Selasa, 01 September 2009

TONSILITIS AKUT

A.PENGERTIAN

Tonsilitis akut merupakan infeksi tonsil akut yang menimbulkan demam, lemah, nyeri tenggorokan dan gangguan menelan, dengan gejala dan tanda setempat yang radang akut. Sering kali peradangan juga mengenai dinding faring sehingga disebut juga tonsilofaringitis akut.


B.ETIOLOGI
Tonsilitis akut disebabkan oleh kuman jenis stafilokokkus atau streptokokkus terutama stafilokokkus B hemolitikus.


C.TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala yang sering ditemukan adalah :
Sering terjadi gangguan menelan ( disfagia) sehingga terjadi regurgitasi.
Resonator suara terganggu sehingga terjadi rinolalia
Demam yang tinggi.
Kadang-kadang ditemukan trismus dan hipersalivasi.


D.BENTUK-BENTUK TONSILITIS AKUT


Tonsilitis akut terdiri dari 2 bentuk yaitu :
Tonsilitis lakunaris
Tonsilitis yang mempunyai pseudomembran bercak-bercak.
Tonsilitis folikularis
Tonsilitis yang mempunyai pseudomembran yang berbintik-bintik.


Perbedaan tonsilitis bentuk akut, eksaserbasi akut dan kronik :
Akut
Tonsil hiperemis dan edema
Kripti tidak melebar
Destruitus +/-
Perlengketan –


Kronik eksaserbasi akut
Tonsil hiperemis dan edema
Kripti melebar
Destruitus +
Perlengketan


Kronik
Tonsil membesar/mengecil tidak hiperemis
Kripti melebar
Destruitus +
Perlengketan


E.PENGOBATAN/TERAPY
Tonsilitis akut.
Berikan antibiotik, analgesik, dan obat kumur.
Tonsilitis kronik eksaserbasi.
Penyembuhan radang, kemudian dilakukan tonsilektomi 2-6 minggu setelah peradangan tenang.
Tonsilitis kronik
Bila tonsilitis kronik tidak mengganggu biarkan.


F.KOMPLIKASI
Komplikasi dekat : dapt terjadi infiltrasi peritonsiler, abses peritonsiler, otitis media, limfedenitis regional, rinitis kronik dan sinusitis.
Komplikasi jauh : dapat terjadi meningitis, endokarditis, pleuritis, miositis, dapat pula terjadi sebagai fokal infeksi yang dapat menimbulkan glomerulusnefritis, dan rematoid artritis.


G.INDIKASI TONSILEKTOMI
Tonsilitis berulang-ulang dengan interval pendek.
Merupakan indikasi khusus untuk anak ( tonsilitis rekuren ) yang kambuh lebih dari 3 kali.
Obstruksi mekanik oleh tonsil yang hipertropy.
Tonsilitis hipertropy yang menyebabkan obstruksi sehingga terjadi gangguan menelan, dan penurunan berat badan, hiperplasia setelah infeksi mononukleosis dan riwayat demam reuma dengan gangguan jantung yang berhubungan dengan tonsilitis kronik yang sukar diatasi dengan antibiotik.
Tonsil sebagai fokal infeksi.
Abses peritonsiler
Rinitis berulang
Otitis media peritonsiler

H.KONTRA INDIKASI TONSILEKTOMI
Radang akut tonsil.
Demam, albuminuria.
Penyakit paru-paru
Penyakit darah.
Hipertensi.
Poliomielitis epidemik

TONSILITIS

A.Pengertian
Tonsilitis merupakan peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh bakteri atau kuman streptococcusi beta hemolyticus, streptococcus viridans dan streptococcus pyogenes dapat juga disebabkan oleh virus, pada tonsilitis ada dua yaitu :

-Tonsilitis Akut dan
-Tonsilitis Kronik

B.Etiologi

Disebabkan oleh kuman streptococcus beta hemolyticus, streptococcus viridans dan streptococcus pyogenes yang menjadi penyebab terbanyak dapat juga disebabkan oleh virus.
Faktor predisposis adanya rangsangan kronik (rokok, makanan), pengaruh cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat dan higiene, mulut yang buruk.



C.Patofisiologi

Penyebab terserang tonsilitis akut adalah streptokokus beta hemolitikus grup A. Bakteri lain yang juga dapat menyebabkan tonsilitis akut adalah Haemophilus influenza dan bakteri dari golongan pneumokokus dan stafilokokus. Virus juga kadang–kadang ditemukan sebagai penyebab tonsilitis akut.

1.Pada Tonsilitis Akut

Penularan terjadi melalui droplet dimana kuman menginfiltrasi lapisan Epitel kemudian bila Epitel ini terkikis maka jaringan Umfold superkistal bereaksi dimana terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfo nuklear.

2.Pada Tonsilitif Kronik

Terjadi karena proses radang berulang maka Epitel mukosa dan jaringan limpold terkikis, sehingga pada proses penyembuhan jaringan limpold, diganti oleh jaringan parut. Jaringan ini akan mengerut sehingga ruang antara kelompok melebar (kriptus) yang akan di isi oleh detritus proses ini meluas hingga menembus kapsul dan akhirnya timbul purlengtan dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris.
Jadi tonsil meradang dan membengkak, terdapat bercak abu–abu atau kekuningan pada permukaannya, dan jika berkumpul maka terbentuklah membran. Bercak–bercak tersebut sesungguhnya adalah penumpukan leukosit, sel epitel yang mati, juga kuman–kuman baik yang hidup maupun yang sudah mati.


D. Manisfestasi Klinis

Keluhan pasien biasanya berupa nyeri tenggorokan, sakit menelan, dan kadang–kadang pasien tidak mau minum atau makan lewat mulut. Penderita tampak loyo dan mengeluh sakit pada otot dan persendian. Biasanya disertai demam tinggi dan napas yang berbau, yaitu :

• Suhu tubuh naik sampai 40 oC.
• Rasa gatal atau kering ditenggorokan.
• Lesu.
• Nyeri sendi, odinofagia.
• Anoreksia dan otolgia.
• Bila laring terkena suara akan menjadi serak.
• Tonsil membengkak.
• Pernapasan berbau.

E. Komplikasi
• Otitis media akut.
• Abses parafaring.
• Abses peritonsil.
• Bronkitis,
• Nefritis akut, artritis, miokarditis.
• Dermatitis.
• Pruritis.
• Furunkulosis.

F. Pemeriksaan Penunjang
• Kultur dan uji resistensi bila perlu.
• Kultur dan uji resistensi kuman dari sediaan apus tonsil.

G. Penatalaksanaan Medis

Sebaiknya pasien tirah baring. Cairan harus diberikan dalam jumlah yang cukup, serta makan makanan yang berisi namun tidak terlalu padat dan merangsang tenggorokan. Analgetik diberikan untuk menurunkan demam dan mengurangi sakit kepala. Di pasaran banyak beredar analgetik (parasetamol) yang sudah dikombinasikan dengan kofein, yang berfungsi untuk menyegarkan badan.
Jika penyebab tonsilitis adalah bakteri maka antibiotik harus diberikan. Obat pilihan adalah penisilin. Kadang–kadang juga digunakan eritromisin. Idealnya, jenis antibiotik yang diberikan sesuai dengan hasil biakan. Antibiotik diberikan antara 5 sampai 10 hari.
Jika melalui biakan diketahui bahwa sumber infeksi adalah Streptokokus beta hemolitkus grup A, terapi antibiotik harus digenapkan 10 hari untuk mencegah kemungkinan komplikasi nefritis dan penyakit jantung rematik. Kadang–kadang dibutuhkan suntikan benzatin penisilin 1,2 juta unit intramuskuler jika diperkirakan pengobatan orang tidak adekuat.

• Terapi obat lokal untuk hegiene mulut dengan obat kumur atau obat isap.
• Antibiotik golongan penisilin atau sulfonamida selama 5 hari.
• Antipiretik.
• Obat kumur atau obat isap dengan desinfektan.
• Bila alergi pada penisilin dapat diberikan eritromisin atau klindamigin.

DAFTAR PUSTAKA
Belden MD. THT : www. emedicine. com. Last Updated 24 Juni 2003.
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. FKUI. Jakarta.
Saten S. Chalazion. Taken From : www. emedicine. com. Last Updated : 5 Juli 2007

Sabtu, 15 Agustus 2009

Infeksi Amuba yang Hidup Bebas

Infeksi Parasit

DEFINISI

Amuba yang hidup bebas ialah protozoa yang tinggal di tanah atau air dan tidak harus tinggal pada orang atau binatang. Walaupun mereka jarang menyebabkan infeksi pada manusia, jenis amuba tertentu bisa menyebabkan penyakit yang mengancam kehidupan yang serius. Penyakit yang paling sering disebabkan oleh amuba yang hidup bebas adalah amebic meningoencephalitis, granulomatous amebic radang otak, dan amebic keratitis.

  1. Primary Amebic Meningoencephalitis

    Primary amebic meningoencephalitis jarang terjadi, biasanya infeksi yang fatal pada sistem saraf pusat (otak dan saraf tulang belakang) yang disebabkan oleh Naegleria fowleri.

    Amuba yang menyebabkan infeksi ini hidup di air yang segar, seringkali pada air yangmenggenang di seluruh dunia. Waktu orang, biasanya anak-anak atau orang dewasa muda, berenang di air tercemar, amuba bisa memasuki sistem saraf pusat lewat membran lendir hidung. Kalau mereka mencapai otak, mereka menyebabkan radang, kematian jaringan, dan pendarahan.

    Gejala mulai dalam 1 sampai 2 minggu. Kadang-kadang gejala pertama adalah perubahan dalam membaui atau mengecapa. Kemudian, orang mengalami sakit kepala, leher kaku, sensitivitas terhadap cahaya, mual, dan muntah. Mereka mungkin menjadi bingung dan mengantuk dan mungkin mengalami seizures. Infeksi bisa berkembang secara cepat, menyebabkan kematian dalam 10 hari.

    Dokter mencurigai infeksi pada orang yang mempunyai gejala dan sudah berenang baru-baru ini di air alam, tetapi diagnosa sulit untuk dikonfirmasi. Ketukan tulang belakang (injeksi lumbar) dilakukan untuk mendapatkan sampel cairan cerebrospinal. Tes ini bisa meniadakan penyebab infeksi radang selaput dan otak lain, tetapi dokter tidak selalu dapat menemukan amuba pada sampel.

    Karena sedikit orang yang dapat bertahan, menentukan pengobatan terbaik menjadi sulit. Sedikit obat anti jamur dan antibiotika dapat menolong. Amphotericin B dapat disuntikkan ke dalam vena (dengan infus) atau ke dalam ruang di sekitar kanal tulang belakang (secara intrathecal). Kadang-kadang miconazole, rifampin, atau sulfisoxazole, diberikan secara oral, juga diberi. Miconazole dapat diberikan secara intrathecal.

  2. Granulomatous Amebic Encephalitis

    Radang otak Granulomatous amebic adalah infeksi sistem saraf pusat yang fatal yang disebabkan oleh spesies Acanthamoeba yang langka atau Balamuthia mandrillaris. Biasanya terjadi pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang melemah atau kesehatannya buruk.

    Amuba yang menyebabkan infeksi ini tinggal di air, tanah, dan debu di seluruh dunia. Banyak orang terpapar, tetapi sedikit yang terinfeksi. Biasanya terjadi pada orang yang sistem imunitasnya melemah atau kesehatanny secara umum buruk. Amuba mungkin masuk lewat kulit atau paru-paru dan menjalar ke otak lewat aliran darah.

    Gejala mulai secara perlahan. Orang mungkin mengalami demam dengan tingkat yang rendah, pandangan kabur, berubah kepribadian, dan bermasalah dengan berbicara, koordinasi, atau pandangan. Satu sisi badan atau muka mungkin menjadi lumpuh. Luka mungkin timbul di kulit. Sakit kepala dan pusing biasa terjadi. Kebanyakan orang terinfeksi meninggal, biasanya 7 sampai 120 hari sesudah gejala dimulai.

    Computed tomography (CT) scan dan ketukan tulang belakang biasanya dilakukan. Tes ini menolong meniadakan penyebab lainnya tetapi biasanya tidak bisa memperkuat diagnosa. Luka biasanya berisi amuba dan, jika ada, dilakuakn biopsi. Diagnosa sering dibuat setelah kematian.

    Beberapa antifungal obat dan antibiotika dapat digunakan. Dibromopropamidine, pentamidine, atau propamidine nampaknya paling berguna. Yang lain termasuk amphotericin B, fluorocytosine, itraconazole, ketoconazole, miconazole, neomycin, paromomycin, atau trimethoprim-sulfamethoxazole

  3. Amebic Keratitis

    Amebic keratitis adalah infeksi kornea yang disebabkan oleh spesies Acanthamoeba. Biasanya terjadi pada orang yang memakai lensa kontak.

    Amebic keratitis mungkin secara progresif merusak. Kebanyakan (85%) orang ditulari memakai lensa kontak. Infeksi lebih mungkin terjadi jika lensa dipakai selama berenang atau jika cairan pembersih lensa yang digunakan tidak steril. Beberapa infeksi timbul sesudah kornea terkikis.

    Biasanya, luka nyeri timbul di kornea. Gejala termasuk mata kemerahan, produksi air mata berlebihan, sensasi adanya benda asing, dan rasa sakit kalau mata terkena cahaya terang. Penglihatan biasanya rusak.

    Untuk diagnosa dokter mengambil sample dari kornea.

    Awalnya, infeksi yang tidak serius bisa diobati lebih mudah. Jika luka tidak serius, dokter menggunakan alat dengan ujung kapas kapas untuk menyingkirkan sel yang terinfeksi dan rusak. Kombinasi dari dua atau lebih obat antimikroba, seperti polyhexamethylene biguanide (dulu digunakan sebagai desinfekstan kontak lensa) ditambah propamidine (digunakan secara topikal/dioleskan), yang paling baik bekerjanya. Mereka digunakan sekali sejam untuk 3 hari pertama. Obat lain digunakan secara topikal (seperti obat anti jamur clotrimazole atau fluconazole atau antibiotika chlorhexidine) kadang-kadang juga digunakan. Fluconazole atau itraconazole dapat diminum, khususnya jika infeksi hebat. Pengobatan intensif pada bulan pertama, lalu lambat laun berkurang sewaktu penyembuhan terjadi. Pengobatan sering dilakukan 6 sampai 12 bulan. Jika pengobatan dihentikan terlalu cepat, infeksi mungkin berulang. Pembedahan untuk memperbaiki kornea (keratoplasty) jarang diperlukan kecuali kalau diagnosa dan pengobatan terlambat.


Obat Terkait
BERNESTEN
CLONITIA
COMBIDERM
HELTISKIN

Penyakit - Diseases

Diabetes
suatu penyakit yang terjadi karena tubuh kekurangan insulin, bisa karena pankreas tidak cukup atau hanya menghasilkan sedikit insulin, atau bisa juga karena sel tubuh melawan insulin yang dihasilkan – tidak bisa dicegah.

Diabetes
an illness that occurs when the body lacks insulin, either because the pancreas does not produce any or only a very small amount, or because the cells in the body are resistant towards the insulin it produces – is preventable.

Penyakit Malarian
adalah salah satu penyakit yang sering menyerang masyarakat Aceh melalui infeksi darah oleh parasit plasmodium.

Malarian Ailment
is one of the common diseases that is found in Aceh. It is a blood infection caused by a parasite called plasmodium.

Tuberkulosis
biasanya ditularkan melalui batuk seseorang. Seseorang biasanya terinfeksi jika mereka menderita sakit paruparu dan terdapat bakteria di dahak mereka.Dahak bercampur darah, batuk berdarah, sesak nafas dan nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, tidak enak badan, berkeringat tanpa ada kegiatan, demam lebih dari satu malam.

Tuberculosis
is usually transmitted from infectious people coughing. People are usually infectious when they have pulmonary disease and thus they have bacteria in their sputum.Sputum mixed with blood, bleeding cough, shortwinded and painful in breathing, weaken body, loss of appetite, loss of weight, nausea, sweating without any activities, fever overnights.

Sahrul Jam


clock-desktop.com

Jika Perasaannya Was2 Jangan Dimainkan Videonya By Sahrul Cau