • Panendoskcopi (termasuk laringoskopi, esofagoskopi dan bronkoskopi).
  • Biopsi
  • CT scan, membantu menentukan ukuran tumor, penyebaran tumor ke jaringan sekitarnya maupun ke kelenjar getah bening leher
  • MRI scan
  • Barium swallow merupakan serangkaian rontgen yang diambil setelah penderita menelan cairan yang mengandung barium sehingga bisa terlihat pada hasil rontgen. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai mekanisme menelan dan bisa menggambarkan keadaan hipofaring.
  • Rontgen dada dilakukan secara rutin karena merokok bisa menyebabkan kanker paru, emfisema, kanker laring dan kanker hipofaring. Rontgen dada juga dilaukan untuk mengetahui penyebaran kanker ke paru-paru.
  • Pemeriksaan darah rutin bisa membantu menilai keadaan penderita secara keseluruhan.

  • PENGOBATAN
    Pengobatan tergantung kepada stadium kanker.
    Kanker stadium I, dimanapun lokasinya pada kepala dan leher, memberikan respon yang hampir sama terhadap pembedahan dan terapi penyinaran.
    Biasanya penyinaran tidak hanya ditujukan kepada kanker, tetapi juga kepada kelenjar getah bening pada leher kiri dan kanan, karena lebih dari 20% kanker menyebar ke kelenjar getah bening.

    Beberapa tumor, termasuk tumor yang memiliki garis tengah lebih dari 2 cm dan tumor yang telah menyusup ke dalam tulang atau tulang rawan, diangkat melalui pembedahan.
    Jika kanker ditemukan atau dicurigai terdapat di dalam kelenjar getah bening, setelah pembedahan biasanya diikuti dengan terapi penyinaran.
    Pada kasus-kasus tertentu, dilakukan terapi penyinaran dengan atau tanpa kemoterapi; jika kankernya kambuh biasanya dilakukan pembedahan.

    Untuk kanker stadium lanjut, prognosis yang lebih baik diperoleh jika dilakukan pembedahan dan terapi penyinaran.

    Kemoterapi membunuh sel-sel kanker pada tempat tumbuhnya kanker, pada kelenjar getah bening dan di seluruh tubuh.
    Belum diketahui apakah kombinasi kemoterapi dengan pembedahan atau terapi penyinaran bisa memperbaiki angka kesembuhan, yang pasti terapi kombinasi bisa memperpanjang masa remisi.
    Jika kankernya terlalu luas untuk diobati dengan pembedahan maupun terapi penyinaran, maka untuk membantu mengurangi nyeri dan ukuran tumor bisa dilakukan kemoterapi.

    Pengobatan hampir selalu menyebabkan efek samping.
    Pembedahan selalu mempengaruhi proses menelan dan berbicara sehingga penderita perlu menjalani rehabilitasi.
    Penyinaran bisa menyebabkan perubahan kulit (misalnya peradangan, gatal-gatal dan kerontokan rambut), pembentukan jaringan parut, hilangnya indera perasa dan mulut kering.
    Kemoterapi bisa menyebabkan mual dan muntah, kerontokan rambut yang bersifat sementara dan peradangan pada selaput lambung dan usus (gastroenteritis). Kemoterapi juga menyebabkan penurunan jumlah sel darah merah dan sel darah putih dan menyebabkan gangguan sistem kekebalan yang bersifat sementara.


    PROGNOSIS

    Tumor yang menonjol ke luar cenderung memberikan respon yang lebih baik terhadap pengobatan dibandingkan dengan tumor yang tumbuh ke dalam jaringan di sekitarnya, tumor yang membentuk ulkus/borok maupun tumor yang keras.

    Jika telah terjadi metastase, maka peluang bertahan sampai lebih dari 2 tahun adalah buruk.
    Kanker yang menyebar di sepanjang jalur saraf, menyebabkan nyeri, kelumpuhan atau mati rasa, biasanya lebih agresif dan sulit diobati.

    65% penderita yang kankernya belum menyebar bertahan hidup sampai 5 tahun; sedangkan jika kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening, hanya 30% penderitanya yang bertahan sampai 5 tahun.
    Penderita yang berusia lebih dari 70 tahun memiliki masa remisi (bebas penyakit) yang lebih panjang dan memiliki angka harapan hidup yang lebih baik dibandingkan dengan penderita yang lebih muda.

    Leukemia mielositik kronik

    Darah

    DEFINISI
    Leukemia Mielositik (mieloid, mielogenous, granulositik, LMK) adalah suatu penyakit dimana sebuah sel di dalam sumsum tulang berubah menjadi ganas dan menghasilkan sejumlah besar granulosit (salah satu jenis sel darah putih)yang abnormal.

    Penyakit ini bisa mengenai semua kelompok umur, baik pria maupun wanita; tetapi jarang ditemukan pada anak-anak berumur kurang dari 10 tahun.

    Sebagian besar granulosit leukemik dihasilkan di dalam sumsum tulang, tetapi beberapa diantaranya dibuat di limpa dan hati.
    Pada LMK, sel-selnya terdiri dari sel yang sangat muda sampai sel yang matang; sedangkan pada LMA hanya ditemukan sel muda.

    Granulosit leukemik cenderung menggeser sel-sel normal di dalam sumsum tulang dan seringkali menyebabkan terbentuknya sejumlah besar jaringan fibrosa yang menggantukan sumsum tulang yang normal.

    Selama perjalanan penyakit ini, semakin banyak granulosit muda yang masuk ke dalam aliran darah dan sumsum tulang (fase akselerasi).
    Pada fase tersebut, terjadi anemia dan trombositopenia (penurunan jumlah trombosit) dan proporsi sel darah putih muda (sel blast) meningkat secara dramatis.

    Kadang granulosit leukemik mengalami lebih banyak perubahan dan penyakit berkembang menjadi krisis blast.
    Pada krisis blast, sel stem yang ganas hanya menghasilkan granulosit muda saja, suatu pertanda bahwa penyakit semakin memburuk.
    Pada saat ini kloroma (tumor yang berisi granulosit) bisa tumbuh di kulit, tulang, otak dan kelenjar getah bening.

    PENYEBAB
    Penyakit ini berhubungan dengan suatu kelainan kromosom yang disebut kromosom Filadelfia.

    GEJALA
    Pada stadium awal, LMK bisa tidak menimbulkan gejala.
    Tetapi beberapa penderita bisa mengalami:
    - kelelahan dan kelemahan
    - kehilangan nafsu makan
    - penurunan berat badan
    - demam atau berkeringat di malam hari
    - perasaan penuh di perutnya (karena pembesaran limpa).

    Lama-lama penderita menjadi sangat sakit karena jumlah sel darah merah dan trombosit semakin berkurang, sehingga penderita tampak pucat, mudah memar dan mudah mengalami perdarahan.

    Demam, pembesaran kelenjar getah bening dan pembentukan benjolan kulit yang terisi dengan granulosit leukemik (kloroma) merupakan pertanda buruk.

    DIAGNOSA
    LMK sering terdiagnosis pada pemeriksaan darah rutin.
    Jumlah sel darah putih sangat tinggi, mencapai 50.000-1.000.000 sel/mikroliter darah (mornal kurang dari 11.000).

    Pada pemeriksaan mikroskopik darah, tampak sel darah putih muda yang dalam keadaan normal hanya ditemukan di dalam sumsum tulang.

    Jumlah sel darah putih lainnya (eosinofil dan basofil) juga meningkat dan ditemukan bentuk sel darah merah yang belum matang.

    Untuk memperkuat diagnosis dilakukan pemeriksaan untuk menganalisa kromosom atau bagian dari kromosom.
    Analisa kromosom hampir selalu menunjukkan adanya penyusunan ulang kromosom.
    Sel leukemik selalu memiliki kromosom Filadelfia dan kelainan penyusunan kromosom lainnya.

    Leukemia mielositik kronik
    Krisis

    PENGOBATAN
    Sebagian besar pengobatan tidak menyembuhkan penyakit, tetapi hanya memperlambat perkembangan penyakit.
    Pengobatan dianggap berhasil apabila jumlah sel darah putih dapat diturunkan sampai kurang dari 50.000/mikroliter darah. Pengobatan yang terbaik sekalipun tidak bisa menghancurkan semua sel leukemik.

    Satu-satunya kesempatan penyembuhan adalah dengan pencangkokan sumsum tulang.
    Pencangkokan paling efektif jika dilakukan pada stadium awar dan kurang efektif jika dilakukan pada fase akselerasi atau krisis blast.

    Obat interferon alfa bisa menormalkan kembali sumsum tulang dan menyebabkan remisi.

    Hidroksiurea per-oral (ditelan) merupakan kemoterapi yang paling banyak digunakan untuk penyakit ini.
    Busulfan juga efektif, tetapi karena memiliki efek samping yang serius, maka pemakaiannya tidak boleh terlalu lama.

    Terapi penyinaran untuk limpa kadang membantu mengurangi jumlah sel leukemik.
    Kadang limpa harus diangkat melalui pembedahan (splenektomi) untuk:
    - mengurangi rasa tidak nyaman di perut
    - meningkatkan jumlah trombosit
    - mengurangi kemungkinan dilakukannya transfusi.




    PROGNOSIS

    Sekitar 20-30% penderita meninggal dalam waktu 2 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis dan setelah itu sekitar 25% meninggal setiap tahunnya.

    Banyak penderita yang betahan hidup selama 4 tahun atau lebih setelah penyakitnya terdiagnosis, tetapi pada akhirnya meninggal pada fase akselerasi atau krisis blast.

    Angka harapan hidup rata-rata setelah krisis blast hanya 2 bulan, tetapi kemoterapi kadang bisa memperpanjang harapan hidup sampai 8-12 bulan.

    Leukemia Limfositik Kronik

    Darah

    DEFINISI
    Leukemia Limfositik Kronik (LLK) ditandai dengan adanya sejumlah besar limfosit (salah satu jenis sel darah putih) matang yang bersifat ganas dan pembesaran kelenjar getah bening.

    Lebih dari 3/4 penderita berumur lebih dari 60 tahun, dan 2-3 kali lebih sering menyerang pria.

    Pada awalnya penambahan jumlah limfosit matang yang ganas terjadi di kelenjar getah bening. Kemudian menyebar ke hati dan limpa, dan keduanya mulai membesar.

    Masuknya limfosit ini ke dalam sumsum tulang akan menggeser sel-sel yang normal, sehingga terjadi anemia dan penurunan jumlah sel darah putih dan trombosit di dalam darah.
    Kadar dan aktivitas antibodi (protein untuk melawan infeksi) juga berkurang.

    Sistem kekebalan yang biasanya melindungi tubuh terhadap serangan dari luar, seringkali menjadi salah arah dan menghancurkan jaringan tubuh yang normal.
    Hal ini bisa menyebabkan:
    - penghancuran sel darah merah dan trombosit
    - peradangan pembuluh darah
    - peradangan sendi (artritis rematoid)
    - peradangan kelenjar tiroid (tiroiditis).

    Beberapa jenis leukemia limfositik kronik dikelompokkan berdasarkan jenis limfosit yang terkena.
    Leukemia sel B (leukemia limfosit B) merupakan jenis yang paling sering ditemukan, hampir mencapai 3/4 kasus LLK.
    Leukemia sel T (leukemia limfosit T) lebih jarang ditemukan.

    Jenis yang lainnya adalah:
    - Sindroma S?zary (fase leukemik dari mikosis fungoides)
    - leukemia sel berambut adalah jenis leukemia yang jarang, yang menghasilkan sejumlah besar sel darah putih yang memiliki tonjolan khas (dapat dilihat dibawah mikroskop).

    PENYEBAB
    Penyebabnya tidak diketahui.

    GEJALA
    Pada stadium awal, sebagian besar penderita tidak memiliki gejala selain pembesaran kelenjar getah bening.

    Gejala yang timbul kemudian bisa berupa:
    - lelah
    - hilang nafsu makan
    - penurunan berat badan
    - sesak nafas pada saat melakukan aktivitas
    - perut terasa penuh karena pembesaran limpa.

    Pada stadium awal, leukemia sel T bisa menyusup ke dalam kulit dan menyebabkan ruam kulit yang tidak biasa, seperti yang terlihat pada sindroma S?zary.

    Lama-lama penderita akan tampak pucat dan mudah memar.
    Infeksi bakteri, virus dan jamur biasanya baru akan terjadi pada stadium lanjut.

    DIAGNOSA
    Kadang-kadang penyakit ini diketahui secara tidak sengaja pada pemeriksaan hitung jenis darah untuk alasan lain.
    Jumlah limfosit meningkat sampai lebih dari 5.000 sel/mikroL.

    Biasanya dilakukan biopsi sumsum tulang.
    Hasilnya akan menunjukkan sejumlah besar limfosit di dalam sumsum tulang.

    Pemeriksaan darah juga bisa menunjukkan adanya:
    - anemia
    - berkurangnya jumlah trombosit
    - berkurangnya kadar antibodi.

    Leukemia limfositik kronik
    Sumsum tulang

    PENGOBATAN
    Leukemia limfositik kronik berkembang dengan lambat, sehingga banyak penderita yang tidak memerlukan pengobatan selama bertahun-tahun sampai jumlah limfosit sangat banyak, kelenjar getah bening membesar atau terjadi penurunan jumlah eritrosit atau trombosit.

    Anemia diatasi dengan transfusi darah dan suntikan eritropoietin (obat yang merangsang pembentukan sel-sel darah merah).

    Jika jumlah trombosit sangat menurun, diberikan transfusi trombosit.
    Infeksi diatasi dengan antibiotik.

    Terapi penyinaran digunakan untuk memperkecil ukuran kelenjar getah bening, hati atau limpa.

    Obat antikanker saja atau ditambah kortikosteroid diberikan jika jumlah limfositnya sangat banyak.
    Prednison dan kortikosteroid lainnya bisa menyebabkan perbaikan pada penderita leukemia yang sudah menyebar. Tetapi respon ini biasanya berlangsung singkat dan setelah pemakaian jangka panjang, kortikosteroid menyebabkan beberapa efek samping.

    Leukemia sel B diobati dengan alkylating agent, yang membunuh sel kanker dengan mempengaruhi DNAnya.
    Leukemia sel berambut diobati dengan interferon alfa dan pentostatin.


    PROGNOSA

    Sebagian besar LLK berkembang secara perlahan.
    Prognosisnya ditentukan oleh stadium penyakit.

    Penentuan stadium berdasarkan kepada beberapa faktor, seperti:
    - jumlah limfosit di dalam darah dan sumsum tulang
    - ukuran hati dan limpa
    - ada atau tidak adanya anemia
    - jumlah trombosit.

    Penderita leukemia sel B seringkali bertahan sampai 10-20 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis dan biasanya pada stadium awal tidak memerlukan pengobatan.

    Penderita yang sangat anemis dan memiliki trombosit kurang dari 100.000/mikroL darah, akan meninggal dalam beberapa tahun.
    Biasanya kematian terjadi karena sumsum tulang tidak bisa lagi menghasilkan sel normal dalam jumlah yang cukup untuk mengangkut oksigen, melawan infeksi dan mencegah perdarahan.

    Prognosis leukemia sel T adalah lebih buruk.

    Mieloma Multipel

    Darah

    DEFINISI
    Mieloma Multipel adalah suatu kanker sel plasma dimana sebuah clonedari sel plasma yang abnormal berkembangbiak, membentuk tumor di sumsum tulang adn menghasilkan sejumlah besar antibodi yang abnormal, yang terkumpul di dalam darah atau air kemih.

    Penyakit ini menyerang pria dan wanita, dan biasanya ditemukan pada usia diatas 40 tahun.

    Tumor sel plasma (plasmasitoma) paling banyak ditemukan di tulang panggul, tulang belakang, tulang rusuk dan tulang tengkorak.
    Kadang mereka ditemukan di daerah selain tulang, terutama di paru-paru dan organ reproduksit.

    Sel plasma yang abnormal hampir selalu menghasilkan sejumlah besar antibodi yang abnormal dan pembentukan antobodi yang normal berkurang. Sebagai akibatnya, penderita lebih mudah terkena infeksi.

    Pecahan dari antibodi yang abnormal seringkali terkumpul di ginjal, menyebabkan kerusakan dan kadang menyebabkan gagal ginjal.
    Endapan dari pecahan antibodi di dalam ginjal atau organ lainnya bisa menyebabkan amiloidosis.
    Pecahan antibodi abnormal di dalam air kemih disebut protein Bence-Jones.

    PENYEBAB
    Tidak diketahui.

    GEJALA
    Mieloma multipel seringkali menyebabkan nyeri tulang (terutama pada tulang belakang atau tulang rusuk) dan pengeroposan tulang sehingga tulang mudah patah.

    Nyeri tulang biasanya merupakan gejala awal, tetapi kadang penyakit ini terdiagnosis setelah penderita mengalami:
    - Anemia, karena sel plasma menggeser sel-sel normal yang menghasilkan sel darah merah di sumsum tulang
    - Infeksi bakteri berulang, karena antibodi yang abnormal tidak efektif melawan infeksi
    - Gagal ginjal, karena pecahan antibodi yang abnormal (protein Bence-Jones) merusak ginjal.

    Kadang mieloma multipel mempengaruhi aliran darah ke kulit, jari tangan, jari kaki dan hidung karena terjadi pengentalan darah (sindroma hiperviskositas).
    Berkurangnya aliran darah ke otak bisa menyebabkan gejala neurologis berupa kebingungan, gangguan penglihatan dan sakit kepala.

    DIAGNOSA
    Beberapa pemeriksaan darah bisa membantu dalam mendiagnosis penyakit ini:
    1. Hitung jenis darah komplit, bisa menemukan adanya anmeia dan sel darah merah yang abnormal
    2. Laju endap sel darah merah (eritrosit) biasanya tinggi
    3. Kadar kalsium tinggi, karena perubahan dalam tulang menyebabkan kalsium masuk ke dalam aliran darah.

    Tetapi kunci dari pemeriksaan diagnostik untuk penyakit ini adalah elektroforesis protein serum dan imunoelektroforesis, yang merupakan pemeriksaan darah untuk menemukan dan menentukan antibodi abnormal yang merupakan tanda khas dari mieloma multipel.
    Antibodi ini ditemukan pada sekitar 85% penderita.

    Elektroforesisi air kemih dan imunoelektroforesis juga bisa menemukan adanya protein Bence-Jones, pada sekitar 30-40% penderita.

    Rontgen seringkali menunjukkan pengeroposan tulang (osteoporosis).
    Biopsi sumsum tulang menunjukkan sejumlah besar sel plasma yang secara abnormal tersusun dalam barisan dan gerombolan; sel-sel juga tampak abnormal.

    PENGOBATAN
    Pengobatan ditujukan untuk:
    - mencegah atau mengurangi gejala dan komplikasi
    - menghancurkan sel plasma yang abnormal
    - memperlambat perkembangan penyakit.

    Obat pereda nyeri (analgetik) yang kuat dan terapi penyinaran pada tulang yang terkena, bisa mengurangi nyeri tulang.

    Penderita yang memiliki protein Bence-Jones di dalam air kemihnya harus minum banyak-banyak untuk mengencerkan air kemih dan membantu mencegah dehidrasi, yang bisa menyebabkan terjadinya gagal ginjal.

    Penderita harus tetap aktif karena tirah baring yang berkepanjangan bisa mempercepat terjadinya osteoporosis dan menyebabkan tulang mudah patah.
    Tetapi tidak boleh lari atau mengangkat beban berat karena tulang-tulangnya rapuh.

    Pada penderita yang memiliki tanda-tanda infeksi (demam, menggigil, daerah kemerahan di kulit) diberikan antibiotik.

    Penderita dengan anemia berat bisa menjalani transfusi darah atau mendapatkan eritropoietin (obat untuk merangsang pembentukan sel darah merah).

    Kadar kalsium darah yang tinggi bisa diobati dengan prednison dan cairan intravena, dan kadang dengan difosfonat (obat untuk menurunkan kadar kalsium).

    Allopurinol diberikan kepada penderita yang memiliki kadar asam urat tinggi.

    Kemoterapi memperlambat perkembangan penyakit dengan membunuh sel plasma yang abnormal.
    Yang paling sering digunakan adalah melfalan dan siklofosfamid.
    Kemoterapi juga membunuh sel yang normal, karena itu sel darah dipantau dan dosisnya disesuaikan jika jumlah sel darah putih dan trombosit terlalu banyak berkurang.
    Kortikosteroid (misalnya prednison atau deksametason) juga diberikan sebagai bagian dari kemoterapi.

    Kemoterapi dosis tinggi dikombinasikan dengan terapi penyinaran masih dalam penelitian.
    Pengobatan kombinasi ini sangat beracun, sehingga sebelum pengobatan sel stem harus diangkat dari darah atau sumsum tulang penderita dan dikembalikan lagi setelah pengobatan selesai.
    Biasanya prosedur ini dilakukan pada penderita yang berusia dibawah 50 tahun.

    Pada 60% penderita pengobatan memperlambat perkembangan penyakit.
    Penderita yang memberikan respon terhadap kemoterapi bisa bertahan sampai 2-3 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis.

    Kadang penderita yang bertahan setelah menjalani pengobatan, bisa menderita leukemia atau jaringan fibrosa (jaringan parut) di sumsum tulang.
    Komplikasi lanjut ini mungkin merupakan akibat dari kemoterapi dan seringkali menyebabkan anemia berat dan meningkatkan kepekaan penderita terhadap infeksi.

    Limfoma Burkitt

    Darah

    DEFINISI
    Limfoma Burkitt adalah limfoma non-Hodgkin tingkat tinggi yang berasal dari limfosit B dan cenderung menyebar ke daerah di luar sistem getah bening (misalnya sumsum tulang, darah, susunan saraf pusat dan cairan spinalis).

    Limfoma Burkitt dapat terjadi pada semua usia, tetapi paling sering ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda, terutama pria.
    Penyakit ini juga bisa terjadi pada penderita AIDS.

    PENYEBAB
    Tidak seperti limfoma yang lain, limfoma Burkitt memiliki penyebaran geografis yang khas.
    Paling sering ditemukan di Afrika Tengah dan jarang terjadi di AS. Penyebabnya adalah virus Epstein-Barr, yang menyebabkan mononukleosis infeksiosa pada orang-orang yang tinggal di AS; tetapi penderita limfoma Burkitt tidak dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain.

    Mengapa virus yang sama menyebabkan limfoma di Afrika Tengah, tetapi menyebabkan mononukleosis infeksiosa di AS, masih belum dapat dimengerti.

    GEJALA
    Sejumlah besar sel limfoma dapat tertimbun di kelenjar getah bening dan organ perut, menyebabkan pembengkakan.

    Sel limfoma dapat masuk ke dalam usus kecil, menyebabkan penyumbatan atau perdarahan.

    Ditemukan pembengkakan leher dan rahang, yang kadang menimbulkan rasa nyeri.

    DIAGNOSA
    Untuk menegakkan diagnosis, dilakukan biopsi dari jaringan yang abnormal dan dilakukan prosedur untuk menentukan luasnya penyebaran penyakit (menentukan stadium).
    Kadang penyakit ini masih terbatas pada satu daerah (terlokalisir).

    Jika pada saat terdiagnosa limfoma sudah menyebar ke sumsum tulang, darah atau sistem saraf pusat, maka prognosisnya buruk.

    PENGOBATAN
    Tanpa pengobatan, limfoma Burkitt berkembang cepat dan berakibat fatal.

    Mungkin diperlukan pembedahan untuk mengangkat daerah usus yang terkena, agar tidak terjadi perdarahan, penyumbatan atau menjadi pecah.

    Kemoterapi diberikan secara intensif, berupa kombinasi dari siklofosfamid, metotreksat, vinkristin, doksorubisin dan sitarabin.
    Kemoterapi dapat menyembuhkan sekitar 80% penderita limfoma yang masih terlokalisir dan 70% penderita limfoma yang telah sedikit menyebar. Untuk penyakit yang telah menyebar luas, angka kesembuhannya mencapai 50-60%, tetapi turun sampai 20-40% jika limfoma telah menyerang sistem saraf pusat atau sumsum tulang.

    Limfoma Non-Hodgkin

    Darah

    DEFINISI
    Limfoma Non-Hodgkin adalah sekelompok keganasan (kanker) yang berasal dari sistem kelenjar getah bening dan biasanya menyebar ke seluruh tubuh.

    Beberapa dari limfoma ini berkembang sangat lambat (dalam beberapa tahun), sedangkan yang lainnya menyebar dengan cepat (dalam beberapa bulan).
    Penyakit ini lebih sering terjadi dibandingkan dengan penyakit Hodgkin.

    PENYEBAB
    Penyebabnya tidak diketahui, tetapi bukti-bukti menunjukkan adanya hubungan dengan virus yang masih belum dapat dikenali.
    Sejenis limfoma non-Hodgkin yang berkembang dengan cepat berhubungan dengan infeksi karena HTLV-I (human T-cell lymphotropic virus type I), yaitu suatu retrovirus yang fungsinya menyerupai HIV penyebab AIDS.

    Limfoma non-Hodgkin juga bisa merupakan komplikasi dari AIDS.

    GEJALA
    Gejala awal yang dapat dikenali adalah pembesaran kelenjar getah bening di suatu tempat (misalnya leher atau selangkangan) atau di seluruh tubuh.
    Kelenjar membesar secara perlahan dan biasanya tidak menyebabkan nyeri.

    Kadang pembesstsn kelenjar getah bening di tonsil (amandel) menyebabkan gangguan menelan.
    Pembesaran kelenjar getah bening jauh di dalam dada atau perut bisa menekan berbagai organ dan menyebabkan:
    - gangguan pernafasan
    - berkurangnya nafsu makan
    - sembelit berat
    - nyeri perut
    - pembengkakan tungkai.

    Jika limfoma menyebar ke dalam darah bisa terjadi leukemia.
    Limfoma dan leukemia memiliki banyak kemiripan.

    Limfoma non-Hodgkin lebih mungkin menyebar ke sumsum tulang, saluran pencernaan dan kulit.

    Pada anak-anak, gejala awalnya adalah masuknya sel-sel limfoma ke dalam sumsum tulang, darah, kulit, usus, otak dan tulang belakang; bukan pembesaran kelenjar getah bening.
    Masulknya sel limfoma ini menyebabkan anmeia, ruam kulit dan gejala neurologis (misalnya kelemahan dan sensasi yang abnormal).
    Biasanya yang membesar adalah kelenjar getah bening di dalam, yang menyebabkan:
    - pengumpulan cairan di sekitar paru-paru sehingga timbul sesak nafas
    - penekanan usus sehingga terjadi penurunan nafsu makan atau muntah
    - penyumbatan kelenjar getah bening sehingga terjadi penumpukan cairan.

    Gejala Limfoma Non-Hodgkin

    >
    Gejala Penyebab Kemungkinan timbulnya gejala
    Gangguan pernafasan
    Pembengkakan wajah
    Pembesaran kelenjar getah bening di dada 20-30%
    Hilang nafsu makan
    Sembelit berat
    Nyeri perut atau perut kembung
    Pembesaran kelenjar getah bening di perut 30-40%
    Pembengkakan tungkai Penyumbatan pembuluh getah bening di selangkangan atau perut 10%
    Penurunan berat badan
    Diare
    Malabsorbsi
    Penyebaran limfoma ke usus halus 10%
    Pengumpulan cairan di sekitar paru-paru
    (efusi pleura)
    Penyumbatan pembuluh getah bening di dalam dada 20-30%
    Daerah kehitaman dan menebal di kulit yang terasa gatal Penyebaran limfoma ke kulit 10-20%
    Penurunan berat badan
    Demam
    Keringat di malam hari
    Penyebaran limfoma ke seluruh tubuh 50-60%
    Anemia
    (berkurangnya jumlah sel darah merah)
    Perdarahan ke dalam saluran pencernaan
    Penghancuran sel darah merah oleh limpa yang membesar & terlalu aktif
    Penghancuran sel darah merah oleh antibodi abnormal (anemia hemolitik)
    Penghancuran sumsum tulang karena penyebaran limfoma
    Ketidakmampuan sumsum tulang untuk menghasilkan sejumlah sel darah merah karena obat atau terapi penyinaran
    30%, pada akhirnya bisa mencapai 100%
    Mudah terinfeksi oleh bakteri Penyebaran ke sumsum tulang dan kelenjar getah bening, menyebabkan berkurangnya pembentukan antibodi 20-30%


    DIAGNOSA
    Harus dilakukan biopsi dari kelenjar getah bening untuk menegakkan diagnosis limfoma non-Hodgkin dan membedakannya dari penyakit Hodgkin atau penyakit lainnya yang menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening.

    Menentukan stadium limfoma non-Hodgkin.

    Limfoma non-Hodgkin dikelompokkan berdasarkan tampilan mikroskopik dari kelenjar getah bening dan jenis limfositnya (limfosit T atau limfosit B).
    Salah satu dari pengelompokkan yang digunakan menghubungkan jenis sel dan prognosisnya:
    - Limfoma tingkat rendah, memiliki prognosis yang baik
    - Limfoma tingkat menengah, memiliki prognosis yang sedang
    - Limfoma tingkat tinggi, memiliki prognosis yang buruk.

    Pada saat terdiagnosis, biasanya limfoma non-Hodgkin sudah menyebar luas; hanya sekitar 10-30% yang masih terlokalisir (hanya mengenai salah satu bagian tubuh).
    Untuk menentukan luasnya penyakit dan banyaknya jaringan limfoma, biasanya dilakukan CT scan perut dan panggul atau dilakukan skening gallium.

    PENGOBATAN
    Beberapa penderit bisa mengalami kesembuhan total, sedangkan penderita lainnya harus menjalani pengobatan seumur hidupnya.
    Kemungkinan penyembuhan atau angka harapan hidup yang panjang tergantung kepada jenis limfoma dan stadkum penyakit pada saat pengobatan dimulai.

    Biasanya jenis yang berasal dari limfosit T tidak memberikan respon sebaik limfosit B.
    Angka kesembuhan juga menurun pada:
    - penderita yang berusia diatas 60 tahun
    - limfoma yang sudah menyebar ke seluruh tubuh
    - penderita yang memiliki tumor (pengumpulan sel-sel limfoma) yang besar
    - penderita yang fungsinya dibatasi oleh kelemahan yang berat dan ketidakmampuan bergerak.

    Penderita pada stadium awal (stadium I dan II) seringkali diobati dengan terapi penyinaran yang terbatas pada sisi limfoma dan daerah di sekitarnya.
    Terapi penyinaran biasanya tidak menyembuhkan limfoma tingkat rendah, tetapi dapat memperpanjang harapan hidup penderita sampai 5-8 tahun.

    Terapi penyinaran pada limfoma tingkat menengah biasanya akan memperpanjang harapan hidup penderita sampai 2-5 tahun, sedangkan pada limfoma tingkat tinggi hanya 6 bulan sampai 1 tahun.
    Jika dimulai sesegera mungkin, pemberian kemoterapi dengan atau tanpa terapi penyinaran pada limfoma tingkat menengah dan tingkat tinggi, bisa menyembuhkan lebih dari separuh penderitanya.

    Sebagian besar penderita sudah mencapai stadium lanjut (stadium III dan IV) pada saat penyakitnya terdiagnosis.
    Penderita limfoma tingkat rendah mungkin tidak memerlukan pengobatan segera, tetapi harus menjalani pemeriksaan sesering mungkin untuk meyakinkan bahwa penyakitnya tidak menyebabkan komplikasi yang serius.

    Kemoterapi dilakukan pada penderita limfoma tingkat menengah.
    Penderita limfoma tingkat tinggi memerlukan kemoterapi intensif segera karena penyakit ini tumbuh dengan cepat.

    Tersedia beberapa sediaan kemoterapi yang sangat efektif.
    Obat kemoterapi bisa diberikan tunggal (untuk limfoma tingkat rendah) atau dalam bentuk kombinasi (untuk limfoma tingkat menengah dan tingkat tinggi).
    Pemberian kemoterapi disertai faktor pertumbuhan dan pencangkokan sumsum tulang masih dalam tahap penelitian.

    Pengobatan baru yang masih dalam penelitian adalah antibodi monoklonal yang telah digabungkan dengan racun, yang memiliki bahan racun (misalnya senyawa radioaktif atau protein tanaman yang disebut risin), yang menempel di antibodi tersebut.
    Antibodi ini secara khusus akan menempel pada sel-sel limfoma dan melepaskan bahan racunnya, yang selanjutnya akan membunuh sel-sel limfoma tersebut.

    Pada pencangkokan sumsum tulang, sumsum tulang diangkat dari penderita (dan sel limfomanya dibuang) atau dari donor yang sesuai dan dicangkokkan ke penderita.
    Prosedur ini memungkinkan dilakukannya hitung jenis darah, yang berkurang karena kemoterapi dosis tinggi, sehingga penyembuhan berlangsung lebih cepat.
    Pencangkokan sumsum tulang paling efektif dilakukan pada penderita yang berusia dibawah 55 tahun dan bisa menyembuhkan sekitar 30-50% penderita yang tidak menunjukkan perbaikan terhadap pemberian kemoterapi.
    Tetapi pencangkokan sumsum tulang memiliki resiko, sekitar 5% penderita meninggal karena infeksi pada minggu pertama, sebelum sumsum tulang membaik dan bisa menghasilkan sel darah putih yang cukup untuk melawan infeksi.
    Pencangkokan sumsum tulang juga sedang dicoba dilakukan pada penderita yang pada awalnya memberikan respon yang baik terhadap kemoterapi tetapi memiliki resiko tinggi terjadinya kekambuhan.


    Kombinasi sediaan kemoterapi pada Limfoma Non-Hodgkin.

    Sediaan Obat Keterangan
    Obat tunggal Klorambusil
    Siklofosfamid
    Digunakan pada limfoma tingkat rendah untuk mengurangi ukuran kelenjar getah bening & untuk mengurangi gejala
    CVP (COP) Siklofosfamid
    Vinkristin (onkovin)
    Prednison
    Digunakan pada limfoma tingkat rendah & beberapa limfoma tingkat menengah untuk mengurangi ukuran kelenjar getah bening & untuk mengurangi gejala
    Memberikan respon yang lebih cepat dibandingkan dengan obat tunggal
    CHOP Siklofosfamid
    Doksorubisin (adriamisin)
    Vinkristin (onkovin)
    Prednison
    Digunakan pada limfoma tingkat menengah & beberapa limfoma tingkat tinggi
    C-MOPP Siklofosfamid
    Vinkristin (onkovin)
    Prokarbazin
    Prednison
    Digunakan pada limfoma tingkat menengah & beberapa limfoma tingkat tinggi
    Juga digunakan pada penderita yang memiliki kelainan jantung & tidak dapat mentoleransi Doksorubisin
    M-BACOD Metotreksat
    Bleomisin
    Doksorubisin (adriamisin)
    Siklofosfamid
    Vinkristin (onkovin)
    Deksametason
    Memiliki efek racun yg lebih besar dari CHOP & memerlukan pemantauan ketat terhadap fungsi paru-paru & ginjal
    Kelebihan lainnya menyerupai CHOP
    ProMACE/CytaBOM Prokarbazin
    Metotreksat
    Doksorubisin (adriamisin)
    Siklofosfamid
    Etoposid
    bergantian dengan
    Sitarabin
    Bleomisin
    Vinkristin (onkovin)
    Metotreksat
    Sediaan ProMACE bergantian dengan CytaBOM
    Kelebihan lainnya menyerupai CHOP
    MACOP-B Metotreksat
    Doksorubisin (adriamisin)
    Siklofosfamid
    Vinkristin (onkovin)
    Prednison
    Bleomisin
    Kelebihan utama adalah waktu pengobatan (hanya 12 minggu)
    Kelebihan lainnya menyerupai CHOP

    Penyakit Hodgkin

    Darah

    DEFINISI
    Limfoma adalah suatu kanker (keganasan) dari sistem limfatik (getah bening).

    Sistem limfatik membawa tipe khusus dari sel darah putih yang disebut limfosit melalui suatu jaringan dari saluran tubuler (pembuluh getah bening) ke seluruh jaringan tubuh, termasuk sumsum tulang.
    Tersebarnya jaringan ini merupakan suatu kumpulan limfosit dalam nodus limfatikus yang disebut kelenjar getah bening.

    Limfosit yang ganas (sel limfoma) dapat bersatu menjadi kelenjar getah bening tunggal atau dapat menyebar di seluruh tubuh, bahkan hampir di semua organ.

    Dua tipe utama dari limfoma adalah Limfoma Hodgkin (yang lebih sering disebut Penyakit Hodgkin) dan Limfoma Non Hodgkin.
    Limfoma Burkitt dan mikosis fungoides termasuk ke dalam jenis Limfoma Non Hodgkin.

    Penyakit Hodgkin (Limfoma Hodgkin) adalah suatu jenis limfoma yang dibedakan berdasarkan jenis sel kanker tertentu yang disebut sel Reed-Stenberg, yang memiliki tampilan yang khas dibawah mikroskop.
    Sel Reed-Sternberg memiliki limfositosis besar yang ganas yang lebih besar dari satu inti sel. Sel-sel tersebut dapat dilihat pada biopsi yang diambil dari jaringan kelenjar getah bening, yang kemudian diperiksa dibawah mikroskop.

    Penyakit Hodgkin diklasifikasikan ke dalam empat kelompok berdasarkan karakteristik dasar jaringan yang terlihat dibawah mikroskop.

    Jenis Penyakit Hodgkin

    Jenis Gambaran Mikroskopik Kejadian Perjalanan Penyakit
    Limfosit Predominan Sel Reed-Stenberg sangat sedikit tapi ada banyak limfosit 3% dari kasus Lambat
    Sklerosis Noduler Sejumlah kecil sel Reed-Stenberg & campuran sel darah putih lainnya;
    daerah jaringan ikat fibrosa
    67% dari kasus Sedang
    Selularitas Campuran Sel Reed-Stenberg dalam jumlah yang sedang & campuran sel darah putih lainnya 25% dari kasus Agak cepat
    Deplesi Limfosit Banyak sel Reed-Stenberg & sedikit limfosit
    jaringan ikat fibrosa yang berlebihan
    5% dari kasus Cepat


    PENYEBAB
    Penyebabnya tidak diketahui, walaupun beberapa ahli menduga bahwa penyebabnya adalah virus, seperti virus Epstein Barr.
    Penyakit ini tampaknya tidak menular.

    Di Amerika, 6000-7000 kasus baru dari penyakit Hodgkin terjadi setiap tahunnya.
    Penyakit ini lebih sering terjadi pada pria.

    Penyakit Hodgkin bisa muncul pada berbagai usia, tetapi jarang terjadi sebelum usia 10 tahun.
    Paling sering ditemukan pada usia diantara 15-34 tahun dan diatas 60 tahun.

    GEJALA
    Penyakit Hodgkin biasanya ditemukan jika seseorang mengalami pembesaran kelenjar getah bening, paling sering di leher,tapi kadang-kadang di ketiak dan pangkal paha.
    Walaupun biasanya tidak nyeri, pembesaran tersebut bisa menimbulkan nyeri dalam beberapa jam setelah penderita meminum alkohol dalam jumlah yang banyak.

    Kadang pembesaran kelenjar getah bening berada jauh di dalam dada atau perut, yang biasanya tidak nyeri dan ditemukan secara tidak terduga pada pemeriksaan rontgen dada atau CT scan untuk keperluan lain.

    Gejala lainnya adalah demam, berkeringat di malam hari dan penurunan berat badan.
    Beberapa penderita mengalami demam Pel-Ebstein, dimana suhu tubuh meinggi selama beberapa hari yang diselingi dengan suhu normal atau di bawah normal selama beberapa hari atau beberapa minggu.

    Gejala lainnya timbul berdasarkan lokasi pertumbuhan sel-sel limfoma.


    Gejala dari Penyakit Hodgkin

    Gejala Penyebab
    Berkurangnya jumlah sel darah merah (menyebabkan anemia, sel darah putih & trombosit
    kemungkinan nyeri tulang
    Limfoma sedang menyebar ke sumsum tulang
    Hilangnya kekuatan otot
    suara serak
    Pembesaran kelenjar getah bening menekan saraf di tulang belakang atau saraf pita suara
    Sakit kuning (jaundice Limfoma menyumbat aliran empedu dari hati
    Pembengkakan wajah, leher & alat gerak atas
    (sindroma vena kava superior)
    Pembesaran kelenjar getah bening menyumbat aliran darah dari kepala ke jantung
    Pembengkakan tungkai dan kaki Limfoma menyumbat aliran getah bening dari tungkai
    Keadaan yang menyerupai pneumonia Limfoma menyebar ke paru-paru
    Berkurangnya kemampuan untuk melawan infeksi & meningkatnya kecenderungan mengalami infeksi karena jamur & virus Penyakit sedang menyebar


    DIAGNOSA
    Pada penyakit Hodgkin, kelenjar getah bening biasanya membesar secara perlahan dan tidak menimbulkan nyeri, tanpa adanya infeksi.
    Jika pembesaran ini berlangsung selama lebih dari 1 minggu, maka akan dicurigai sebagai penyakit Hodgkin, terutama jika disertai demam, berkeringat di malam hari dan penurunan berat badan.

    Kelainan dalam hitung jenis sel darah dan pemeriksan darah lainnya bisa memberikan bukti yang mendukung.
    Tetapi untuk menegakkan diagnosis, harus dilakukan biopsi dari kelenjar getah bening yang terkena, untuk menemukan adanya sel Reed-Sternberg.


    Stadium Penyakit Hodgkin.

    Sebelum pengobatan dimulai, harus ditentukan luasnya penyebaran limfoma atau stadium dari penyakit ini.
    Penyakit ini dikelompokkan menjadi 4 stadium berdasarkan penyebaran dan gejalanya.
    Pemilihan pengobatan dan prognosisnya tergantung kepada stadium penyakit ini.

    Keempat stadium dikelompokkan lagi menjadi A (tidak adanya) atau B (adanya) satu atau lebih dari gejala berikut:
    - demam yang penyebabnya tidak diketahui (lebih dari 37,8? Celsius selama 3 hari berturut-turut)
    - keringat malam
    - penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya sebanyak lebih dari 10% berat badan sebelumnya dalam waktu 6 bulan.

    Beberapa prosedur digunakan untuk menentukan stadium dan menilai penyakit Hodgkin:
    1. Pemeriksaan rontgen dada membantu menemukan adanya pembesaran kelenjar di dekat jantung
    2. Limfangiogram bisa menggambarkan kelenjar getah bening yang jauh di dalam perut dan panggul
    3. CT scan lebih akurat dalam menemukan pembesaran kelenjar getah bening atau penyebaran limfoma ke hati dan organ lainnya
    4. Skening gallium bisa digunakan untuk menentukan stadium dan menilai efek dari pengobatan
    5. Laparatomi (pembedahan ntuk memeriksa perut) kadang diperlukan untuk melihat penyebaran limfoma ke perut.



    Stadium & Prognosis Penyakit Hodgkin

    >
    Stadium Penyebaran penyakit Kemungkin untuk sembuh
    (angka harapan hidup selama 15 tahun tanpa penyakit lebih lanjut)
    I Terbatas ke kelenjar getah bening dari satu bagian tubuh
    (misalnya leher bagian kanan)
    Lebih dari 95%
    II Mengenai kelenjar getah bening dari 2 atau lebih daerah pada sisi yang sama dari diafragma, diatas atau dibawahnya
    (misalnya pembesaran kelenjar getah bening di leher dan ketiak)
    90%
    III Mengenai kelenjar getah bening diatas & dibawah diafragma
    (misalnya pembesaran kelenjar getah bening di leher dan selangkangan)
    80%
    IV Mengenai kelenjar getah bening dan bagian tubuh lainnya
    (misalnya sumsum tulang, paru-paru atau hati
    60-70%


    PENGOBATAN
    2 jenis pengobatan yang efektif untuk penyakit Hodgkin adalah terapi penyinaran dan kemoterapi.
    Dengan salah satu atau kedua pengobatan tersebut, sebagian besar penderita bisa disembuhkan.

    Terapi penyinaran sendiri menyembuhkan sekitar 90% penderita stadium I atau II.
    Pengobatan biasanya dilakukan selama 4-5 minggu, penderita tidak perlu dirawat.
    Penyinaran ditujukan kepada daerah yang terkena dan kelenjar getah bening di sekitarnya.
    Kelenjar getah bening di dada yang sangat membesar diobati dengan terapi penyinaran yang biasanya mendahului atau mengikuti kemoterapi. Dengan pendekatan ini, 85% penderita bisa disembuhkan.

    Pengobatan untuk stadium III bervariasi, tergantung kepada keadaan.
    Jika tanpa gejala, kadang terapi penyinaran saja sudah mencukupi. Tetapi hanya 65-75% penderita yang sembuh. Penambahan kemoterapi akan meningkatkan kemungkinan untuk sembuh sampai 75-80%.
    Jika pembesaran kelenjar getah bening disertai dengan gejala lainnya, maka digunakan kemoterapi dengan atau tanpa terapi penyinaran. Angka kesembuhan berkisar diantara 70-80%.

    Pada stadium IV digunakan kombinasi dari obat-obat kemoterapi.
    2 kombinasi tradisional adalah:
    - MOPP (mekloretamin, vinkristin/onkovin, prokarbazin dan prednison)
    - ABVD (doksorubisin/adriamisin, bleomisin, vinblastin dan dakarbazin).
    Setiap siklus kemoterapi berlangsung selama 1 bulan, dengan waktu pengobatan total adalah 6 bulan atau lebih.
    Bisa juga digunakan kombinasi obat lainnya.
    Pengobatan ini memberikan angka kesembuhan lebih dari 50%.

    Kemoterapi memiliki efek samping yang serius, yaitu bisa menyebabkan:
    - kemandulan sementara atau menetap
    - meningkatnya kemungkinan menderita infeksi
    - kerontokan rambut yang bersifat sementara.
    Leukemia dan kanker lainnya terjadi pada beberapa penderita dalam 5-10 tahun atau lebih setelah pemberian kemoterapi atau terapi penyinaran atau keduanya.

    Penderita yang tidak menunjukkan perbaikan setelah terapi penyinaran atau kemoterapi atau yang membaik tapi kemudian kambuh kembali dalam 6-9 bulan, memiliki harapan hidup yang lebih kecil dibandingkan dengan penderita yang mengalami kekambuhan dalam 1 tahun atau lebih setelah terapi awal.
    Kemoterapi lebih lanjut yang dikombinasikan dengan terapi penyinaran dosis tinggi dan pencangkokan sumsum tulang atau sel stem darah, bisa menolong penderita tersebut.

    Kemoterapi dosis tinggi yang dikombinasikan dengan pencangkokan sumsum tulang memiliki resiko tinggi terhadap infeksi, yang bisa berakibat fatal.
    Tetapi sekitar 20-40% penderita yang menjalani pencangkokan sumsum tulang terbebas dari penyakit Hodgkin selama 3 tahun atau lebih dan bisa sembuh.
    Hasil terbaik bisa dicapai pada penderita yang berusia dibawah 55 tahun dengan keadaan kesehatan yang baik.


    Kombinasi sediaan kemoterapi untuk Penyakit Hodgkin

    Sediaan Obat Keterangan
    MOPP Mekloretamin (nitrogen mustard)
    Vinkristin (onkovin)
    Prokarbazin
    Prednison
    Merupakan sediaan pertama, ditemukan pada tahun 1969,kadang masih digunakan
    ABVD Doksorubisin (adriamisin)
    Bleomisin
    Vinblastin
    Dakarbazin
    Dikembangkan untuk mengurangi efek samping dari MOPP (misalnya kemandulan menetap & leukemia)
    Menyebabkan efek samping berupa keracunan jantung & paru2
    Angka kesembuhannya menyerupai MOPP
    Lebih sering digunakan dibandingkan MOPP
    ChiVPP Klorambusil
    xVinblastin
    Prokarbazin
    Prednison
    Kerontokan rambut yg terjadi lebih sedikit dibandingkan pada pemakaian MOPP & ABVD
    MOPP/ABVD Bergantian antara MOPP & ABVD Dikembangkan untuk memperbaiki angka kesembuhan menyeluruh, tetapi belum terbukti
    Angka harapan hidup bebas kekambuhan lebih baik dibandingkan sediaan lainnya
    MOPP/ABVhibrid MOPP bergantian dengan
    Doksorubisin (adriamisin)
    Bleomisin
    Vinblastin
    Dikembangkan untuk memperbaiki angka kesembuhan menyeluruh & untuk mengurangi keracunan
    Masih dalam penelitian

    Penyakit - Diseases

    Diabetes
    suatu penyakit yang terjadi karena tubuh kekurangan insulin, bisa karena pankreas tidak cukup atau hanya menghasilkan sedikit insulin, atau bisa juga karena sel tubuh melawan insulin yang dihasilkan – tidak bisa dicegah.

    Diabetes
    an illness that occurs when the body lacks insulin, either because the pancreas does not produce any or only a very small amount, or because the cells in the body are resistant towards the insulin it produces – is preventable.

    Penyakit Malarian
    adalah salah satu penyakit yang sering menyerang masyarakat Aceh melalui infeksi darah oleh parasit plasmodium.

    Malarian Ailment
    is one of the common diseases that is found in Aceh. It is a blood infection caused by a parasite called plasmodium.

    Tuberkulosis
    biasanya ditularkan melalui batuk seseorang. Seseorang biasanya terinfeksi jika mereka menderita sakit paruparu dan terdapat bakteria di dahak mereka.Dahak bercampur darah, batuk berdarah, sesak nafas dan nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, tidak enak badan, berkeringat tanpa ada kegiatan, demam lebih dari satu malam.

    Tuberculosis
    is usually transmitted from infectious people coughing. People are usually infectious when they have pulmonary disease and thus they have bacteria in their sputum.Sputum mixed with blood, bleeding cough, shortwinded and painful in breathing, weaken body, loss of appetite, loss of weight, nausea, sweating without any activities, fever overnights.

    Sahrul Jam


    clock-desktop.com

    Jika Perasaannya Was2 Jangan Dimainkan Videonya By Sahrul Cau