Asuhan Keperawatan Pasien dengan Batu Saluran Kemih (Urolitiasis)
A. Nyeri berhubungan dengan cedera jaringan sekunder terhadap batu ginjal dan spasme otot polos (Engram, 1998).
Intervensi
Tujuan :
Mendemonstrasikan rasa nyeri hilang
Kriteria hasil :
Tidak ada nyeri, ekspresi wajah rileks, tak ada mengerang dan perilaku melindungi bagian yang nyeri, frekwensi nadi 60-100 kali/menit, frekwensi nafas 12-24 kali/menit
Intervensi
- Kaji dan catat lokasi, intensitas (skala 0-10) dan penyebarannya. Perhatikan tanda-tanda verbal : tekanan darah, nadi, gelisah, merintih.
- Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya melaporkan ke staf terhadap perubahan kejadian/karakteristik nyeri.
- Berikan tindakan untuk meningkatkan kenyamanan seperti pijatan punggung, lingkungan nyaman, istirahat.
- Bantu atau dorong penggunaan nafas berfokus, bimbingan imajinasi dan aktifitas terapeutik.
- Dorong/bantu dengan ambulasi sesuai indikasi dan tingkatkan pemasukan cairan sedikitnya 3-4 l/hari dalam toleransi jantung.
- Kolaborasi, berikan obat sesuai indikasi :
- narkotik
- antispasmmodik
- kortikosteroid
- Berikan kompres hangat pada punggung.
B. Perubahan pola eliminasi urine sehubungan dengan obstruksi mekanik, inflamasi (Doenges, 1999)
Intervensi
Tujuan :
Klien berkemih dengan jumlah normal dan pola biasa atau tidak ada gangguan.
Kriteria hasil :
Jumlah urine 1500 ml/24 jam dan pola biasa, tidak ada distensi kandung kemih dan oedema.
Rencana tindakan
- Monitor pemasukan dan pengeluaran serta karakteristik urine
- Tentukan pola berkemih normal klien dan perhatikan variasi.
- Dorong klien untuk meningkatkan pemasukan cairan.
- Periksa semua urine, catat adanya keluaran batu dan kirim ke laboratorium untuk analisa.
- Selidiki keluhan kandung kemih penuh : palpasi untuk distensi suprapubik. Perhatikan penurunan keluaran urine, adanya edema periorbital/tergantung.
- Observasi perubahan status mental, perilaku atau tingkat kesadaran.
- Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit, BUN kreatinin.
- Ambil urine untuk kultur dan sensitivitas.
- Berikan obat sesuai indikasi, contoh :
- asetazolamid, alupurinol
- HCT, klortaridon
- amonium klorida : kalium fosfat/natrium fosfat
- agen antigout
- antibiotik
- natrium bikarbonat
- asam askorbat
- Perhatikan patensi kateter tak menetap, bila menggunakan.
- Irigasi dengan asam atau larutan alkali sesuai indikasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar