Senin, 28 September 2009

TYPHOID ABDOMINALIS

A. Pengertian
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid dan paratyphoid abdominalis, ( Syaifullah Noer, 1998 ).
Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna, gangguan kesadaran, dan lebih banyak menyerang pada anak usia 12 – 13 tahun ( 70% - 80% ), pada usia 30 - 40 tahun ( 10%-20% ) dan diatas usia pada anak 12-13 tahun sebanyak ( 5%-10% ). (Mansjoer, Arif 1999).
Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan pencernaan dan gangguan kesadaran (FKUI. 1999).

B. Etiologi
a) Salmonella thyposa, basil gram negative yang bergerak dengan bulu getar, tidak bersepora mempunyai sekurang-kurangnya tiga macam antigen yaitu:
• antigen O (somatic, terdiri darizat komplekliopolisakarida)
• antigen H(flagella)
• antigen V1 dan protein membrane hialin.
b) Salmonella parathypi A
c) salmonella parathypi B
d) Salmonella parathypi C
e) Faces dan Urin dari penderita thypus (Rahmad Juwono, 1996).


C. Patofisiologi
Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5 F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan melalui Feses.
Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman salmonella thypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial. Sel-sel retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu.
Semula disangka demam dan gejala toksemia pada typhoid disebabkan oleh endotoksemia. Tetapi berdasarkan penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksemia bukan merupakan penyebab utama demam pada typhoid. Endotoksemia berperan pada patogenesis typhoid, karena membantu proses inflamasi lokal pada usus halus. Demam disebabkan karena salmonella thypi dan endotoksinnya merangsang sintetis dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang.

D. Gejala Klinis
Masa tunas 7-14 (rata-rata 3 – 30) hari, selama inkubasi ditemukan gejala prodromal (gejala awal tumbuhnya penyakit/gejala yang tidak khas) :
• Perasaan tidak enak badan
• Lesu
• Nyeri kepala
• Pusing
• Diare
• Anoreksia
• Batuk
• Nyeri otot (Mansjoer, Arif 1999).
Menyusul gejala klinis yang lain
1. DEMAM
Demam berlangsung 3 minggu
• Minggu I : Demam remiten, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat pada sore dan malam hari
• Minggu II : Demam terus
• Minggu III : Demam mulai turun secara berangsur - angsur
2. GANGGUAN PADA SALURAN PENCERNAAN
• Lidah kotor yaitu ditutupi selaput kecoklatan kotor, ujung dan tepi kemerahan, jarang disertai tremor
• Hati dan limpa membesar yang nyeri pada perabaan
• Terdapat konstipasi, diare
3. GANGGUAN KESADARAN
• Kesadaran yaitu apatis – somnolen
• Gejala lain “ROSEOLA” (bintik-bintik kemerahan karena emboli hasil dalam kapiler kulit) (Rahmad Juwono, 1996).

E. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium
• Pemeriksaan darah tepi : dapat ditemukan leukopenia,limfositosis relatif, aneosinofilia, trombositopenia, anemia
• Biakan empedu : basil salmonella typhii ditemukan dalam darah penderita biasanya dalam minggu pertama sakit
• Pemeriksaan WIDAL - Bila terjadi aglutinasi
- Diperlukan titer anti bodi terhadap antigeno yang bernilai  1/200 atau peningkatan  4 kali antara masa akut dan konvalesene mengarah kepada demam typhoid (Rahmad Juwono, 1996).

F. Penatalaksanaan
Terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1) Perawatan
• Tirah baring absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih selama 14 hari.
• Posisi tubuh harus diubah setiap  2 jam untuk mencegah dekubitus.
• Mobilisasi sesuai kondisi.
2) Diet
• Makanan diberikan secara bertahap sesuai dengan keadaan penyakitnya (mula-mula air-lunak-makanan biasa)
• Makanan mengandung cukup cairan, TKTP.
• Makanan harus menagndung cukup cairan, kalori, dan tinggi protein, tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang maupun menimbulkan banyak gas.
3) Obat
• Antimikroba
 Kloramfenikol
 Tiamfenikol
 Co-trimoksazol (Kombinasi Trimetoprim dan Sulkametoksazol)
• Obat Symptomatik
 Antipiretik
 Kartikosteroid, diberikan pada pasien yang toksik.
 Supportif : vitamin-vitamin.
 Penenang : diberikan pada pasien dengan gejala neuroprikiatri (Rahmad Juwono, 1996).

G. Komplikasi
Komplikasi dapat dibagi dalam :
1. Komplikasi intestinal
 Perdarahan usus
 Perforasi usus
 Ileus paralitik

2. Komplikasi ekstra intestinal.
 Kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi perifer (renjatan sepsis) miokarditis, trombosis, dan tromboflebitie.
 Darah : anemia hemolitik, tromboritopenia, sindrom uremia hemolitik
 Paru : pneumoni, empiema, pleuritis.
 Hepar dan kandung empedu : hipertitis dan kolesistitis.
 Ginjal : glomerulonefritis, pielonefritis, dan perinefritis.
 Tulang : oeteomielitis, periostitis, epondilitis, dan arthritis.
 Neuropsikiatrik : delirium, meningiemus, meningitie, polineuritie, perifer, sindrom Guillan-Barre, psikosis dan sindrom katatonia.
 Pada anak-anak dengan demam paratifoid, komplikasi lebih jarang terjadi. Komplikasi sering terjadi pada keadaan tokremia berat dan kelemahan umum, terutama bila perawatan pasien kurang sempurna (Rahmad Juwono, 1996).

H. Pencegahan
1. Usaha terhadap lingkungan hidup :
a. Penyediaan air minum yang memenuhi
b. Pembuangan kotoran manusia (BAK dan BAB) yang hygiene
c. Pemberantasan lalat.
d. Pengawasan terhadap rumah-rumah dan penjual makanan.
2. Usaha terhadap manusia.
a. Imunisasi
b. Pendidikan kesehatan pada masyarakat : hygiene sanitasi personal hygiene. (Mansjoer, Arif 1999).

MANAJEMEN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
Didalam identitas meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, no. Registerasi, status perkawinan, agama, pekerjaan, tinggi badan, berat badan, tanggal MR.
2. Keluhan Utama
pada pasien Thypoid biasanya mengeluh perut merasa mual dan kembung, nafsu makan menurun, panas dan demam.
1. Riwayat Penyakit Dahulu
Apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit Thypoid, apakah tidak pernah, apakah menderita penyakit lainnya.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada umumnya penyakit pada pasien Thypoid adalah demam, anorexia, mual, muntah, diare, perasaan tidak enak di perut, pucat (anemi), nyeri kepala pusing, nyeri otot, lidah tifoid (kotor), gangguan kesadaran berupa somnolen sampai koma.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah dalam kesehatan keluarga ada yang pernah menderita Thypoid atau sakit yang lainnya.
4. Riwayat Psikososial
Psiko sosial sangat berpengaruh sekali terhadap psikologis pasien, dengan timbul gejala-gejala yang dalami, apakah pasien dapat menerima pada apa yang dideritanya.
5. Pola-Pola Fungsi Kesehatan
1) Pola pesepsi dan tatalaksana kesehatan
Perubahan penatalaksanaan kesehatan yang dapat menimbulkan masalah dalam kesehatannya.
2) Pola nutrisi dan metabolisme
Adanya mual dan muntah, penurunan nafsu makan selama sakit, lidah kotor, dan rasa pahit waktu makan sehingga dapat mempengaruhi status nutrisi berubah.
3) Pola aktifitas dan latihan
Pasien akan terganggu aktifitasnya akibat adanya kelemahan fisik serta pasien akan mengalami keterbatasan gerak akibat penyakitnya.
4) Pola tidur dan aktifitas
Kebiasaan tidur pasien akan terganggu dikarenakan suhu badan yang meningkat, sehingga pasien merasa gelisah pada waktu tidur.
5) Pola eliminasi
Kebiasaan dalam buang BAK akan terjadi refensi bila dehidrasi karena panas yang meninggi, konsumsi cairan yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
6) Pola reproduksi dan sexual
Pada pola reproduksi dan sexual pada pasien yang telah atau sudah menikah akan terjadi perubahan.
7) Pola persepsi dan pengetahuan
Perubahan kondisi kesehatan dan gaya hidup akan mempengaruhi pengetahuan dan kemampuan dalam merawat diri.
8) Pola persepsi dan konsep diri
Didalam perubahan apabila pasien tidak efektif dalam mengatasi masalah penyakitnya.
9) Pola penanggulangan stress
Stres timbul apabila seorang pasien tidak efektif dalam mengatasi masalah penyakitnya.
10) Pola hubungan interpersonil
Adanya kondisi kesehatan mempengaruhi terhadap hubungan interpersonal dan peran serta mengalami tambahan dalam menjalankan perannya selama sakit.
11) Pola tata nilai dan kepercayaan
Timbulnya distres dalam spiritual pada pasien, maka pasien akan menjadi cemas dan takut akan kematian, serta kebiasaan ibadahnya akan terganggu.

6. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Biasanya pada pasien typhoid mengalami badan lemah, panas, puccat, mual, perut tidak enak, anorexia.
2) Kepala dan leher
Kepala tidak ada bernjolan, rambut normal, kelopak mata normal, konjungtiva anemia, mata cowong, muka tidak odema, pucat/bibir kering, lidah kotor, ditepi dan ditengah merah, fungsi pendengran normal leher simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
3) Dada dan abdomen
Dada normal, bentuk simetris, pola nafas teratur, didaerah abdomen ditemukan nyeri tekan.
4) Sistem respirasi
Apa ada pernafasan normal, tidak ada suara tambahan, dan tidak terdapat cuping hidung.
5) Sistem kardiovaskuler
Biasanya pada pasien dengan typoid yang ditemukan tekanan darah yang meningkat akan tetapi bisa didapatkan tachiardi saat pasien mengalami peningkatan suhu tubuh.
6) Sistem integumen
Kulit bersih, turgor kulit menurun, pucat, berkeringat banyak, akral hangat.
7) Sistem eliminasi
Pada pasien typoid kadang-kadang diare atau konstipasi, produk kemih pasien bisa mengalami penurunan (kurang dari normal). N ½ -1 cc/kg BB/jam.
8) Sistem muskuloskolesal
Apakah ada gangguan pada extrimitas atas dan bawah atau tidak ada gangguan.
9) Sistem endokrin
Apakah di dalam penderita thyphoid ada pembesaran kelenjar toroid dan tonsil.
10) Sistem persyarafan
Apakah kesadarn itu penuh atau apatis, somnolen dan koma, dalam penderita penyakit thypoid.

B. Diagnosa keperawatan
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi Salmonella Typhii
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan/bedrest.
4. Gangguan keseimbangan cairan (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan pengeluaran cairan yang berlebihan (diare/muntah).

C. Intervensi dan Implementasi
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi salmonella typhsi
Tujuan : suhu tubuh normal/terkontrol.
Kriteria hasil : Pasien melaporkan peningkatan suhu tubuh
Mencari pertolongan untuk pencegahan peningkatan suhu tubuh.
Turgor kulit membaik
Intervensi :
 Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang peningkatan suhu tubuh
R/ agar klien dan keluarga mengetahui sebab dari peningkatan suhu dan membantu mengurangi kecemasan yang timbul.
 Anjurkan klien menggunakan pakaian tipis dan menyerap keringat
R/ untuk menjaga agar klien merasa nyaman, pakaian tipis akan membantu mengurangi penguapan tubuh.
 Batasi pengunjung
R/ agar klien merasa tenang dan udara di dalam ruangan tidak terasa panas.
 Observasi TTV tiap 4 jam sekali
R/ tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien
 Anjurkan pasien untuk banyak minum, minum  2,5 liter / 24 jam
R/ peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak
 Memberikan kompres dingin
R/ untuk membantu menurunkan suhu tubuh
 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian tx antibiotik dan antipiretik
R/ antibiotik untuk mengurangi infeksi dan antipiretik untuk menurangi panas.

2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia
Tujuan : Pasien mampu mempertahankan kebutuhan nutrisi adekuat
Kriteria hasil : - Nafsu makan meningkat
- Pasien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan porsi yang diberikan
Intervensi
 Jelaskan pada klien dan keluarga tentang manfaat makanan/nutrisi.
R/ untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi sehingga motivasi untuk makan meningkat.
 Timbang berat badan klien setiap 2 hari.
R/ untuk mengetahui peningkatan dan penurunan berat badan.
 Beri nutrisi dengan diet lembek, tidak mengandung banyak serat, tidak merangsang, maupun menimbulkan banyak gas dan dihidangkan saat masih hangat.
R/ untuk meningkatkan asupan makanan karena mudah ditelan.
 Beri makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering.
R/ untuk menghindari mual dan muntah.
 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antasida dan nutrisi parenteral.
R/ antasida mengurangi rasa mual dan muntah.
Nutrisi parenteral dibutuhkan terutama jika kebutuhan nutrisi per oral sangat kurang.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan/bed rest
Tujuan : pasien bisa melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS) optimal.
Kriteria hasil : Kebutuhan personal terpenuhi
Dapat melakukan gerakkan yang bermanfaat bagi tubuh.
memenuhi AKS dengan teknik penghematan energi.
Intervensi :
 Beri motivasi pada pasien dan kelurga untuk melakukan mobilisasi sebatas kemampuan (missal. Miring kanan, miring kiri).
R/ agar pasien dan keluarga mengetahui pentingnya mobilisasi bagi pasien yang bedrest.

 Kaji kemampuan pasien dalam beraktivitas (makan, minum).
R/ untuk mengetahui sejauh mana kelemahan yang terjadi.
 Dekatkan keperluan pasien dalam jangkauannya.
R/ untuk mempermudah pasien dalam melakukan aktivitas.
 Berikan latihan mobilisasi secara bertahap sesudah demam hilang.
R/ untuk menghindari kekakuan sendi dan mencegah adanya dekubitus.

4. Gangguan keseimbangan cairan (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan cairan yang berlebihan (diare/muntah)
Tujuan : tidak terjadi gangguan keseimbangan cairan
Kriteria hasil : Turgor kulit meningkat
Wajah tidak nampak pucat
Intervensi :
 Berikan penjelasan tentang pentingnya kebutuhan cairan pada pasien dan keluarga.
R/ untuk mempermudah pemberian cairan (minum) pada pasien.
 Observasi pemasukan dan pengeluaran cairan.
R/ untuk mengetahui keseimbangan cairan.
 Anjurkan pasien untuk banyak minum  2,5 liter / 24 jam.
R/ untuk pemenuhan kebutuhan cairan.
 Observasi kelancaran tetesan infuse.
R/ untuk pemenuhan kebutuhan cairan dan mencegah adanya odem.
 Kolaborasi dengan dokter untuk terapi cairan (oral / parenteral).
R/ untuk pemenuhan kebutuhan cairan yang tidak terpenuhi (secara parenteral).

D. Evaluasi
Dari hasil intervensi yang telah tertulis, evaluasi yang diharapkan :
 Dx : peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi salmonella typhii
Evaluasi : suhu tubuh normal (36 o C) atau terkontrol.
 Dx : gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.
Evaluasi : Pasien mampu mempertahankan kebutuhan nutrisi adekuat.

 Dx : intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan/bedrest
Evaluasi : pasien bisa melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS) optimal.
 Dx : gangguan keseimbangan cairan (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan pengeluaran cairan yang berlebihan (diare/muntah)
Evaluasi : kebutuhan cairan terpenuhi


DAFTAR PUSTAKA
Dangoes Marilyn E. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. EGC, Jakarta.
Lynda Juall, 2000, Diagnosa Keperawatan, EGC, Jakarta.
Mansjoer, Arif 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Media Aesculapis, Jakarta.
Rahmad Juwono, 1996, Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3, FKUI, Jakarta.
Sjaifoellah Noer, 1998, Standar Perawatan Pasien, Monica Ester, Jakarta.

Demam Tifoid (Thypoid Fever)

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Demam tifoid (tifus abdominalis, enteric fever) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran.1,2,3

Etiologi

Demam tifoid disebabkan oleh Salmonella typhi (S. typhi), basil gram negatif, berflagel, dan tidak berspora. S. typhi memiliki 3 macam antigen yaitu antigen O (somatik berupa kompleks polisakarida), antigen H (flagel), dan antigen Vi. Dalam serum penderita demam tifoid akan terbentuk antibodi terhadap ketiga macam antigen tersebut.

Kuman ini tumbuh dalam suasana aerob dan fakultatif anaerob. Kuman ini mati pada suhu 56ÂșC dan pada keadaan kering. Di dalam air dapat bertahan hidup selama 4 minggu dan hidup subur pada medium yang mengandung garam empedu.1

Epidemiologi

Demam tifoid dan paratifoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia, Afrika, Amerika Latin Karibia dan Oceania, termasuk Indonesia. Penyakit ini tergolong penyakit menular yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Insiden demam tifoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002 sekitar 16 juta per tahun, 600.000 di antaranya menyebabkan kematian. Di Indonesia prevalensi 91% kasus demam tifoid terjadi pada umur 3-19 tahun, kejadian meningkat setelah umur 5 tahun. Ada dua sumber penularan S.typhi : pasien yang menderita demam tifoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh dari demam tifoid namun masih mengeksresikan S. typhi dalam tinja selama lebih dari satu tahun.2,3,4

Patogenesis

Infeksi S.typhi terjadi pada saluran pencernaan. Basil diserap di usus halus kemudian melalui pembuluh limfe masuk ke peredaran darah sampai di organ-organterutama hati dan limpa. Basil yang tidak dihancurkan berkembang biak dalam hati dan limpa sehingga organ-organ tersebut akan membesar disertai nyeri pada perabaan. Kemudian basil masuk kembali ke dalam darah ( bakteremia) dan menyebar ke seluruh tubuh terutama ke dalam kelenjar limfoid usus halus, menimbulkan tukak pada mukosa diatas plaque peyeri. Tukak tersebut dapat mengakibatkan perdarahan dan perforasi usus. Gejala demam disebabkan oleh endotoksin yang dieksresikan oleh basil S.typhi sedangkan gejala pada saluran pencernaan disebabkan oleh kelainan pada usus.1,4

Gejala Klinis

Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan jika dibandingkan dengan penderita dewasa. Masa tunas rata-rata 10-14 hari. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodromal, yaitu perasaan tidak enak badan lemas dan lesu, nyeri kepala, pusing, dan tidak bersemangat. Kemudian disusul gejala klinis, yaitu :1,2,3

1. Demam

Pada kasus-kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu. Bersifat febris remiten dan suhu tidak tinggi. Selama minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat pada sore dan malam hari. Pada minggu kedua penderita terus berada dalam keadaan demam. Dalam minggu ketiga suhu badan berangsur-angsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga.

2. Gangguan saluran pencernaan

Pada penderita demam tifoid dapat ditemukan bibir kering, dan pecah-pecah (ragaden). Lidah ditutupi selaput putih kotor (coated tounge) dengan pinggir yang hiperemis, jarang disertai tremor. Pada abdomen mungkin ditemukan keadaan perut kembung (meteorismus). Hati dan limpa membesar disertai nyeri pada perabaan. Biasanya didapatkan konstipasi,akan tetapi mungkin pula normal bahkan dapat terjadi diare.

3. Gangguan kesadaran

Umumnya kesadaran penderita menurun walaupun tidak seberapa dalam, yaitu apatis sampai somnolen. Jarang terjadi sopor, koma atau gelisah.

Disamping gejala-gejala yang biasa ditemukan tersebut kadang-kadang ditemukan pula gejala lain berupa roseola pada punggung dan ekstremitas dan bradikardia pada anak besar.1

Relaps

Relaps atau kambuh merupakan keadaan berulangnya gejala penyakit tifus abdominalis, akan tetapi berlangsung lebih ringan dan lebih singkat. Biasanya terjadi dalam minggu kedua setelah suhu badan normal kembali.1,4

Diagnosis

Menegakkan diagnosis demam tifoid pada anak merupakan hal yang tidak mudah mengingat gejala dan tanda- tanda yang tidak khas.1 Diagnosis demam tifoid dapat dibuat dari anamnesis berupa demam, gangguan gastrointestinal dan mungkin disertai perubahan atau gangguan kesadaran. Untuk memastikan diagnosis tersangka demam tifoid maka perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium sebagai berikut :1,4

1. Darah tepi

- Anemia, pada umumnya terjadi karena supresi sumsum tulang, defisiensi Fe, atau perdarahan usus.

- Leukopenia, namun jarang kurang dari 3000/uL.

- Limfositosis relatif dan anaeosinofilia pada permulaan sakit.

- Trombositopeni terutama pada demam tifoid berat.

2. Pemeriksaan serologi

- Serologi Widal : untuk membuat diagnosis yang diperlukan adalah titer terhadap antigen O dengan kenaikan titer 1/200 atau kenaikan 4 kali titer fase akut ke fase konvalesens.

- Kadar Ig M dan Ig G (Typhi-dot).

3. Biakan Salmonela

- Biakan darah terutama pada minggu I perjalanan penyakit.

- Kultur tinja terutama pada minggu II perjalanan penyakit.

Komplikasi

Dapat terjadi pada :1,4

1. Intestinal:

- Perdarahan usus. Bila perdarahan yang terjadi banyak dan berat dapat terjadi melena disertai nyeri perut dengan tanda-tanda renjatan.

- Perforasi usus. Biasanya dapat timbul pada minggu ketiga atau lebih.

- Peritonitis. Biasanya menyertai perforasi tapi dapat juga tanpa perforasi usus dengan ditemukannya gejala abdomen akut, yaitu nyeri perutyang hebat, dinding abdomen tegang (defans musculair) dan nyeri tekan.

2. Diluar Intestinal

Pengobatan

a. Medikamentosa1,4

1. Antibiotik

- Kloramfenikol (drug of choice) 50-100 mg/kgBB/hari, oral atau iv, dibagi dalam 4 dosis selama 10-14 hari.

- Amoksisilin 100 mg/kgBB/hari, oral selama 10 hari.

- Kotrimoksazol 6 mg/kgBB/hari, oral. Dibagi dalam 2 dosis selama 10 hari.

- Seftriakson 80 mg/kgBB/hari, iv atau im, sekali sehari selama 5 hari.

- Sefiksim 10 mg/kgBB/hari, oral, dibagi dalam 2 dosis selama 10 hari.

2. Kortikosteroid diberikan pada kasus berat dengan gangguan kesadaran.

- Deksametason 1-3 mg/kgBB/hari iv, dibagi 3 dosis hingga kesadaran membaik.

3. Antipiretik

b. Suportif1,4

- Tirah baring

- Isolasi yang memadai

- Kebutuhan cairan dan kalori yang cukup

- Diet rendah serat dan mudah dicerna

Prognosis1,4

Umumnya prognosis demam tifoid pada anak baik asal penderita cepat mendapat pengobatan. Prognosa menjadi buruk bila terdapat gejala klinis yang berat, seperti :

- Hiperpireksia atau febris kontinua.

- Kesadaran menurun.

- Malnutrisi.

- Terdapat kompliksi yang berat misalnya dehidrasi dan asidosis, peritonitis, bronkopneumonie, dll.


Daftar Pustaka

  1. Hasan R. Buku kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Infeksi Tropik. Jakarta : FK UI, 1985.
  2. Noer, S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid I. Jakarta : FKUI, 1996.
  3. Mansjoer A. Kapita Selekta Kedokteran. Demam Tifoid. Jakarta : FK UI, 2000.
  4. Brusch JL. Typhoid Fever. www.emedicine.com last up date July 24th 2006 [diakses pada tanggal 16 November 2007].
  5. Lentnek AL. Typhoid Fever. Division of Infection Disease. www.medline.com last up date June 20th 2007 [diakses pada tanggal 16 November 2007].

Senin, 14 September 2009

Askep Post Operasi Tutup Kolostomi

Askep Post Operasi Tutup Kolostomi

Post operasi tutup kolostomi merupakan suatu rangkaian tindakan pembedahan pada post kolostomi sementara.


Perjalanan dan riwayat tindakan.


Klien yang mengalami kelainan pada usus seperti: obstruksi usus, kanker kolon, kolitis ulceratif, penyakit Divertikuler akan dilakukan pembedahan yang disebut dengan kolostomi yaitu lubang dibuat dari segmen kolon (asecenden, transversum dan sigmoid). Lubang tersebut ada yang bersifat sementara dan permanen. Kolostomi asenden dan transversum bersifat sementara , sedangkan kolostomi sigmoid bersifat permanen.


Kolostomi yang bersifat sementara akan dilakukan penutupan .


Berdasarkan lubang kolostomi dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Single barreled stoma, yaitu dibuat dari bagian proksimal usus. Segmen distal dapat dibuang atau ditutup.
2. Double barreled, biasanya meliputi kolon transversum. Kedua ujung dari kolon yang direksesi dikeluarkan melalui dinding abdominal mengakibatkan dua stoma. Stoma distal hanya mengalirkan mukus dan stoma proksimal mengalirkan feses.
3. Kolostomi lop-lop, yaitu kolon transversum dikeluarkan melalui dinding abdomen dan diikat ditempat dengan glass rod. Kemudian 5-10 hari usus membentuk adesi pada dinding abdomen, lubang dibuat di permukaan terpajan dari usus dengan menggunakan pemotong.


Hal-hal yang perlu diperhatikan pada klien dengan post kolostomi:
- Irigasi diperlukan untuk mengatur defekasi
- Pembersihan usus diperlukan sebelum pemeriksaan kontras barium saluran GI.
-

Rencana Keperawatan terintegrasi:
1. Perawatan pascaoperasi
2. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
3. Terapi intra vena
4. Imobilitas
5. Nyeri.


Pengkajian Data Dasar
1. Pemeriksaan fisik terhadap daerah penutupan kolostomi:
- Keadaan luka: tanda kemerahan, pengeluaran cairan
- Adanya pembengkakan dan menutup sempurna

2. Pemeriksaan daerah rektum:
- Pengeluaran feses

4. Kecemasan
5. Nyeri


Diangosa keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan perlukaan skunder operasi penutupan kolostomi
2. Cemas berhubungan dengan ancaman terhadap disfungsi rektum
3. Resiko tinggi terhadap komplikasi : infeksi berhubungan dengan prosedur tindakan pembedahan .



Intervensi


Diagonsa: Nyeri berhubungan dengan perlukaan skunder operasi penutupan kolostomi


Tanda-tanda
Subyektif:
- Mengungkapkan ketidaknyamanan, dan nyeri daerah perut.
Obyektif:
- Merintih, menangis
- Melindungi sisi nyeri.
- Nadi meningkat


Kriteria evaluasi:
- Mengungkapkan tidak ada nyeri
- Tidak merintih, menangis
- Ekspresi wajah rileks

INTERVENSI
RASIONAL
1. Kaji keluhan dan derajat nyeri
2. Motivasi untuk melakukan teknik pengaturan nafas dan mengalihkan perhatian
3. Hindari sentuhan seminimsl mungkin untuk mengurangi rangsangan nyeri
4. Pertahankan puasa
5. Berikan analgetik sesuai dengan program medis.
Untuk mengetahui sifat dan tingkat nyeri sehingga memudahkan dalan memberi tindakan.
Relaksasi dan retraksi dapat mengurangi rangsangan nyeri
Sentuhan dapat meningkatkan rangsangan nyeri
Untuk mengistirahatkan usus.
Analgesik membantu memblok jaras nyeri.


Diagnosa : Cemas berhubungan dengan ancaman disfungsi rektum
Tanda-tanda:


Subyektif:
- Mengeluh takut kalau anusnya tidak bisa berfungsi normal
- Melaporkan perasaan gugup


Obyektif:
- Ekspresi wajah tegang
- Nadi meningkat.


Kritria evaluasi:
- Ekspresi wajah rileks
- Cemas dan gugup berkurang
- Mengungkapkan pemahaman tentang proses pemulihan fungsi rektum.


INTERVENSI
RASIONAL
1. Jelaskan proses pemulihan fungsi anus secara bertahap dan butuh waktu agak lama.
2. Lakukan pendekatan dengan tenang dan berikann dorongan urtuk bertanya.
3. Libatkan keluargan dalam setiap tindakan.
Pemahaman dapat mengurangi kecemasan
Dengan kondisi tenang akan lebih memudahakan pemahaman.
Dengan keterlibatan keluarga akan memberi perhatian yang lebih bagi klien.


Diagnosa : Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur tindakan pembedahan daerah abdomen

Tanda-tanda
Subyektif:
- Mengeluh deman
- Mengekuh nyeri
- Mengeluh kaku


Obyektif:
- SDP > 10.000/mm3
- Suhu > 37,2


Kriteria evaluasi:
- Suhu <>
INTERVENSI
RASIONAL
1. Pantau hasil:
- Hasil SDP
- Suhu tiap 4 jam
2. Implementasikan tindakan untuk mencegah infeksi:
- Rawat luka dengan teknik steril
- Tingkatkan intake cairan 2-3 liter/hari
- Tingkatan nutrisi dengan diet TKTP
- Gunakan pelunak feses bila terdapat konstipasi.
3. Berikan antibiotika sesuai program medis.
4. Pantau tanda-tanda radang: panas, merah, bengkak, nyeri, kekakuan.
Untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan dan penyimpangan dari hasil yang diharapkan
Teknik steril untuk pencegahan pemindahan kuman. Dan cairan untuk memperlancar pengeluaran . Sedangkan nutrisi untuk meningkatkan ketahanan tubuh dan mempercepat pertumbuhan jaringan.
Antibiotika untuk menghambat dan membunuh kuman patogen.
Untuk mengetahui secara dini terjadinya infeksi.

Promosi Kesehatan Pada Ibu Hamil

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu masa dimana seorang ibu mengalami suatu perubahan pada dirinya baik fisik maupun psikologis. Pada ibu yang primipara,kehamilan merupakan suatu pengalaman yang baru.Sehingga ibu tersebut memerlukan suatu informasi yang berhubungan dengan kehamilannya.Bagi petugas kesehatan berkewajiban menyampaikan informasi-informasi yang diperlukan oleh ibu.Sehingga ibu dapat memahami keadaaannya dan dapat melakukan hal-hal yang berkaitan dengan kehamilannya.
Oleh karena itu tenaga kesehatan dapat memberikan informasi melalui promosi kesehatan seperti penyuluhan tentang keadaan fisiologis dan patolohis dalam kehamilan, kebutuhan ibu selama kehamilan dan persiapan ibu dalam menghadapi persalinan dan kelahiran bayi. Dalam makalah ini penulis membahas mengenai hal-hal tersebut di atas yang diharapkan bermanfaat bagi pembeca terutama ibu hamil.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
· Untuk memenuhi tugas mata kuliah promosi kesehatan yang membahas tentang penyuluhan kesehatan pada ibu hamil
· Untuk memberikan informasi terhadap pembaca terutama ibu hamil mengenai kehamilannya
· Untuk membantu mahasiswa untuk memahami tentang materi promosi kesehatan pada ibu hamil
BAB II
PEMBAHASAN
PROMOSI KESEHATAN PADA IBU HAMIL
Promosi kesehatan pada ibu hamil bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi ibu hamil agar terwujud derajad kesehatan yang optimal.Diharapkan dengan penyuluhan dan informasi dari bidan bisa setiap ibu hamil dapat menjalani kehamilannya dengan tenang. Serta siap menghadapi persalinan.
Hal-hal yang perlu dipromosikan pada ibu hamil adalah sebagai berikut :
A. KEBUTUHAN NUTRISI IBU HAMIL
Selama kehamilan ibu membutuhkan tambahan asupan makanan untuk pertumbuhan janin dan pertahanan dirinya sendiri. Sebagai tenaga kesehatan sebaiknya melakukan upaya untuk mempromosikan tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil tersebut.
Jenis-jenis makanan:
a. Makanan pokok :karbohidrat sebagai sumber energi
b. Makanan pembangun :protein untuk tumbang janin
c. Makanan pelengkap :vitamin dan mineral
d. Makanan penunjang :lemak
Tambahan gizi yang diperlukan ibu hamil adalah :
* Protein : dari 6 gr/hari menjadi 10 gr/hari
* Energi / kalori : yang dapat diperolieh dari karbohidrat dan lemak
* Vitamin : sebagai pengatur dan pelindung
Penambahan tersebut diperlukan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan janin, persiapan persalinan dan untuk melakukan aktivitas. Penambahan ini pada trimester pertama belum diperlukan, tetapi pada trimester dua dan tiga dibutuhkan penambahan nutrisi karena terjadi pertumbuhan dan perkembangan janin yang cepat.
3 Jenis makanan yang penting setiap hari dikonsumsi ibu hamil :
* Zat besi : Untuk mencegah anemia sehingga tidak akan terjadi BBLR, perdarahan,dll
* Kalsium : Untuk pertumbuhan tulang
* Yodium : Untuk mencegah pembesaran kelenjar gondok pada ibu, perkembangan lambat sehingga akan terjadi retardasi mental, cebol.
Perubahan yang perlu dipahami ibu hamil :
· Tahap I (2 minggu setelah konsumsi)
Gizi yang diperlukan seperti biasa harus terpenuhi, tapi belum membutuhkan penambahan
· Tahap II (minggu ke 2 - minggu ke 8)
Sudah dibutuhkan nutrisi karena pada tahap ini sudah terbentuk jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh janin
· Tahap III (minggu ke 8 – lahir)
Untuk persiapan persalinan, laktasi dan kesempurnaan janin
B. ISTIRAHAT
Istirahat bagi ibu hamil untuk meringankan urat syaraf atau mengurangi aktivitas otot.
Kegunaan istirahat adalah :
* Untuk melepaskan lelah
* Memberikan kesempatan pada tubuh untuk membentuk kegiatan baru
* Menambah kesegaran untuk melakukan pekerjaan
Wanita hamil butuh istirahat yang cukup, wanita hamil dianjurkan untuk tidur siang karena udara panas mudah membuat merasa lebih baikan bila cukup banyak istirahat.
Releksasi tubuh yang sempurna mengatasi ketegangan fisik dan psikis selama hamil terutama pada saat melahirkan. Releksasi sangat berguna juga bagi kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya.
Agar ibu hamil dapat melakukan istirahat yang benar, maka ia perlu mengetahui bagaimana cara penyegaran tubuh dan sehat yaitu : pertama angkat tangan, kemudian turunkan, sekali lagi angkat kemudian tarik nafas dan hembuskan, lakukan dengan santai.
Cara tidur yang nyaman
Pertama-tama ibu hamil duduk perlahan, topanglah tubuh dengan tangan kanan. Kemudian sedikit miringkan badan ke kanan, tangan kiri menyilang ikut menopang tubuh ibu perlahan-lahan, kemudian ibu hamil bisa tidur dengan telentang.
Begitu juga saat bangun, terlebuh dahulu miringkan tubuh ke kanan, topanglah tubuh dengan tangan kanan. Bangunlah perlahan-lahan dan kemydian ibu hamil bisa duduk kembali. Kalau perut ibu semakin besar akan sulit untuk tidur dengan posisi telentang maupun sebaliknya. Untuk itu ibu merasa tidur dengan posisi miring ke kiri.
C. KEBUTUHAN PAKAIAN
Ibu hamil sebaiknya mengenakan pakaian yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
* Nyaman : pakaian sebaiknya tidak ada penekanan-penekanan pada bagian tertentu sehingga ibu tidak dapat bebas bergerak
* Longgar : bukan berarti pakai baju yang terlalu besar, tapi yang dapat bergerak bebas
* Tidak tebal : pakaian tebal akan menimbulkan rasa panas dan keluarnya keringat sehingga tidak bebas bergerak
* Menarik : enak dipandang mata
* Menyerap keringat : karena pada ibu hamil banyak keringat, maka dianjurkan memakai pakaian yang menyerap keringat. Disini ditekankan pada bahan dasarnya.
D. IMUNISASI
Pada masa kehamilan ibu hamil diharuskan melakukan imunisasi tetanus toksoid (TT). Gunanya pada antenatal dapat menurunkan kemungkinan kematian bayi karena tetanus. Ia juga dapat mencegah kematian ibu yang disebabkan oleh tetanus.
Menurut WHO seorang ibu tidak pernah diberikan imunisasi tetanus, sedikitnya 2x injeksi selama kehamilan ( I pada saat kunjungan antenatal I dan II pada 2 minggu kemudian )
Jadwal pemberian suntikan tetanus adalah :
· TT 1 selama kunjungan antenatal I
· TT 2 → 4 minggu setelah TT 1
· TT 3 → 6 minggu setelah TT 2
· TT 4 → 1 tahun setelah TT 3
· TT 5 → 1 tahun setelah TT 4
Karena imunisasi ini sangat penting, maka setiap ibu hamil hendaknya mengetahui dan mendapat informasi yang benar tentang imunisasi TT. Petugas kesehatan harus berusaha program ini terlaksana maksimal dan cepat.
E. SENAM HAMIL
Senam hamil bukan merupakan keharusan, namun dengan melakukan senam hamil akan memberikan banyak manfaat dalam membantu kelancaran proses persalina, antara lain dapat melatih cara mengedan yang benar. Kesiapan ini merupakan bakal bagi calon ibu pada saat persalinan.
Tujuan senam hamil adalah :
* Memberikan dorongan serta melatih jasmani dan rohani ibu secara bertahap agar ibu dapat menghadapi persalinan dengan tenang, sehingga proses persalinan dapat berjalan lancar dan mudah
* Membimbing wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis
* Melonggarkan persendian yang berhubungan dengan proses persalinan
* Cara memperoleh kontraksi dan relokasi yang sempurna
* Menguasai teknik-teknik pernapasan dalam persalinan
* Dapat mengatur diri pada ketenangan
Manfaat senam hamil secara teratur :
· Memperbaiki sirkulasi darah
· Mengurangi pembengkakan
· Memperbaiki keseimbangan otot
· Mengurangi kram / kejang pada kaki
· Menguatkan otot-otot perut
· Mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan
Syarat-syarat mengikuti senam hamil :
v Pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter / bidan
v Lakukan latihan setelah kehamilan 22 minggu
v Lakukan latihan secara teratur dan disiplin
Gerakan senam hamil ada 3 tahap :
§ Kunjungan I ada 4 tahap
§ Kunjungan II ada 7 tahap
§ Kunjungan III gabungan kedua tahap tersebut
Gerakan senam hamil pada kunjungan pertama :
1. Senam untuk kaki
Ø Dududk di kursi dengan kaki dirapatkan dan telapak kaki ditaruh di lantai
Ø Mengangkat jari-jari kaki secara perlahan lalu diturunkan, berguna untuk memperkuat otot panggul dan punggung sehingga dapat menopang tubuh ibu yang semakin besar
2. Duduk di kursi, silangkan kaki kanan diatas kaki kiri
Ø Gerakkan ujung kaki perlahan-lahan ke atas dan turunkan, berguna untuk otot pinggang dan panggul
3. Senam duduk bersila
Ø Duduk bersila
Ø Letakkan kedua telapak tangan di atas lutut
Ø Tekan lutut ke bawah perlahan-lahan, berguna untuk mengurangi kram kaki karena duduk terlalu lama
4. Cara tidur yang nyaman
Ø Berbaring miring ke kiri dengan kaki ditekuk
Gerakan senam hamil pada kunjungan ke dua :
1. Senam posisi telentang
Ø Tidurlah telentang dan tekuk lutut sedikit, jangan terlalu lebar dan arahkan telapak tangan kebawah dan berada di samping badan
Ø Angkat pinggang secara perlahan-lahan
2. Senam posisi merangkak
Ø Badan dalam posisi merangkak
Ø Sambil menarik nafas angkat punggung ke atas dengan wajah menghadap ke bawah, membentuk lingkaran sambil perlahan-lahan mengangkat wajah, hembuslah nafas. Turunkan punggung kembali perlahan
3. Senam untuk lutut
Ø Tidur telentang tekuk kaki kanan, lutut kanan digerakkan perlahan ke kanan, bergantian
4. Senam dengan kedua lutut
Ø Senam telentang dengan kedua lutut ditekuk, kedua lutut digerakkan kekiri dan kanan
5. Gerakan untuk mengurangi rasa sakit saat melahirkan
Ø Tidur dengan posisi kaki ditekuk, urut perut dengan kedua tangan dari bawah perut ke payudara
6. Cara mengejan
Ø Posisi setengah duduk dan kaki direnggangkan
Ø Perlahan-lahan tarik nafas sebanyak 3x pada hitungan ke empat tarik nafas dan tahan mengejan kearah pantat dan hembuskan
7. Cara pernapasan saat melahirkan
Ø Dilakukan jika bidan mengatakan tidak usah mengejan lagi
Ø Letakkan kedua tangan di atas dada
Ø Buka mulut lebar-lebar bernapas pendek sambil mengatakan hah..hah
F. KUNJUNGAN PMERIKSAAN KEHAMILAN
Setiap wanita hamil menghadapi reaksi komplikasi yang bisa engancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal :
  • 1x kunjungan selama Trimester I (sebelum 14 mg)
  • 1x knujungan selama Trimester II (antara mg 14-28)
  • 2x kunjungan selama Trimester III (antara mg 28-36 dan sesuda mg 36)
Pada setiap kali kunjungan antenatal tersebut, perlu didapatkan informasai yang sangat penting. Tabel di bawah ini memberikan garis-garis besarnya :
Kunjugan
Waktu
Informasi Penting
TM I
Sebelum mg ke-14
Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dengan ibu hamil
Mendeteksi masalah dan menanganinya
Melakukan tindakan pencegahan spt tetanus neonaturum, anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan
Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi
Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan dan sebagainya)
TM II
Sebelum mg ke-28
Sama seperti di atas ditambah kewaspadaan khusus mangenai preeklamsia (tanya ibu tentang gejala-gejala preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi oedema periksa untuk mengetahui proteinuria)
TM III
Antara mg ke 28-36
Sama seperti di atas ditambah palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda
TM III
Setelah mg ke-36
Sama seperti di atas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di Rumah Sakit
Ibu hamil tersebut harus lebih sering dikunjungi jika terdapat masalah dan ia hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bilamana ia merasakan tanda-tanda bahaya atau jika ia merasa khawatir.
G. TANDA-TANDA DINI BAHAYA / KOMPLIKASI PADA KEHAMILAN MUDA
1. Perdarahan Pervaginam
A. Abortus
Kegagalan kehamilan sebelum usia kehamialan 22 ninggu
Jenis abortus :
1. Abortus spontan
* Abortus imminens
Tanda / gejala : perdarahan sedikit, nyeri abdomen
Penanganan : tirah baring, jangan melakukan aktifitas fisik berlebihan, hubungan sex dihentikan sementara, jika perdarahan berhenti lakukan ANC, jika perdarahan berlangsung nilai kondisi janin / USG
* Abortus insipiens
Tanda / gejala : perdarahan banyak, nyeri karena kontraksi uterus kuat, ada pembukaan, besarnya uterus sesuai dengan usia kehamilan.
Penanganan : kuretase
* Abortus incomplete
Tanda / gejala : perdarahan banyak, ada pembukaan, ada teraba sisa jaringan, uterus berkontraksi
Penanganan : kuretase
* Abortus complete
Tanda / gejala : uterus lebih kecil dari usia kehamilan, perdarahan sedikit tapi nyeri perut bagian bawah, telah terjadi pengeluaran hasil konsepsi, perdarahan akan berhenti 10 hari bila berlanjut menjadi endometritis
Penanganan : tidak perlu evaluasi lagi, observasi untuk melihat adanya perdarahan, pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu.
2. Abortus provokatus
* Abortus medisinalis : melihat adanya komplikasi pada ibu
* Abortus kriminalis : disengaja dengan alat dan obat
3. Abortus septik : adanya komplikasi pada ibu
4. Missed abortion
Apabila janin muda yang telah mati tertahan di dalam rahim selama 2 bulan atau lebih.
Tanda : rahim semakin mengecil, buah dada mengecil kembali, amenorrhoe berlangsung terus
Penanganan : di Rumah Sakit
B. Kehamilan Mola
Patologi : sebagian dari vili berubah menjadi gelembung-gelembung berisi cairan jernih
Tanda dan gejala :
· Perdarahan sedang banyak
· Serviks terbuka
· Uterus lunak dan lebih besar dari usia kehamilan
· Hyperemesis lebih lama
· Kram perut bagian bawah
· Tidak ada tanda-tanda adanya janin
· Keluar jaringan seperti anggur
Penanganan :Segera dikeluarkan karena bernahaya.
C. Kehamilan Ektopik
→ kehamilan dimana se telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri
Gejala : amenorhoe, nyeri perut, perdarahan pervaginam sedikit, syok karena hypovolemia, nyeru palpasi dan nyeri pada toucher, tumor dalam rongga panggul, gangguan kencing, Hb menurun.
2. Hyperemesis Gravidarum
→mual dan muntah yang berlebihan pada ibu hamil
a. Ringan
Tanda / gejala :
· Mual muntah terus menerus
· Penderita lemah, tidak mau makan, BB menurun, tekanan darak menurun
· Nadi cepat ≥100x/menit
· Nafas agak cepat
· Nyeri epigastrium, bibir dan lidah kering
· Turgor kulit menurun
Penanganan : rawat jalan dengan diet sering ngemil, minum vitamin B6, tinggi karbohidrat rendah lemak.
b. Sedang
Tanda / gejala :
· Mual muntah yang hebat
· Lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek
· Lidah kering dan kotor, nafas bau aseton
· Nadi kecil dan cepat, suhu naik, tekanan darah & BB menurun
· Dehidrasi, ikterus ringan, mata cekunh.
c. Berat
Tanda / gejala :
· KU jelek
· Kesadaran menurun
· Nadi kecil, halus dan cepat
· Dehidrasi berat, ikterus
· Suhu badan meningkat, TD & BB turun
3. Nyeri Perut Bagian Bawah
Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang
Diagnosis nyeri perut bagian bawah :
a. Kista ovarium
Gejala dan tanda : nyeri perut, tumor adreksa pada PD, rasa tumor di perut bawah, perdarahan vaginal ringan
b. Apendisitis : radang umbai cacing usus buntu
Gejala : nyeri perut bawah, demam, nyeri lepas
c. Sintitis : disuria, sering berkemih, nyeri perut
d. Pielonefritis : infeksi akut saluran kemih dengan gejala disuria, demam tinggi, sering berkemih, nyeri perut
e. Peritronitis : radang selaput perut dalam rongga panggul, dengan gejala demam, nyeri perut bawah, bising usus negatif
f. Kehamilan ektopik : tandanya nyeri perut, ada perdarahan sedikit, serviks tertutup, uterus sedikit besar dan lunak
H. TANDA-TANDA DINI BAHAYA / KOMPLIKASI IBU DAN JANIN PADA KEHAMILAN LANJUT
1. Perdarahan Pervaginam
Disebut juga PerdarahanAntepartum, yaitu perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu (TM III), biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya dari perdarahan kehamilan sebelum 20 minggu.
Pada TM III perdarahan disebabkan oleh :
a. Placenta Previa
→Placenta yang implantasi disekitar segmen-segmen bawah rahim, sehingga dapat menutupi sebagian / seluruh pembukaan jalan lahir.
Penyebabnya :
keadaan endometrium kurang baik, terdapat pada MP, Myoma Uteri, Curretase berulang-ulang
Pembagian Plasenta Previa :
totalis (seluruhnya), marginalis (pinggir), parsialis (sebagian)
Gejala dan tanda :
· Perdarahan tanpa nyeri
· Paerdarahan berulang-ulang
· Kepala anak Sangay tinggi
· Sering terjadi kelainan letal
· Pada PD terasa jaringan
· Darah berwarna merah sejajar dengan bekuan (terjadi pembukaan pembuluh darah)
· Dapat terjadi estela miksi dan defekasi, aktifitas fisisk kontraksi, brakston hicks, koitus.
Penanganan :
Bidan yang menghadapi plasenta previa dapat mengambil sikap dengan melakukan rujukan ke tempat pertolongan yang mempunyai fasilitas cukup
b. Solusio Placenta
→ Terlepasnya placenta sebelum waktunya dengan implantasi pada kehamilan TM III
Etiologi :
Hypertensi, tali pusat pendek, trauma, tekanan rahim membesar pada vena cava inferior, hydramnion gemelli, MP, usia lanjut. Defisiensi asam folik.
Tanda-tanda :
· Perdarahan disertai nyeri
· Perdarahan segar disusul dengan partus
· Warna darah merah kehitaman
· Palpasi sukar karena rahim keras
· Fundus uteri makin lama makin naik
· Bunyi jantung biasanya tidak ada
· Pada PD teraba ketuban yang tegang terus menerus.
2. Sakit Kepala yang hebat, Penglihatan Kabur, Bengkak pada Wajah & Tangan
· Hypertensi
Tanda :
· Tekanan Darah 140/90 mmHg
· Sistolik meningkat 30 mmHg dan Diastolik meningkat 15 mmHg
· Preeklamsia
→ Penyakit kehamilan yang disebabkan oleh kehamilan itu sendiri
Klasifikasi :
a. Preeklamsia ringan
Tanda : TD 140/90 mmHg, oedema kaki, jari tangan & muka/kenaikan BB1 Kg atau lebih perminggu, protein urin +1 atau +2 pada urin kateter
b. Preeklamsia berat
Tanda : TD 160/110 mmHg atau lebih, protein urin 5 gr atau lebih perliter, oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc/24 jam
Keluhan subjektif :
Nyeri epigastrium, gangguan penglihatan, nyeri kepala, oedema paru dan sianosis, gangguan kesadaran
Pencegahan :
· Pemeriksaan antenatal yang teratur
· Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya preeklamsi kalau ada faktor-faktor predisporsi
· Berikan penerangan tentang menfaat istirahat dan tidur, ketenangan serta pentingnya mengatur diet rendah garam.
· Eklamsia
→ Kelanjutan preeklamsia berat menjadi eklamsi dengan tambahan gejala kejang-kejang / koma.
Kejang-kejang pada eklamsi terdiri dari tingakat :
a. Stadium invasi awal
· Berlangsung 30 – 35 detik
· Tangan dan kelopak mata bergetar
· Mata terbuka dengan pandangan kosong
· Kepala diputar ke kiri/ke kanan
b. Stadium kejang kronik
· Seluruh otot badan menjadi kaku,wajah kaku
· Tangan menggenggam dan kaki membengkak kedalam
· Pernafasan terhenti
· Muka mulai kelihatan sianosis
· Lidah dapat tergigit
· Mata melotot
· Muka kelihatan kongesti dan sianosis
· Stadium ini berlangsung kirr – kira 20 – 30 detik
c. Stadium kejang kronik
· Semua otot bekerja berulang – ulang dalam waktu cepat
· Mulut terbuka dan menutup
· Keluar ludah berbusa dan lidah dapat tergigit
· Mata melotot
· Muka kelihatan kongesti dan sianosis
· Berlangsung selama 1 – 2 menit
d. Stadium koma
· Lamanya ketidaksadaran (koma) itu berlangsung selama beberapa menit sampai berjam – jam
· Selama serangan TD meningkat
· Nadi cepat
· Suhu naik sampai 40 derajat celcius
Penanganan : menghindari tejadinya kejang berulang, mengurangi koma, meningkatkan jumlah di uresis.
3. Keluarnya Cairan Pervaginam
a. KPD
→ Pecahnya ketuban sebelum inpartu bila pembukaan pada PP <>
Etiologi :
Belum jelas sehingga preventif tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu menganjurkan ibu menjaga kebersihannya terutama bagi perineum
Patogenesis :
· Selaput ketuban terlalu tipis
· Infeksi
· Faktor predisporsi : MP, malposisi, disproporsi (ketidakseimbangan antara panggul dengan janin), servix incompeten
· KPD artifisial
Gejala dan tanda :
· Keluarnya cairan ketuban
· Ketuban pecah tiba-tiba
· Cairan tampak di introitus
· Tidak ada His dalam 1 jam
Penanganan : rujuk
b. Amnionitis
Gejala dan tanda :
· Cairan vagina berbau
· Demam menggigil
· Nyeri perut, uterus nyeri
· Nadi cepat
· Perdarahan pervaginam sedikit-sedikit
c. Vaginitis
Gejala dan tanda :
· Cairan vagina berbau
· Tidak ada riwayat KPD
· Gatal, keputihan, nyeri perut
· Disuria
4. Gerak Janin tidak Terasa
→ Ibu tidak merasakan lagi gerakan janin pada usia kehamilan 22 minggu atau selama persalinan.
a. Gawat janin
· Gerakan janin tidak ada
· DJJ abnormal (<> 100/menit)
· Cairan ketuban bercampur mekonium
b. Kematian janin
→ Kematian hasil konsepsi yang masih berada dalam uteri tanpa memandang umur kehamilannya.
Seba-sebab kematian janin :
· Toxemia gravidarum
· Penyakit infeksi
· Kelainan bawaan yang berat
Gejala :
· DJJ tidak terdengar lagi
· Rahim tidak membesar
· Fundus uteri makin turun
· Pergeseran anak tidak teraba lagi
· Palpasi tidak jelas
Penanganan / penatalaksanaan :
· Meningkatkan ANC
· Perbaikan teknik resusitasi
· Meningkatkan pemeriksaan kesehatan
· Mengatasi bentuk infeksi perinatal
5. Nyeri Perut yang Hebat
→ Ibu mengeluh nyeri perut pada kehamilan . 22 minggu
a. Ruptura uteri
Cara terjadinya :
· Ruptur uteri spontan
o Terjadi spontan dan sebagian besar pada persalinan
o Terjadi gangguan mekanisme persalinan sehingga menimbulkan ketegangan segmen bawah rahim yang berlebihan
· Ruptur uteri traumatik
o Terjadi pada persalinan
o Timbulnya ruptur uteri, karena tindakan seperti ekstraksi, forsep, vakum
· Ruptur uteri pada bekas luka uterus
o Terjadinya spontan
o Bekas SC
o Bekas operasi pada uterus
Gejala-gejala :
· Nyeri yang hebat
· Terjadi robekan dalam perutnya
· Akibat ruptur menimbulkan : syok dengan nadi cepat, kecil, pernafasan cepat dan pendek, TD menurun, tampak anemis
· Palpasi abdomen dapat dirasakan : janin dibawah dinding rahim, perut terasa sakit, sangat nyeri, teraba uterus yang berkontraksi
· Setelah terjadi infeksi dapat menjadi terasa nyeri, suhu meningkat
· Pada PD dijumpai : bagian terendah mudah didorong ke atas, terdapat perdarahan melalui vagina, dapat diraba tempat robekan pada dinding uterus.
I. PERSIAPAN PERSALINAN DAN KELAHIRAN BAYI
Persiapan persalinan yaitu rencana tindakan yang dibuat oleh ibu, anggota keluarga dan bidan
Komponen rencana persalinan :
1. Membuat rencana persalinan
berupa tempat bersalin, tenaga kesehatan yang terlatih, bagaimana berhubungan dengan tenaga kesehatan, yransportasi, teman dalam persalinan, serta biaya untuk persalina
2. Rencana pembuat keputusan
disini dibicarakan siapa yang bertindak sebagai pengambil keputusan utama, pembuat keputusan jika pembuat keputusan utama tidak ada
3. Mempersiapkan sistem transpor
dimana tempat bersalin, cara menjangkau tingkat asuhan lebih lanjut, fasilitas kesehatan untuk merujuk, mendapatkan dana, dan persiapan donor darah
4. Membuat rencana atau pola menabung
anjurkan keluarga menabung, sehingga jika diperlukan dapat diambil langsung, bidan bekerjasama dengan masyarakat dan tokoh masyarakat
5. Mempersiapkan barang-barang untuk persalinan
berupa pakaian ibu dan palaian bayi
Menyiapkan Kelahiran (Trimester III)
Banyak aktivitas yang dilakukan untuk menyambut kelahiran, misalnya baca buku, melihat film, mengikuti kelas-kelas pendidikan menjadi orang tua dan berdiskusi dengan wanita lain, mencari tahu cara perawatan yang memungkinkan (paterson etal 1990)
Pada ultipara mereka telah mempunyai riwayat sendiri tentang melahirkan yang mempengaruhi persiapan persalinan. Cemas bisa timbal karena perhatian tentang jalan lahir yang aman selama proses persalinan (mercer, rubin 1975). Rasa cemas Madang-kadang tidak diperlihatkan tetapi bidan perla tahu syarat tersebut.
Ibu perlu diberikan pendidikan bagaimana perilaku yang benar selama persalinan.
Persiapan terbaik untuk melahirkan menurut Laderman, 1984 adalah :
a. menyadari kenyaaan secara sehat tentang nyeri
b. menyeimbangkan resiko dengan rasa senang
c. keinginan tentang hadiah akhir berupa bayi
J. PERSIAPAN LAKTASI
Payudara adalah sumber ASI yang merupakan makanan utama bagi bayi yang perlu diperhatikan dalam persiapan laktasi adalah :
Ø Bra harus sesuai dengan pembesaran payudara yang sifatnya menyokong payudara dari bawah, bukan menekan dari depan
Ø Sebaliknya ibu hamil masuk dalam kelas ”bimbingan persiapan menyusui”
Ø Penyuluhan (audio-visual) tentang :
· Keunggulan ASI dan kerugian susu botol
· Manfaat rawat gabung
· Perawatan bayi
· Gizo ibu hamil dan menyusui
· Keluarga berencana,dll
Ø Dukungan psikologis pada ibu untuk menghadapi persalinan dan keyakinan dalam keberhasilan menyusui
Ø Pelayanan pemeriksaan payudara dan senam hamil
Persiapan psikologis untuk ibu menyusui berupa sikap ibu dipengaruhi oleh faktor-faktor :
Ø Adat istiadat / kebiasaan / kebiasaan menyusui di daerah masing-masing
Ø Pengalaman menyusui sebelumnya / pengalaman menyusui dalam keluarga / tidak
Ø Pengetahuan tentang manfaat ASI, kehamilan yang diinginkan atau tidak
Ø Dukungan dari tenaga kesehatan, teman atau kerabat dekat.
Langkah-langkah yang harus diambil dalam mempersiapkan ibu secara kejiwaan untuk menyusui adalah :
§ Mendorong setiap ibu untuk percaya dan yakin bahwa ia dapat sukses dalam menyusui bayinya, menjelaskan pada ibu bahwa persalinan dan menyusui adalah proses alamiah yang hampir semua ibu berhasil menjalaninnya. Bila ada masalah, petugas kesehatan akan menolong dengan senang hati
§ Keyakinan ibu akan keuntungan ASI dan kerugian susu botol / formula
§ Memecahkan masalah yang timbul pada ibu yang mempunyai pengalaman menyusui sebelumnya, pengalaman kerabat atau keluarga lain
§ Mengikutsertakan suami atau anggota keluarga lain yang berperan dalam keluarga, ibu harus dapat beristirahat cukup untuk kesehatannya dan bayinya, sehingga perlu adanya pembagian tugas dalam keluarga
§ Setiap saat ibu diberi kesempatan untuk bertanya dan tenaga kesehatan harus dapat memperlihatkan perhatian dan kemauannya dalam membantu ibu sehingga keraguan atau ketakutan untuk bertanya tentang masalah yang dihadapinya.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari pembahasan makalah ini adalah :
1. Ibu hamil membtuhkan nutrisi 2 kali lebih banyak dari pada keadaan tidak hamil.
2. Ibu hamil membutuhkan istirahat yang cukup untuk relaksasi tubuhnya dalam mengatasi ketegangan fisik dan psikis selama hamil.
3. ASI merupakan makanan utama bagi bayi, oleh karena itu ibu harus mempersiapkannya selama kehamilan baik dalam hal perawatan maupun kualitas nutrisi pembentukan ASI.
4. Ibu hamil memerlukan imunisasi TT untuk menurunkan infeksi tetanus bagi ibu dan janinnya.
5. Dalam hal berpakaian ibu memerlukan pakaian yang membuat ibu nyaman.
6. Ibu harus mengetahui tanda-tanda bahaya bagi ibu dan janin baik pada kehamilan muda maupun dalam kehamilan lanjut, seperti perdarahan pervaginam, oedema, nyeriperut yang hebat, dll.
7. Ibu harus memperhatikan keadaan fisik ibu dan pengaruh hubungan seksual bagi kehamilannya.
8. Pesiapan persalinan dan kelahiran bayi harus direncanaklan oleh ibu selama kehamilannya.
9. Ibu dianjurkan mengikuti kegiatan senam hamil untuk membantu mempelancar proses persalinan.
10. Kunjungan kahamilan dilakukan mi nimal 4 kali selama kehamilan.
B. SARAN
Ibu hamil harus mendapatkan informasi mengenai kehamilannya. Informasi ini dapat diperoleh melalui penyuluhan-penyuluhan atau informasi langsung yang ditanyakan pada petugas kesehatan seperti bidan.
DAFTAR PUSTAKA
Saifuddin,
Sastrawinata, Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung : ELEMAN

Penyakit - Diseases

Diabetes
suatu penyakit yang terjadi karena tubuh kekurangan insulin, bisa karena pankreas tidak cukup atau hanya menghasilkan sedikit insulin, atau bisa juga karena sel tubuh melawan insulin yang dihasilkan – tidak bisa dicegah.

Diabetes
an illness that occurs when the body lacks insulin, either because the pancreas does not produce any or only a very small amount, or because the cells in the body are resistant towards the insulin it produces – is preventable.

Penyakit Malarian
adalah salah satu penyakit yang sering menyerang masyarakat Aceh melalui infeksi darah oleh parasit plasmodium.

Malarian Ailment
is one of the common diseases that is found in Aceh. It is a blood infection caused by a parasite called plasmodium.

Tuberkulosis
biasanya ditularkan melalui batuk seseorang. Seseorang biasanya terinfeksi jika mereka menderita sakit paruparu dan terdapat bakteria di dahak mereka.Dahak bercampur darah, batuk berdarah, sesak nafas dan nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, tidak enak badan, berkeringat tanpa ada kegiatan, demam lebih dari satu malam.

Tuberculosis
is usually transmitted from infectious people coughing. People are usually infectious when they have pulmonary disease and thus they have bacteria in their sputum.Sputum mixed with blood, bleeding cough, shortwinded and painful in breathing, weaken body, loss of appetite, loss of weight, nausea, sweating without any activities, fever overnights.

Sahrul Jam


clock-desktop.com

Jika Perasaannya Was2 Jangan Dimainkan Videonya By Sahrul Cau